
SUARAMUDA – Hantaran pernikahan merupakan kerajinan yang tidak habis direnggut masa dikarenakan hantaran pernikahan sudah menjadi tradisi setiap prosesi pernikahan.
Hal itu disampaikan Koordinator Divisi Sosial dan Ekonomi KKN MIT 18 Posko 116 UIN Walisongo, Mauidzah Khasanah, dihadapan kader PKK Desa Lebdosari saat pelatihan kreasi hantaran pernikahan di kantor Balai Desa Lebosari pada Selasa (30/7/2024) lalu.
“Hantaran pernikahan pada dasarnya memiliki nilai ekonomis dan dapat dikembangkan masyarakat menjadi produk usaha, “ujarnya.
Mahasiswa Ekonomi Islam UIN Walisongo tersebut menjelaskan beberapa macam hantaran pernikahan, di antaranya handuk dibentuk hewan angsa, kerudung dibentuk bunga dan lain sebagainya.
“Semoga dapat menjadi ladang pendapatan tambahan warga Lebosari, Kendal,” harapnya.
Dia mengaku senang terlibat langsung dalam kegiatan positif bersama warga Lebosari. Baginya, KKN merupakan wadah baru yang menyenangkan. Melalui KKN, ia dapat menyalurkan ilmu pengetahuan yang didapat di bangku perkuliahan jurusan ekonomi.
Sementara itu, Ketua PKK Desa Lebosari, Erna Dwi Wahyuningrum mengucapkan terima kasih kepada tim KKN UIN Walisongo Semarang telah memberikan sumbangsih keilmu pengetahuan kreativitas kerajinan hantaran pernikahan.
Dalam sambutannya, ia juga meminta kepada kader PKK Lebosari untuk menyalurkan kreativitas tersebut di masing-masing Rukun Tetangga (RT) usai mengikuti pelatihan nantinya.
“Silakan dicermati dengan seksama proses pembuatan hantaran pernikahan, kemudian dikembangkan. Barangkali bermanfaat apabila hendak membuka usaha kerajinan,” ujar istri Kepala Desa (Kades) Lebosari tersebut. (Red)
Pewarta: Septy Aisah