
SUARAMUDA, SEMARANG — Perguruan tinggi bukan hanya tempat untuk membentuk kemampuan akademik dan profesional mahasiswa, tetapi juga merupakan ruang strategis dalam pembinaan nilai-nilai spiritual, moral, dan sosial.
Dalam konteks ini, keberadaan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dan masjid kampus memainkan peran penting sebagai pusat pembinaan keagamaan dan karakter mahasiswa.
LDK hadir sebagai transportasi dakwah Islam di lingkungan kampus, dengan visi membentuk generasi mahasiswa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kokoh dalam keimanan dan berakhlak mulia.
Masjid kampus, sebagai fasilitas fisik dan spiritual, tidak hanya difungsikan sebagai tempat ibadah formal seperti salat berjamaah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan keislaman, pengembangan wawasan keagamaan, serta forum atau tempat diskusi dan kajian ilmiah berbasis nilai-nilai Islam.
Di sinilah peran LDK menjadi sangat vital, karena lembaga ini biasanya menjadi pengelola utama program-program dakwah dan pembinaan di lingkungan masjid kampus.
Sinergi antara LDK dan masjid kampus dapat memperkuat pembentukan karakter mahasiswa secara menyeluruh. Kegiatan-kegiatan seperti kajian rutin, mentoring keislaman, pelatihan kepemimpinan islami, serta program sosial kemasyarakatan yang berlandaskan nilai agama, merupakan contoh nyata dari fungsi dakwah masjid kampus yang terorganisir melalui peran aktif LDK.
Dalam era modern yang penuh tantangan moral dan krisis identitas, keberadaan LDK dan fungsi masjid kampus menjadi benteng moral serta sumber inspirasi bagi mahasiswa dalam menghadapi kehidupan akademik dan sosial.
Oleh karena itu, penting untuk memahami lebih dalam peran keduanya dalam mendukung terciptanya ekosistem kampus yang religius, humanis, dan peduli terhadap sesama.
Dalam penelitian ini, kami melakukan wawancara pada Jumat 9 Mei 2025 di masjid al Madaniah di Universitas Bangka Belitung, ini bertujuan untuk mengidentifikasi program kerja dan peran LDK dalam mendorong kegiatan sosial dan membentuk karakter mahasiswa, apalagi di era modern majunya teknologi sekarang ini LDK turut mengambil peran dalam membentuk literasi digital yang sehat dan bermanfaat, serta mengarahkan mahasiswa untuk bijak dalam bermedia.
Pembentukan karakter mahasiswa melalui LDK dilandaskan pada nilai-nilai utama dalam Islam seperti kejujuran, disiplin, tanggung jawab, keadilan, dan kasih sayang.
Nilai-nilai ini diterapkan dalam aktivitas organisasi dan kehidupan keseharian mahasiswa, baik dalam aspek akademik maupun sosial.
Melalui pembinaan yang berkesinambungan, mahasiswa tidak hanya menjadi pribadi yang religius secara ritual, tetapi juga memiliki karakter kuat untuk menghadapi tantangan zaman secara cerdas dan bermartabat.
Pembahasan
Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui wawancara dan dokumentasi kegiatan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Universitas Bangka Belitung, ditemukan bahwa LDK memainkan peran penting dalam meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam aktivitas sosial serta menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan di sekitar kampus.
Visi mereka menjadikan masjid kampus sebagai pusat pembinaan keislaman, pengembangan karakter, dan kontribusi sosial mahasiswa yang berlandaskan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin.
Dan banyak program kerja yang di jalankan oleh lembaga dakwah kampus seperti: kajian Islam rutin, pelatihan dan pembinaan karakter, kegiatan sosial keagamaan, peningkatan literasi Islam serta akan ada program kerja baru yang akan di laksanakan dalam waktu dekat yaitu belajar ngaji, program kerja belajar ngaji ini terbuka untuk umum, tujuannya supaya mahasiswa bisa baca al-Qur’an dengan lancar dan memahami isi dari al-Qur’an, seperti yang di jelaskan oleh kak Nabil program keja ini akan melibatkan dosen-dosen Universitas Bangka Belitung yang mempuni bisa ikut serta dalam mengajar ngaji, dan juga program ini punya tahapan tidak langsung membaca al-Qur’an tetapi juga akan menganjarkan dari dasar seperti iqra, program kerja ini nanti akan di laksanakan di masjid kampus al-madaniah Universitas Bangka Belitung.
