
SUARAMUDA – Belakangan ini, perguruan tinggi ternama di Kota Semarang, Universitas Diponegoro (UNDIP) sempat menggegerkan khalayak ramai utamanya terkait kasus perundungan yang dilakukan oleh oknum pada Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) anestesi.
Dalam perkembangannya, Fakultas Kedokteran (FK) UNDIP bersama dengan pihak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi akhirnya meminta maaf atas kasus tersebut.
“Saya sampaikan hari ini, kami menyadari sepenuhnya menyampaikan dan mengakui bahwa di dalam sistem pendidikan Dokter Spesialis di internal kami terjadi praktek atau kasus perundungan dalam berbagai bentuk dan derajat dan hal,” kata Dekan FK Undip Yan Wisnu Prajoko saat konferensi pers di kampus FK Undip Tembalang Semarang, Jumat (13/9/2024) lalu.
“Dengan demikian kami memohon maaf kepada masyarakat, Kementerian Kesehatan, Kemendikbudristek dan kepada Komisi IX, Komisi X DPR RI, dimana masih ada kekurangan kami di dalam menjalankan proses pendidikan Dokter Spesialis,” ujarnya menambahkan.
Dugaan perundungan di PPDS Anestesi Undip mencuat setelah kematian dokter muda Aulia Risma Lestari di kamar kosnya Jalan Lempongsari, Semarang pada 12 Agustus 2024.
Aulia diduga mengakhiri hidupnya karena mendapat perundungan selama pendidikan di RSUP dr. Kariadi. Polisi kini tengah menyelidiki kasus dugaan perundungan tersebut.
Sukses Pecahkan Rekor MURI
Sejenak melupakan kasus perundungan tersebut, Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) UNDIP belum lama ini sukses memecahkan Rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) dan Rekor Dunia dengan sajian tumpeng nasi jagung dengan lauk ayam Nusantara varian terbanyak.
Dilansir dari laman resmi undip.ac.id, sebanyak 60 resep lauk ayam khas Nusantara disajikan, lengkap dengan 1.964 porsi sayur bening. Rekor ini tidak hanya diakui sebagai Rekor Nasional, tetapi juga dikukuhkan sebagai Rekor Dunia.
Piagam penghargaan dan medali diserahkan kepada Rektor UNDIP, Prof. Dr. Suharnomo, SE, MSi, yang kemudian meneruskannya kepada Dekan FPP, Prof. Sugiharto, SPt, MSc, PhD. Prestasi ini merupakan salah satu bukti konkret dari dedikasi UNDIP dalam melestarikan dan mengembangkan kekayaan kuliner Nusantara.
Rektor dalam sambutannya menyampaikan kesan inspiratif atas pencapaian ini.
“Rekor ini bukan hanya sekadar pencapaian angka, tapi adalah bukti bahwa kolaborasi dan inovasi dapat menghasilkan prestasi yang luar biasa. UNDIP selalu berkomitmen untuk tidak hanya menjadi institusi pendidikan, tetapi juga pusat kreativitas yang mendukung pengembangan potensi lokal menjadi skala global. Semoga pencapaian ini menginspirasi kita semua untuk terus melangkah maju, memecahkan batas-batas, dan mempersembahkan yang terbaik bagi bangsa,” ujarnya.
Sementara itu, Prof. Sugiharto memberikan motivasi kepada para dosen dan mahasiswa kampus yang berlokasi di Tembalang Kota Semarang itu.
“Prestasi ini bukan hanya milik kami, tetapi hasil dari kerja keras seluruh dosen dan mahasiswa. Ini menunjukkan bahwa ketika kita bersatu dan berinovasi, kita bisa mencapai apa pun. Kepada para dosen, mari terus memberikan yang terbaik bagi pengembangan ilmu dan inovasi di bidang kita. Kepada para mahasiswa, jadikan ini motivasi untuk terus belajar, berkreasi, dan membawa nama baik Fakultas dan UNDIP di tingkat yang lebih tinggi. Masa depan ada di tangan kalian, mari kita terus berjuang bersama, “bebernya.
Pencapaian ini diharapkan dapat memotivasi seluruh civitas akademika untuk terus berkarya, berinovasi, dan membawa nama baik UNDIP ke tingkat yang lebih tinggi, baik di kancah nasional maupun Internasional. (Red)