
SUARAMUDA – Potensi konflik dan gesekan sosial dalam perhelatan politik seperti Pilkada sulit untuk dihindari. Gesekan kepentingan yang berbuntut terjadinya ketegangan politik seringkali meningkat, yang dapat mengancam stabilitas sosial dan keamanan.
Oleh karena itu, penting untuk mengedepankan upaya pencegahan konflik dan membangun kota yang inklusif serta harmonis. Hal itu dikatakan Direktur Eksekutif Lembaga Pelatihan dan Mediator Konflik “Confluence Nusantara” dalam rilisnya, Selasa (6/8/2024) pagi.
Confluence Nusantara merupakan lembaga pelatihan dan jasa mediator konflik. Lembaga itu didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan budaya mediasi dan resolusi konflik, berkomitmen untuk berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih damai dan inklusif.
Bekerja sama dengan Magister Ilmu Politik FISIP Universitas Wahid Hasyim, Confluence Nusantara akan dilaunching besok, Rabu 7 Agustus 2024 bertempat di Meeting Room Gedung Dekanat (Lantai 6) Universitas Wahid Hasyim Semarang.
Sebagai bagian dari upaya itu, serta dalam rangkaian semarak Dies Natalis XXIV kedua lembaga menggelar Talkshow dengan tema “Pencegahan Konflik Sosial dan Pembangunan Kota Inklusi Menjelang Pilkada Serentak 2024”.
Sedikitnya ada empat narasumber yang akan hadir dalam acara itu. Keempatnya, masing-masing direktur SETARA Institute Halili Hasan, peneliti utama Indo Margin, trainer senior Walisongo Mediator Conflict (WMC) M. Sulthon, serta akademisi Magister Ilmu Politik Ali Martin.
Selain mahasiswa FISIP S-1 dan Magister, beberapa tamu undangan khusus juga dijadwalkan hadir antara lain Kepala Badan Kesbangpol Kota Semarang Joko Hartono, Ketua FKUB Kota Semarang KH. Mustam Aji, serta tamu undangan lainnya. (Red)