
SUARAMUDA, SEMARANG – Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) masih menjadi pembahasan menarik di kalangan mahasiswa. Di tengah era globalisasi, relevansi PKn dewasa ini kerap kali dipertanyakan.
Sebagai mata pelajaran yang bertujuan membentuk karakter, PKn memiliki peran penting. Namun, banyak mahasiswa merasa materi PKn tidak lagi sesuai dengan kebutuhan zaman.
PKn mengajarkan nilai-nilai kebangsaan seperti Pancasila, demokrasi, dan toleransi. Nilai-nilai ini dibutuhkan untuk menjaga persatuan di masyarakat multikultural.
Mahasiswa berpendapat bahwa PKn membantu memahami identitas sebagai warga negara Indonesia. Hal ini penting di tengah arus globalisasi yang membawa banyak pengaruh asing.
Tantangan baru muncul di era teknologi digital. Penyebaran berita palsu, radikalisme, dan konflik di media sosial menjadi ancaman nyata. PKn memiliki potensi untuk mengajarkan literasi digital kepada generasi muda. Dengan literasi digital, mahasiswa dapat berpikir kritis dan bijak dalam menggunakan teknologi.
PKn juga berperan penting dalam membangun kesadaran politik. Banyak generasi muda yang apatis terhadap isu politik dan pemerintahan. Melalui PKn, mahasiswa diajarkan tentang sistem politik dan hak warga negara.
Hal ini membantu mereka lebih kritis terhadap kebijakan pemerintah. Kesadaran politik ini juga menjadi langkah awal dalam membentuk generasi yang aktif berkontribusi untuk bangsa.
Di sisi lain, globalisasi membawa risiko kehilangan identitas nasional.
PKn dapat memperkuat nilai-nilai kebangsaan yang menjadi penyeimbang arus budaya global. Selain itu, PKn membantu membentuk karakter berwawasan demokrasi.
Hal ini penting untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam demokrasi digital. Dengan memahami nilai-nilai ini, generasi muda dapat lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan global.
Kurang Menarik
Meski relevan, metode pengajaran PKn sering dikritik karena kurang menarik. Banyak mahasiswa menganggap metode pembelajaran terlalu monoton.
Mereka menyarankan penggunaan teknologi digital dalam pengajaran. Media seperti video dan simulasi interaktif dianggap lebih efektif. Hal ini akan membuat pelajaran PKn lebih mudah dipahami dan diminati oleh generasi muda.
Kurikulum PKn juga perlu disesuaikan dengan tantangan zaman. Materi seperti etika digital dan tanggung jawab bermedia sosial perlu ditambahkan. Hal ini akan meningkatkan relevansi PKn di era modern.
Selain itu, materi tentang peran aktif warga negara dalam menjaga keberagaman dan menghadapi isu lingkungan global juga dapat dimasukkan. Dengan begitu, PKn tidak hanya mengajarkan nilai-nilai kebangsaan tetapi juga keterampilan praktis yang relevan.
Urgensi Pembelajaran PKn
Mahasiswa menilai PKn membantu mereka memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara. Pemahaman ini menjadi dasar dalam menjaga keharmonisan sosial dan meminimalisir konflik. Di tengah derasnya informasi yang tidak selalu benar, PKn memberikan panduan etis dan nilai moral yang kuat.
Lantas, mengapa PKn sering diperdebatkan? Kritik utama terletak pada penyampaian materi yang dianggap terlalu teoritis.
Padahal, mahasiswa ingin pembelajaran PKn lebih aplikatif. Dengan pembaruan metode pengajaran dan materi yang relevan, PKn dapat menjadi sarana edukasi yang efektif di era modern.
Bagaimana cara membuat PKn tetap relevan? Kurikulum harus diperbarui dan metode pengajaran perlu lebih interaktif.
Penggunaan teknologi dan pendekatan kreatif dapat menarik minat mahasiswa. Pemerintah, pendidik, dan mahasiswa perlu bekerja sama untuk memastikan PKn tetap relevan.
Secara keseluruhan, PKn tetap relevan sebagai sarana membentuk karakter generasi muda. Namun, pembaruan kurikulum dan metode pembelajaran sangat diperlukan.
Dengan pendekatan yang inovatif, PKn dapat memenuhi kebutuhan generasi muda. Hal ini akan membuat PKn lebih aplikatif dan menarik bagi mahasiswa.
PKn juga berfungsi sebagai alat untuk menghadapi tantangan global. Dengan memahami nilai-nilai kebangsaan, mahasiswa lebih siap bersaing di kancah internasional.
Hal ini penting untuk memastikan generasi muda memiliki karakter yang kuat. Dengan demikian, PKn tetap menjadi fondasi penting dalam membangun bangsa yang berintegritas dan berdaya saing tinggi. (Red)
*) Tim Penulis: M. Hafidz Dwi Aryawan, M. Arya Rivandi, Elbetson Dakhi dan Faried Al Fauzi, mahasiswa Prodi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Pamulang
**) Artikel ini susuaun untuk memenuhi tugas kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, Dosen Pengampu Dr. Herdi Wisman Jaya