promo

Mengatasi Kesenjangan Hidup ala Masyarakat Perkotaan Versus Pedesaan

Anisa Salma Rahmawati, Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam-UNY

Oleh: Anisa Salma Rahmawati *)

SUARAMUDA, SEMARANG – Kesenjangan antara kaya dan miskin di wilayah pedesaan dan perkotaan masih menjadi persoalan di negara kita.

Kesenjangan ini tidak hanya menciptakan perbedaan dalam akses terhadap sumber daya sehari-hari, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup baik bagi individu maupun masyarakat.

Promo

Misalnya saja, terdapat perbedaan regional antara kota-kota kecil dan wilayah-wilayah di Indonesia, yang masing-masing memiliki jumlah UMR yang berbeda.

Hal ini juga berdampak signifikan pada masalah pendidikan dan kesehatan karena perbedaan regional dan geografis.

Kita sering beranggapan bahwa fasilitas di kawasan perkotaan lebih baik dan modern, namun fasilitas tersebut sangat bertolak belakang dengan kawasan pedesaan dan terpencil.

Promo

Di kawasan perkotaan, kelompok kaya memperoleh pendidikan yang lebih berkualitas seperti sumber daya pendidikan yang memadai dan unggul.

Sebaliknya, kelompok miskin khususnya wilayah pedesaan dan terpencil, sering terjebak dalam siklus rendahnya pendidikan.

Pengaruh Pendidikan Rendah

Tingkat pendidikan yang minim ini berpengaruh langsung terhadap kualitas tenaga kerja dan menghalangi untuk bersaing di dunia kerja.

Sebagai contoh, di lingkungan perkotaan kelompok kaya menikmati akses ke lembaga pendidikan swasta yang berkualitas.

Sementara kelompok miskin biasanya hanya memiliki pilihan sekolah negeri yang kualitasnya sering kali kurang memadai.

Di daerah terpencil atau pedesaan, perbedaan ekonomi dapat menghambat akses ke sekolah-sekolah yang letaknya jauh dari tempat tinggal mereka.

Hal ini menciptakan ketidakadilan yang terus berlangsung, di mana anak-anak dari keluarga yang kurang mampu tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan yang layak.

Ketimpangan Ekonomi

Ketimpangan ekonomi juga sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat.

Kelompok miskin lebih rentan mengalami kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan yang diperlukan, sehingga dapat memperburuk masalah kesehatan.

Misalnya, mereka mungkin mengalami kesulitan membayar biaya pengobatan atau tidak memiliki akses yang memadai terhadap fasilitas kesehatan yang baik.

Sering juga di beberapa daerah terpencil terdapat pusat layanan kesehatan, tetapi sering kali tidak ada staf yang bertugas karena lokasi yang terpencil dan sulit dijangkau.

Di sisi lain, kelompok kaya memiliki akses yang lebih baik ke layanan kesehatan yang pada akhirnya mendukung kondisi kesehatan yang lebih baik dalam keseluruhan masyarakat.

Kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin dapat memiliki dampak yang luas pada masyarakat.

Kesenjangan dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan, pengangguran, dan kriminalitas serta dapat mempengaruhi kualitas hidup dan harapan hidup masyarakat.

Langkah Strategis

Untuk mengatasi kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin, perlu dilakukan beberapa langkah, seperti:

1. Pemerintah harus meningkatkan akses ke pendidikan dan kesehatan yang berkualitas bagi semua masyarakat.

2. Masyarakat harus disadarkan tentang pentingnya mengatasi kesenjangan dan harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.

3. Pemerintah harus meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menyediakan fasilitas umum yang memadai dan meningkatkan kesempatan kerja.

Sesuai dengan sila ke-5 Pancasila yang berbunyi ”Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, yang menekankan pentingnya kekayaan dan kesempatan yang adil tanpa kecuali untuk seluruh bangsa Indonesia.

Kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin di perkotaan dan pedesaan menciptakan efek domino yang merugikan, terutama dalam hal pendidikan dan kesehatan.

Ketidakadilan ini tidak hanya mempengaruhi individu, tetapi juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sosial di masyarakat.

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk mengambil tindakan nyata dalam mengatasi kesenjangan ini.

Tindakan seperti meningkatkan kualitas pendidikan di daerah miskin, menyediakan akses kesehatan yang lebih baik, serta menciptakan program-program yang mendukung pemberdayaan ekonomi dapat membantu memutus siklus kemiskinan. (Red)

*) Anisa Salma Rahmawati, Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam-UNY
**) Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan
***) Isi dan pesan dalam artikel bukan menjadi pandangan redaksi

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like