
SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Inovasi digital karya anak muda asal Kota Semarang kembali menorehkan prestasi. Aplikasi SPARTAV, platform digital advertising berbasis pemberdayaan masyarakat yang dikembangkan untuk membantu promosi brand, bisnis lokal dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), berhasil menembus 42 besar dari seleksi 121 peserta dari dalam program inkubasi bisnis Jagoan Indonesia 2025 yang diselenggarakan oleh Bappeda Kota Semarang bersama sejumlah mitra strategis nasional.
SPARTAV, singkatan dari “Smart Partnertship Advertising Virtual” merupakan aplikasi promosi digital dengan mempertemukan UMKM lokal bersama jejaring komunitas dan masyarakat yang menjadi UNI (Ultra-Nano Influencer) dalam membantu promosi digital yang tersebar di berbagai wilayah, terutama di Kota Semarang.
Founder SPARTAV, Yanuar Aris Budiharto, mengatakan, aplikasi buatannya bersama tim memfasilitasi pelaku usaha kecil untuk menjangkau pasar dengan cara yang mudah, murah, dan terukur, melalui sistem penugasan kampanye digital yang bisa dijalankan oleh siapa saja, dari mana saja.
“Model kerja Spartav tidak hanya berbasis teknologi, tapi juga membangun jejaring kerelawanan dan semangat gotong royong digital di akar rumput,” terangnya Sabtu (2/8/2025).
Ia menambahkan, aplikasi SPARTAV memberi perhatian besar pada problem Indonesia saat ini pertama kesenjangan peluang pekerjaan dan jumlah pelamar. Kemudian, pada sisi lain ada banyak bisnis lokal skala UMKM dengan keterbatasan akses promosi di ruang digital.
Yanuar Aris menjelaskan, di tengah tantangan pelaku UMKM dan rendahnya literasi ekonomi digital di wilayah semi-urban SPARTAV hadir lewat fitur dashboard sederhana, UMKM bisa mengunggah produk, menjadwalkan konten promosi, memilih kanal distribusi (seperti WhatsApp, Instagram, atau TikTok), serta memantau dampak penyebarannya melalui sistem analitik internal.
”Alhamdulillah dari penjaringan ini, kami lolos 42 besar, yang dianggap memiliki visi dan prospek bisnis oleh Jagoan Indonesia bersama Bappeda Kota Semarang. Untuk total peserta sendiri ada 294 dari ratusan tim bisnis itu Spartav berhak mengikuti sesi mentoring offline dan pitching pendanaan bisnis,” katanya.
Pria yang juga merupakan CEO EVENTRUE Digital Branding & Marketing Agency itu menegaskan, aplikasi SPARTAV ibaratnya adalah sebuah lokomotif yang mempertemukan banyak pihak mulai pelaku bisnis skala UMKM, pengguna media sosial dengan pengikut dibawah 1.000 atau ultra nano influencer (UNI).
Alumni FISIP Unwahas itu melanjutkan, Spartav memiliki daya tumbuh dan potensi replikasi tinggi di berbagai wilayah. Pasalnya, Spartav sebagai contoh kolaborasi teknologi dan semangat komunitas yang autentik.
”Saat ini, kami tengah menjalin kemitraan dengan organisasi kepemudaan, pesantren, koperasi desa, serta jaringan alumni pendidikan vokasi untuk memperluas inklusi digital. Pasukan iklan kami jumlahnya ada ratusan dan terus tumbuh dari berbagai daerah di Indonesia,” ujarnya
Aplikasi tersebut, kata dia, ditargetkan dapat memberdayakan ratusan ribu masyarakat untuk menjadi pasukan iklan dan promosi, agar bisa membantu banyak mitra UMKM aktif hingga akhir 2025, terutama di wilayah yang belum terhubung dengan ekosistem digital mapan.
Dengan lolosnya Spartav ke 42 besar Jagoan Indonesia, lanjutnya jalan menuju transformasi digital berbasis komunitas bagi pelaku usaha kecil tampak semakin terbuka.
”Terimakasih Bappeda Kota Semarang melalui event Semarak Muda 2025 memberi kesempatan talenta muda Semarang mengenalkan Spartav bukan sekadar aplikasi, tapi merepresentasikan ikhtiar kolektif membangun ekosistem ekonomi digital yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan dari desa hingga kota,” jelasnya.
Program inkubasi Jagoan Indonesia sendiri merupakan ajang seleksi ide bisnis berdampak sosial yang menjaring lebih dari 1.200 proposal dari berbagai daerah di Indonesia.
Para peserta yang lolos untuk mengikuti program inkubasi akan mendapatkan pelatihan, mentoring, dan peluang pitching di hadapan investor dan jejaring penggerak ekonomi nasional.
Para mentor antara lain, Pukka Simbolon Founder Capcapung, kemudian ada Danar Indra Founder Carabicara, lalu Hari Obbie Founder Kamu Juga Bisa, dan Arif Bawono Founder Let’s Play Indonesia. (*)