LDK sebagai Penginisiasi Gerakan Sosial Mahasiswa
LDK UBB aktif mengorganisasi berbagai bentuk kegiatan sosial yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, seperti kegiatan bakti sosial di desa-desa sekitar kampus, pengumpulan bantuan untuk korban bencana, santunan anak yatim, serta program berbagi makanan selama bulan Ramadan.
Program-program ini menjadi media dakwah praktis yang tidak hanya menyampaikan ajaran Islam secara teoritis, tetapi juga mengaplikasikannya dalam bentuk tindakan nyata di tengah masyarakat. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, mahasiswa diajak untuk lebih peka dan peduli terhadap kondisi sosial yang terjadi di sekitarnya.
Para pengurus LDK memandang bahwa menyebarkan nilai-nilai Islam tidak cukup hanya dengan ceramah, tetapi perlu diwujudkan dalam aksi nyata sebagai bentuk pengamalan nilai keimanan dan kepedulian sosial.
Membangun Kesadaran Mahasiswa Terhadap Isu Lingkungan
LDK juga aktif dalam mempromosikan kepedulian terhadap lingkungan hidup dengan menyelenggarakan program seperti bersih-bersih kampus, penanaman pohon, kampanye hemat air dan listrik, serta kajian tematik tentang ajaran Islam yang berkaitan dengan pelestarian alam.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk menanamkan pada diri mahasiswa bahwa menjaga kelestarian lingkungan adalah bagian dari ibadah dan wujud rasa syukur terhadap ciptaan Tuhan.
LDK berupaya menanamkan nilai bahwa beragama tidak hanya mencakup ritual ibadah, tetapi juga mencakup tanggung jawab sosial dan ekologis.
Transformasi Dakwah Melalui Media Digital
Seiring dengan perkembangan teknologi, LDK UBB memanfaatkan media digital seperti Instagram, YouTube, dan platform pesan instan untuk menyampaikan dakwah serta menyebarluaskan informasi terkait kegiatan sosial dan keagamaan.
Kehadiran LDK di dunia digital menjangkau lebih banyak mahasiswa dan mampu menyampaikan pesan keislaman dalam format yang kreatif, ringan, dan mudah dipahami oleh generasi muda. Hal ini membuktikan bahwa dakwah kampus dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman, menyampaikan pesan keagamaan secara kontekstual, tanpa meninggalkan nilai-nilai ajaran Islam yang mendasar.
Kontribusi LDK dalam Pembentukan Karakter Mahasiswa
Secara keseluruhan, LDK memberi dampak positif dalam membentuk pribadi mahasiswa yang religius, bertanggung jawab, dan memiliki kesadaran sosial serta lingkungan yang tinggi.
Program-program pembinaan yang dilakukan tidak hanya mencakup peningkatan spiritualitas, tetapi juga pengembangan keterampilan sosial seperti kepemimpinan, komunikasi, dan kerja sama. Mahasiswa yang aktif di LDK menunjukkan karakter yang lebih tangguh secara moral dan memiliki semangat kontribusi terhadap masyarakat.
Ini menunjukkan bahwa keberadaan LDK di kampus bukan hanya sebagai lembaga dakwah, tetapi juga sebagai agen perubahan dalam pembentukan generasi muda yang berintegritas, empatik, dan sadar akan tanggung jawab sosial serta ekologis.
