Universitas Danantara: Harapan Baru atau Cuma Proyek Elitis?

Logo Danantara/ Kompas.com

SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Belakangan ini nama Universitas Danantara lagi rame dibahas. Kampus ini digagas oleh superholding investasi BUMN bernama Danantara (Daya Anagata Nusantara).

Misinya gede banget: jadi corporate university kelas dunia yang fokus di Artificial Intelligence, engineering, sampai manajemen SDM, dengan menggandeng kampus top kayak Tsinghua, Stanford, Columbia, sampai INSEAD.

Keren? Iya.
Tapi apakah ini benar-benar perlu, atau cuma proyek mercusuar yang ujung-ujungnya jauh dari rakyat? Yuk, kita bedah sisi pro dan kontra dari Universitas Danantara.

Pro: Kenapa Universitas Danantara Layak Dukung?

1. Cetak SDM Kelas Dunia
Indonesia butuh talenta top, bukan cuma jadi penonton teknologi global. Dengan Danantara, anak muda berbakat bisa langsung belajar di kampus terbaik dunia, lalu pulang bawa ilmu & jaringan internasional.

2. Alih Teknologi Lebih Cepat
Daripada nunggu transfer teknologi lewat kontrak bisnis, kirim 200 mahasiswa/talenta per tahun ke luar negeri jelas lebih praktis. Baliknya bisa langsung diterapkan di BUMN dan industri strategis.

4. Branding Indonesia Naik Level
Punya corporate university bertaraf internasional bikin citra Indonesia naik. Dunia bakal lihat kita bukan cuma negara berkembang, tapi juga siap jadi pemain utama di bidang AI, green engineering, dan leadership.

5. Investasi Jangka Panjang
Kalau aset negara triliunan cuma diputer di bisnis, hasilnya terbatas. Investasi ke otak dan ilmu bisa kasih efek berlipat ganda buat masa depan ekonomi bangsa.

Kontra: Kritik Pedas buat Universitas Danantara

1. Terlalu Buru-buru
Danantara sendiri baru lahir awal 2025, tapi langsung bikin universitas. Banyak yang bilang, “kok belum ada bisnis nyata udah bikin kampus?” Jadi kelihatan kayak proyek show-off.

2. Risiko Jadi Elitis
Kalau seleksi pesertanya nggak transparan, bisa-bisa yang masuk cuma anak pejabat atau orang dalam. Bukannya cetak SDM nasional, malah jadi klub eksklusif.

3. Dana Raksasa, Hasil Belum Jelas
Bangun universitas internasional butuh duit segunung. Kritiknya: kenapa nggak fokus dulu ke sektor yang jelas-jelas butuh modal, kayak kesehatan, riset pangan, atau infrastruktur energi?

4. Bisa Nyaingin, Bukan Nambahin
Alih-alih kerja bareng kampus lokal kayak UI, ITB, UGM, ada yang khawatir Danantara University malah jadi saingan baru. Padahal pendidikan tinggi kita masih banyak PR.

Jadi, Harapan atau Beban?

Universitas Danantara ibarat pedang bermata dua. Kalau serius, transparan, dan terbuka buat banyak kalangan, kampus ini bisa jadi mesin pencetak talenta global yang bikin Indonesia melesat.

Tapi kalau salah kelola, ya bisa-bisa cuma jadi proyek elitis yang jauh dari rakyat, sementara masalah pendidikan dasar dan ketimpangan akses masih numpuk. Kesannya malah cuman jadi proyek pencitraan semata. (Red)

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like