Dari Mataram ke Provinsi: Inilah Kisah Lahirnya Jawa Tengah

SUARAMUDA.NET, SEMARANG — Kalau ngomongin Jawa Tengah, yang kebayang biasanya kota-kota hits kayak Semarang, Solo, atau Magelang. Tapi tahu nggak sih, provinsi yang sekarang berusia 80 tahun ini punya sejarah panjang banget sebelum resmi lahir jadi daerah administratif.

Awalnya, wilayah Jawa Tengah masuk dalam kekuasaan Kesultanan Mataram. Setelah Belanda makin menguat di Nusantara, mereka mulai membagi-bagi wilayah buat memudahkan kontrol.

Nah, pas masa Hindia Belanda, wilayah yang sekarang kita kenal sebagai Jawa Tengah termasuk dalam keresidenan-keresidenan, semacam kabupaten besar yang langsung diatur pemerintah kolonial.

Lompatan besar terjadi setelah Indonesia merdeka tahun 1945. Saat itu, negara masih sibuk banget berbenah dan nyusun struktur pemerintahan.

Tahun 1945–1950, Indonesia sempat berubah jadi Republik Indonesia Serikat (RIS), dan Jawa Tengah termasuk daerah yang masih berstatus karesidenan. Baru kemudian, lewat keputusan pemerintah, daerah ini ditetapkan jadi provinsi dengan nama resmi “Provinsi Jawa Tengah.”

Gubernur pertamanya adalah Raden Pandji Soeroso, yang kemudian jadi tokoh penting dalam meletakkan fondasi pembangunan. Dan sejak saat itu pula, Jawa Tengah terus berkembang.

Dari provinsi agraris yang dikenal sebagai lumbung pangan nasional, hingga sekarang jadi salah satu pusat budaya, pariwisata, dan industri kreatif. Kota-kota seperti Yogyakarta (yang kemudian jadi Daerah Istimewa sendiri), Solo, Semarang, sampai Banyumas punya kontribusi besar dalam perjalanan sejarah ini.

Yang bikin makin keren, Jawa Tengah nggak cuma dikenal lewat sejarah politiknya, tapi juga budaya yang super kaya. Ada batik Pekalongan yang mendunia, wayang kulit dari Surakarta, sampai kuliner legend kayak lumpia Semarang dan gudeg khas Solo. Semua ini bikin Jawa Tengah punya identitas kuat yang bikin orang gampang jatuh cinta.

Jadi, lahirnya Jawa Tengah bukan sekadar penetapan administratif, tapi juga simbol perjalanan panjang masyarakatnya dari era kerajaan, kolonialisme, revolusi, sampai Indonesia merdeka.

Nggak heran kalau tiap 19 Agustus selalu diperingati dengan meriah, karena di balik angka 80 tahun itu, ada cerita perjuangan, transisi, dan semangat warga Jawa Tengah yang selalu adaptif sama zaman. (Red)

 

 

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like