Tantangan yang di hadapiBeberapa tantangan utama yang dihadapi dalam pengelolaan masjid kampus antara lain: minimnya partisipasi mahasiswa yang belum memiliki kesadaran keagamaan atau belum tergerak mengikuti aktivitas masjid, kurangnya sumber daya manusia yang konsisten dalam mengelola program kerja masjid secara profesional, dan keterbatasan dana operasional untuk menyelenggarakan kegiatan sosial dan edukatif secara rutin dan berkelanjutan.
Selain itu, stigma negatif terhadap aktivitas dakwah kampus yang dianggap eksklusif atau tidak terbuka bagi semua kalangan mahasiswa.
Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, beberapa solusi yang dapat diterapkan antara lain dengan melibatkan mahasiswa lintas jurusan dan latar belakang dalam kegiatan masjid agar tercipta suasana yang inklusif dan terbuka dan memaksimalkan media digital dan teknologi informasi dalam menyampaikan dakwah serta menjangkau mahasiswa yang tidak aktif secara fisik di masjid.
Dapat pula, menjalin kerja sama dengan pihak universitas dan eksternal, seperti dosen pembina, alumni, serta lembaga zakat untuk mendukung kegiatan secara finansial dan moral dan meningkatkan inovasi dalam penyusunan program kerja, seperti membuat event menarik yang relevan dengan isu mahasiswa (mental health, lingkungan, karier Islami, dll).
Harapan Terhadap Masjid Kampus
Harapan besar disandarkan kepada masjid kampus sebagai pusat peradaban yang melahirkan mahasiswa cerdas secara intelektual, matang secara spiritual, dan berdaya secara sosial.
Masjid kampus diharapkan mampu menjadi ruang aman dan nyaman untuk seluruh sivitas akademika dalam menumbuhkan keimanan, mempererat ukhuwah Islamiyah, dan menjawab tantangan zaman dengan pendekatan yang bijak dan solutif.
Ke depan, masjid kampus di Universitas Bangka Belitung dapat terus tumbuh menjadi institusi strategis dalam menciptakan atmosfer akademik yang religius, progresif, dan peduli terhadap lingkungan serta sesama manusia.
Kesimpulan
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) memiliki peran penting dalam membentuk karakter mahasiswa Universitas Bangka Belitung yang religius, peduli sosial, dan memiliki kesadaran lingkungan.
Melalui berbagai kegiatan sosial, edukatif, dan dakwah, LDK mendorong mahasiswa untuk aktif terlibat dalam pengabdian kepada masyarakat serta pelestarian lingkungan hidup.
Pemanfaatan media digital juga membantu menyebarkan nilai-nilai keislaman secara luas dan inklusif. Keberadaan masjid kampus sebagai pusat aktivitas keagamaan turut mendukung pembinaan spiritual dan moral mahasiswa.
Masjid bukan hanya tempat ibadah, melainkan juga pusat pemberdayaan, pendidikan, dan penguatan nilai-nilai Islam yang kontekstual dan aplikatif.
Saran dan Rekomendasi
Perlu terus meningkatkan inovasi dalam menyusun program dakwah yang adaptif terhadap perkembangan zaman dan kebutuhan mahasiswa.
Kegiatan yang inklusif dan kolaboratif lintas organisasi akan memperluas jangkauan dan dampak positif LDK.
Dukungan dari institusi juga sangat penting, baik dalam bentuk fasilitas, kebijakan, maupun pendanaan, agar masjid kampus dan LDK dapat menjalankan peran strategisnya secara maksimal.
Diharapkan mahasiswa juga lebih aktif dalam mengikuti kegiatan keagamaan dan sosial di lingkungan kampus guna menumbuhkan kesadaran diri sebagai agen perubahan yang berakhlak, peduli sesama, dan ramah lingkungan. (**)
*) Artikel ini ditulis secara berkelompok antara lain: Alvina Putri Amanda, Dea Ananda, Nopitasari, Hendra Kurniadi dan Zamir Vito Savero, mahasiswa Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Perikanan dan Kelautan, Universitas Bangka Belitung
**) Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah, isi dan pesan dalam artikel bukan menjadi tanggung jawab redaksi