
SUARAMUDA, PURWOREJO — Upaya meningkatkan kemampuan literasi santri di bidang jurnalistik terus dilakukan oleh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Melalui tim jurnalistiknya, pondok yang diasuh oleh KH. Achmad Chalwani ini belum lama ini menggelar kegiatan Sharing Jurnalistik pada Minggu (1/6/2025), bertempat di ruang rapat Becos Café Purworejo.
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini, Kepala Biro NU Online Jawa Tengah, Lukman Hakim.
Di hadapan para santri, Lukman menekankan pentingnya kemampuan jurnalistik yang tidak hanya untuk menjadi jurnalis, tetapi juga sebagai sarana melatih keterampilan berbahasa dan berpikir kritis.
“Jurnalistik ini penting bagi santri. Bukan semata-mata agar menjadi jurnalis, tapi lebih kepada bagaimana kita memahami struktur kalimat, mengenali ejaan yang benar, serta menulis secara menarik agar pembaca betah membaca karya kita,” terangnya.
Lebih lanjut, Lukman menjelaskan teknik dasar dalam penulisan berita, termasuk unsur 5W+1H (apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana) serta penggunaan pola piramida terbalik dalam struktur berita hard news.
“Dalam penyusunan berita, santri harus mampu menyusun informasi mulai dari yang sangat penting hingga yang kurang penting,”imbuh sosok muda NU yang juga mahasiswa Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Walisongo Semarang ini.
“Ini kita kenal dengan piramida terbalik, mulai dari lead (teras berita), body (isi), hingga foot (penutup),”ujarnya.
Praktik Menulis Berita
Menariknya lagi, kegiatan ini tidak berhenti pada pemaparan teori semata. Para peserta juga diajak langsung untuk praktik menulis berita berdasarkan jalannya kegiatan hari itu.
Moderator kegiatan, Muhammad Mukromin, menjelaskan bahwa Sharing Jurnalistik ini diadakan sebagai sarana untuk menggugah semangat menulis di kalangan santri.
“Harapannya para santri terdorong untuk aktif menulis di media internal pondok. Dengan begitu, semangat literasi dapat tumbuh dan manfaatnya bisa dirasakan lebih luas oleh masyarakat,” ujarnya.
Senada, Ketua Tim Multimedia An-Nawawi, Zaenul Haq, menyampaikan bahwa website resmi pondok sebenarnya sudah lama tersedia. Namun karena masih minimnya literasi media di kalangan santri, fungsinya belum optimal.
“Website pondok selama ini hanya digunakan untuk informasi penerimaan santri baru. Dengan adanya kegiatan ini, semoga bisa menjadi langkah awal untuk menghidupkan kembali website pondok melalui tulisan-tulisan santri,” jelasnya.
Ia pun berharap kegiatan ini menjadi pemantik semangat baru di kalangan santri untuk lebih aktif menulis dan menyebarluaskan nilai-nilai keislaman serta kepesantrenan melalui media digital.
“Semoga setelah acara ini, semangat menulis di lingkungan pesantren bisa tumbuh kembali. Kita bersama-sama isi website pondok dengan konten yang positif dan mendidik,” pungkasnya. (Red)