
SUARAMUDA, SEMARANG – Paskah merupakan salah satu hari raya terpenting dalam tradisi Kristen, yang dirayakan untuk memperingati kebangkitan Yesus Kristus dari kematian, tiga hari setelah penyaliban-Nya.
Peristiwa ini menjadi inti iman Kristen, karena dianggap sebagai kemenangan atas dosa dan kematian, serta menjadi simbol harapan hidup yang kekal bagi umat percaya.
Asal-usul Paskah berkaitan erat dengan tradisi Yahudi, yaitu perayaan Pesach (Paskah Yahudi), yang mengenang keluarnya bangsa Israel dari perbudakan di Mesir.
Namun, dalam kekristenan, Paskah memiliki makna spiritual yang lebih dalam karena berkaitan langsung dengan pengorbanan Yesus sebagai Juru Selamat.
Paskah biasanya dirayakan pada hari Minggu, antara akhir Maret hingga April, tergantung pada kalender lunar.
Perayaan ini diawali dengan masa Pra-Paskah, yaitu masa Prapaskah selama 40 hari yang diisi dengan puasa, doa, dan pertobatan, serta Pekan Suci yang dimulai dari Minggu Palma hingga Jumat Agung dan berakhir pada Minggu Paskah.
Tradisi Paskah di berbagai negara sangat beragam. Beberapa tradisi populer termasuk kebaktian fajar, drama penyaliban, serta simbol telur dan kelinci Paskah yang melambangkan kehidupan baru dan kelahiran kembali.
Meski demikian, inti dari perayaan Paskah tetap sama: sukacita atas kebangkitan Kristus dan pengharapan baru bagi umat manusia.
Dengan memahami makna Paskah, umat Kristiani diajak untuk merenungkan kembali kasih Tuhan yang besar dan memperbarui komitmen iman dalam kehidupan sehari-hari.
Paskah bukan hanya perayaan keagamaan, tetapi juga momen spiritual yang memperdalam hubungan manusia dengan Tuhan dan sesama. (Red)