
SUARAMUDA.NET, PAMEKASAN — Santri putri Pondok Pesantren Syekh Abdurrahman sukses menciptakan inovasi teknologi berupa mesin lipat baju otomatis yang terintegrasi dengan tempat setrika dan jemuran.
Karya kreatif yang dirancang menggunakan sistem pemrograman Arduino ini lahir dari komunitas belajar BIT (Belajar Ilmu Teknologi), dengan bimbingan guru pendamping, Fadhol Ilul Anam.
Produk tersebut kini diikutsertakan dalam Lomba Produk Pembelajaran Siswa pada peringatan Hari Guru Nasional (HGN) Kementerian Agama Kabupaten Pamekasan.
Dalam ajang lomba tersebut, para santri dengan percaya diri mempresentasikan cara kerja mesin berwarna kuning itu di hadapan dewan juri dan peserta lain.
Produk ini dinilai unik karena tidak hanya mampu melipat pakaian secara otomatis, tetapi juga dilengkapi fasilitas penyetrikaan serta jemuran.
Sontak, alat tersebut langsung menarik perhatian, bahkan mendapat apresiasi dari para peserta yang hadir.
“Awalnya ide ini muncul dari kegiatan sehari-hari, di mana banyak waktu terbuang hanya untuk melipat pakaian. Kami ingin menciptakan sesuatu yang bermanfaat, mudah digunakan, dan membantu meringankan pekerjaan rumah,” ungkap salah satu santri anggota tim.
Guru pendamping, Fadhol Ilul Anam, menuturkan bahwa proses pembuatan alat ini menjadi ajang belajar sekaligus tantangan bagi para santri.
“Arduino kami pilih karena sederhana namun mendidik. Dengan media ini, santri bisa belajar logika pemrograman, mengembangkan kreativitas, sekaligus membuktikan bahwa pesantren juga mampu menghasilkan karya inovatif, “jelasnya.
Pembuatan mesin ini membutuhkan kerja sama tim yang solid. Para santri harus mempelajari dasar-dasar pemrograman, merangkai sistem motor penggerak, serta mendesain kerangka yang sesuai.
Meski sempat menghadapi kendala teknis, semangat kebersamaan dan arahan guru membuat produk ini dapat berfungsi dengan baik dan layak dipresentasikan di tingkat lomba.
Produk inovatif ini dibawa dan dipresentasikan oleh siswi MTs Syekh Abdurrahman yakni Lubna dan Firda yang menjadi bagian dari tim komunitas BIT.
Kehadiran mereka di ajang lomba HGN Kemenag Pamekasan menjadi bukti nyata bahwa santri putri tingkat menengah sudah mampu menghasilkan karya teknologi yang bermanfaat luas.
Pengasuh Pondok Pesantren Syekh Abdurrahman, Kyai Hamid, menyampaikan rasa bangga atas pencapaian santri putrinya.
“Kami sangat mengapresiasi karya anak-anak ini. Kehadiran mereka di lomba HGN Kemenag menjadi bukti bahwa santri tidak hanya mendalami ilmu agama, tetapi juga mampu berkontribusi dalam bidang teknologi. Harapan kami, inovasi ini bisa memberi manfaat nyata bagi masyarakat, “ujarnya.
Keikutsertaan dalam ajang lomba HGN Kemenag Pamekasan diharapkan mampu memotivasi santri lain untuk terus berkreasi.
Selain sebagai media pembelajaran, produk ini juga memiliki potensi untuk dikembangkan secara komersial, menjawab kebutuhan masyarakat yang semakin menuntut efisiensi.
Dengan dukungan penuh dari komunitas BIT, para pembimbing, dan Kyai Hamid sebagai pengasuh, Pondok Pesantren Syekh Abdurrahman optimis dapat melahirkan generasi santri yang religius, cerdas, inovatif, serta siap menghadapi tantangan era digital. (Red)