suaramuda

Kreasi Budaya Bimantara Indonesia: Perform Tari Grebeg Sabrang Sudah Bagus, Tapi Butuh Sentuhan Lagi Agar Makin Memukau

SUARAMUDA, MALANG — Kreasi Budaya Bimantara Indonesia Gala Lestari: Kakembangan Panji Aji Rogo belum lama ini menggelar berbagai perlombaan yang dipusatkan di Pendopo Agung Kabupaten Malang, atau lebih tepatnya di depan alun-alun, Minggu (17/11/2024).

Lomba yang digelar selama dua hari itu, terdiri atas lomba lukis untuk anak TK dan SD/sederajat dengan kategori usia 4-6 tahun, usia 7-9 tahun serta usia 10-12 tahun yang diselenggarakan pada Sabtu (16/11/2024).

Kemudian untuk hari kedua terdiri dari lomba tari untuk SMP/sederajat, SMA/sederajat, serta umum dengan kategori tari tradisional Jawa Timur dan tari Topeng Malangan.

Fliyer lomba oleh Kreasi Budaya Bimantara Indonesia Gala Lestari/ foto: istimewa

Ditinjau dari tempatnya, lokasi digelarnya perlombaan ini tergolong strategis. Sebab, selain berada di alun-alun Malang, letak Pendopo Agung juga berdampingan dengan Ramayana Mall.

suaramuda

Sehingga, sangat memungkinkan keluarga, saudara, teman atau yang lain ‘berjalan-jalan’ terlebih dahulu sembari menanti giliran perform.

Kritik atas Tari Grebeg Sabrang

Terkait dengan lomba tari, sebagai informasi, tari Topeng Malangan atau tari Grebeg Sabrang merupakan tarian khas Malang yang menggambarkan Ksatria Sabrang yang gagah berani, berwatak “brangasan”, namun berjiwa luhur.

Tarian ini memiliki sifat gagah yang ditunjukkan melalui gerak yang bervolume besar. Properti yang di gunakan pun berupa ‘topeng sabrang’ dengan berbagai warna, seperti kuning, merah, biru, dan putih, serta sampur dan gongseng.

Sayangnya, perform atau penampilan peserta nomor 3 yang membawakan tari Grebeg Sabrang tampak belum sepenuhnya merepresentasikan esensi kegagahan yang seharusnya menjadi ciri khas tarian ini.

Gerakan yang disajikan terlihat kurang mantap dan tidak menunjukkan energi atau semangat yang kuat, sehingga esensi dari tari ini sedikit memudar.

Perform Tari Grebeg Sabrang/ dok: istimewa

Selain itu, kekompakan kelompok juga tampak kurang solid. Terlihat dari gerakan yang tidak sinkron, serta adanya anggota yang tampak kurang menguasai koreografi, sehingga keselarasan keseluruhan tarian terganggu dan mengurangi daya tariknya.

Sebagai masukan, penting bagi kelompok untuk lebih memperhatikan koordinasi antar anggota dan melatih koreografi secara mendalam agar gerakan dapat dilakukan dengan percaya diri dan penuh ekspresi.

Pendalaman terhadap karakter tarian, khususnya aspek kegagahan, juga bisa menjadi fokus utama agar penampilan ke depannya mampu membawa semangat dan makna yang lebih kuat.

Meski demikian, secara keseluruhan dari aspek visual seperti penampilan antara lain kostum, kelengkapan properti, dan pola lantai, sudah dieksekusi dengan sangat baik.

Kostum yang dikenakan mampu mendukung karakter tarian, properti yang digunakan melengkapi cerita, dan pola lantai yang diterapkan menunjukkan kreativitas serta kedisiplinan dalam pengaturan ruang.

Hanya saja, kekompakan dan karakter gagah dalam pembawaannya perlu ditingkatkan lagi. Sebab, tarian ini sejatinya memerlukan kekompakan dan kegagahan.

Sehingga, perform yang disuguhkan oleh tim atau kelompok menjadi lebih memukau dan mampu meninggalkan kesan mendalam bagi para penonton. Ayo, terus semangat! (Red)

Penulis: Marsa Salsabila Majid, mahasiswi Prodi Seni Tari dan Musik, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo