SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Tanggal 7 November tiap tahunnya bukan cuma tanggal biasa. Yup, ini Hari Wayang Nasional! Tapi jangan salah, ini bukan cuma soal boneka kulit yang dimainkan di balik kelir putih, ya.
Lebih dari itu, wayang adalah kisah tentang jati diri bangsa — seni, filosofi, dan spiritualitas yang udah jadi napas budaya Indonesia selama ribuan tahun.
Dari “Bayangan” Jadi Warisan Dunia
Kata wayang sendiri berasal dari kata “bayangan”. Coba deh bayangin suasana malam, dengan lampu blencong yang temaram, dan bayangan tokoh-tokoh di layar. Magis banget, kan?
Dalam kitab Nagara Kertagama karya Mpu Prapanca (1365), wayang udah disebut sebagai hiburan istana Majapahit. Tapi sebenarnya, akar kesenian ini jauh lebih tua—bahkan dari zaman sebelum masuknya Hindu di Nusantara!
Awalnya, wayang muncul dari tradisi penghormatan kepada arwah leluhur. Tokoh-tokoh dalam pertunjukan mewakili para leluhur yang dianggap bijak dan membawa pesan moral.
Saat pengaruh Hindu-Buddha masuk, kisah epik Ramayana dan Mahabharata pun diadaptasi, lahirlah tokoh-tokoh legendaris kayak Arjuna, Werkudara, sampai Semar.
Nah, pas Islam datang, Walisongo—terutama Sunan Kalijaga—nggak menolak wayang, tapi justru menggunakannya buat berdakwah!
Cerita-cerita disesuaikan dengan nilai Islam, tapi tetap mempertahankan rasa dan filosofi Jawa.
Dari sinilah lahir Punokawan: Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong — sosok jenaka yang nyindir penguasa tapi juga jadi simbol kebijaksanaan rakyat.
Dari Keraton ke Dunia
Fast forward ke abad modern. Wayang nggak cuma bertahan, tapi juga mendunia! Tepat pada 7 November 2003, UNESCO resmi menetapkan Wayang Indonesia sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity alias “Mahakarya Warisan Budaya Lisan dan Takbenda Umat Manusia.”

Pengakuan ini jadi bukti kalau wayang bukan cuma milik Jawa, tapi juga warisan dunia. Dan momen bersejarah itulah yang kemudian dijadikan dasar lahirnya Hari Wayang Nasional.
Lewat Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2018, Presiden Joko Widodo menetapkan tanggal 7 November sebagai Hari Wayang Nasional — sebagai bentuk penghargaan terhadap seni yang udah jadi simbol moral, spiritual, dan sosial bangsa Indonesia.
Wayang Hari Ini: Bukan Cuma Nostalgia
Hari Wayang Nasional bukan sekadar perayaan nostalgia. Di tengah derasnya budaya digital, wayang justru bisa jadi inspirasi keren buat generasi muda.
Bayangin aja — filosofi Semar yang bijak bisa diangkat jadi konten edukatif, Gareng dan Petruk bisa jadi karakter animasi, bahkan cerita Mahabharata bisa dikemas ulang jadi series epik masa kini.
Wayang adalah cara bangsa ini bercermin — dari masa lalu, untuk memahami masa depan. Jadi, kalau kamu ngerasa modern, don’t forget your roots!
Karena di balik setiap kelir dan bayangan wayang, tersimpan cahaya jati diri Indonesia. (Red)