promo

Dedi Mulyadi, Pemimpin Pluralis yang Menghidupkan Kearifan Lokal Jawa Barat

Oleh: Arip Rahman *)

SUARAMUDA, SEMARANG — Pilkada serentak 2024 telah memasuki tahap akhir. Dan KPU Provinsi Jawa Barat pun menyatakan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut empat, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan unggul berdasarkan hasil rekapitulasi akhir.

Mengutip IDN TimesTimes (10/12/2024), pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan memperoleh 14,1 juta suara. Setelah itu ada pasangan nomor urut tiga Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie yang berhasil meraup 4,2 juta suara.

Promo

Lalu, pasangan calon nomor urut satu Acep Adang Ruhiyat- Gitalis Dwi Natarina meraup 2,2 juta suara. Dan yang paling bontot, pasangan calon nomor urut dua Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja berhasil meraih angka 2,1 juta suara.

Usai pengumuman KPU, dapat dipastikan pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan keluar sebagai ‘Jawara’ Pilgub Jawa Barat 2024.Tentu, angka 14,1 juta suara tak mudah diraih begitu saja, melainkan diperlukan modal politik yang telah ‘ditabung’ sejak lama.

Popularitas Kang Dedi

Ambil sampel aja, Kang Dedi, atau pemilik nama lengkap Dedi Mulyadi. Calon Gubernur nomor empat terpilih itu bukanlah politisi baru dalam lanscape perpolitikan nasional. Namanya cukup ‘moncer’, tak hanya diikenal oleh warga Jawa Barat melainkan juga populer secara nasional.

Ilustrasi Cagub Jabar Terpilih, Dedi Mulyadi/ sumber: Pinterest (dimodifikasi)

Sosok Kang Dedi yang sering keluar masuk televisi, ditambah konten-kontennya yang acapkali viral di sosial media membuat sosoknya menjadi pesohor papan atas. Namun itupun tak cukup jadi modal politik.

Promo

Ditelisik lebih jauh, Dedi Mulyadi tak lain adalah sosok pluralis dari Jawa Barat yang telah membuktikan keberhasilanya dalam membangun Kabupaten Purwakarta, praktis selama dua periode yakni 2008-2013 dan 2013-2018.

Tumbuh dan besar di lingkungan pedesaan yang membuatnya paham betul tentang kondisi dan permasalahan di Jawa Barat secara umum. Karir politiknya dimulai dari Golkar dengan mencalonkan diri sebagai DPRD Purwakarta.

Dalam Pemilu, Kang Dedi menemukan jalan politiknya. Ia terpilih sebagai wakil rakyat, duduk sebagai Ketua Komisi E DPRD Purwakarta periode 1999-2004. Lalu, ia ditunjuk untuk mendampingi Lily Hambali Hasan sebagai Wakil Bupati Purwakarta periode 2003-2008.

Tokoh Plural yang Humanis

Sejak terjun di dunia politik, Dedi mulai dikenal dengan gaya kepemimpinan yang khas dan pendekatannya yang populis terhadap masyarakat. Pemikirannya menarik, berpegang kepada kebudayaan yang ‘notabe’ adalah “infrastruktur’ dari agama.

Promo

Saat daerah-daerah lain berkiblat pada Barat sebagai acuan lanscape pembangunan serta penampilan ke Timur agar di anggap sebagai religius, Kang Dedi justru konsisten dengan gaya dan tradisi khas Jawa Barat (Nusantara).

Ditinjau dari sisi pembangunan di Purwakarta, hasil pemikiran Dedi dituangkan dengan memadukan antara kearifan lokal ala Priangan dan modernitas. Hingga puncaknya, ia berupaya agar Purwakarta dibangun berdasarkan pada ciri khas budaya Priangan di Jawa Barat yang kini mulai hilang identitasnya.

Penampilannya yang sederhana menunjukkan kedekatannya dengan masyarakat. Ia dicintai, rakyatnya. Dedi terkenal dengan gaya pendekatan yang humanis.

Saat penampilan ala Sunda dianggap tertinggal, Dedi justru berhasil menembus ruang tersebut agar tradisi lokal tetap bisa sejajar dengan tradisi luar.

Kata Ulama

Menyaksikan sepak terjang Dedi Mulyadi di ‘blantika’ pentas politik Jawa Barat, pengasuh Pondok Pesantren Daarul Ma’arif, Kiai Sofyan Yahya bahkan pernah menyebut Dedi Mulyadi sebagai tokoh rujukan di tanah Pasundan.

Dalam pandangan Kiai Sofyan, sosok Dedi Mulyadi telah berhasil menterjemahkan pemikiran-pemikiran Sunda; antara lain berupa simbol-simbol yang kemudian menjadi sebuah gagasan dan pemikirannya untuk membangun Purwakarta.

Pemikiran Dedi tersebut sejalan dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat Jawa Barat. Tak hanya itu, Kang Dedi juga piawai dalam mengelola dan mengurai permasalahan kekerasan antarumat beragama di Jawa Barat.

Kepemimpinan Dedi mampu menempatkan Purwakrta menjadi wilayah terbaik dari sisi toleransi di Jawa Barat. Saat daerah-daerah lain terjadi kekerasan atas nama agama, hal tersebut justru tidak pernah terjadi di Purwakarta.

Dengan gaya humanis, Dedi nampak berhasil menuangkan gagasan Pancasila dalam kehidupan masyarakatnya. Belum lagi visi dan konsistennya dalam menjalankan roda pemerintahan.

Sosoknya sangat konsisten dengan profesinya sebagai ‘pelayan’ masyarakat. Hampir di tiap waktunya dilakukan untuk bekerja, bekerja dan bekerja! Kang Dedi, selamat! Telah memenangi kontestasi Pilgub Jawa Barat.

*) Penulis: Arip Rahman, Mahasiswa S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Pamulang*

*) Artikel ini ditulis dan disusun untuk kepentingan tugas mata kuliah Pendidikan Politik, Dosen Pengampu: Dr. Herdi Wisman Jaya

 

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo