promo

Gubernur Jabar ‘Copoti’ Kepala Sekolah Gegara Study Tour, Warganet: Bapak tega melenyapkan kesempatan itu!

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (Dok. Kompas)

SUARAMUDA, SEMARANG – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengambil kebijakan tegas di hari pertama menjabat Gubernur Jawa Barat (Jabar) dengan mencopot Siti Faizah dari posisinya sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Depok.

Setelah resmi dilantik hari ini Kamis (20/2/2025) lalu, sosok dengan panggilan akrab Kang Dedi mengaku langsung bekerja dan menonaktifkan Kepala SMAN 6 Depok.

Hal ini karena Kepsek tersebut mengadakan kegiatan study tour keluar provinsi yang sudah dilarang berdasarkan surat edaran gubernur.

“Saya langsung kerja, hari ini juga langsung kerja. Hari ini sudah ada keputusan tentang penonaktifan Kepala SMA Negeri 6 Depok karena dia melanggar surat edaran gubernur yang tidak boleh siswanya bepergian ke luar provinsi,” kata Dedi setelah dilantik di kompleks Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Kamis (20/2/2025).

Promo

Usai pencopotan itu, kini giliran kepsek SMA Negeri 1 Cianjur yang dicopot Gubernur Jawa Barat Dedi. Pasalnya, kepsek SMA Negeri 1 Cianjur ini nekat berangkat study tour ke Bromo dan lanjut ke Bali.

Dalam unggahan akun Youtube-nya pada Kamis (27/2/2025) lalu, Dedi menjelaskan bahwa sebelumnya tim inspektorat dari Pemprov Jawa Barat diterjunkan ke SMAN 1 Cianjur tersebut.

Dari hasil pendalaman itulah diputuskan bahwa Kepsek SMAN 1 Cianjur dicopot.

Respon Warganet

Menanggapi kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi, warganet pun memberikan respon beragam. Sebagian ada yang mendukung kebijakan tersebut, sebagian diantaranya justru mengkritik Kang Dedi.

Betikut tanggapan warganet sebagaimana dikutip dari artikel Tribun Jatim, (28/2/2025) lalu.

“Sangat setuju pak gubernur, selama ini studi tour sangat membebani ortu siswa dan hasilnya pun gak ada, hanya kenangan fota foto dan selfa selfi di objek. BRAVO pak GUB, “tulis Agung Pitoyoputra.

Sementara itu, pembaca artikel tersebut, Agung Hardiyanto tak mendukung kebijakan Kang Dedi.

“Saya tetep ikut studi tour. Pengalaman berharga di luar sekolah bersama teman2. Pengalaman berharga ketika sekolah. Yang tdk mungkin dilakukan sendiri. Kalau keamanan, bisa buat standar study tour tentang kendaraan yang layak dan asuransi, tidak malah melarang. Yang tidak ikut tdk usah dipaksakan, “ungkapnya.

Pembaca dengan akun yiyin Yien juga turut berkomentar.

“Aku jg pernah sekolah dan momen study tour sangat ditunggu2 oleh siswa dan itu kenangan yg tak terlupakan sampai skrg…hidup mati udah ditakdirkan Allah dgn jalan yg berbeda2…, “ungkap akun yiyin Yien.

Demikian pula dengan Aiga Akaba, yang justru mendorong tetap digelarnya study tour. Ia berpendapat, jika memang problemnya ada keselamatan maka dia usul agar perjalanan bisa mencarter kereta api.

“Mendingan tetep boleh berangkat ke Bali..tapi perjalanan dari Jawa Barat Carter kereta api sampai Banyuwangi…baru dari Banyuwangi sambung Bus ke Bali..kan lebih aman dan nyaman…, ” usulnya.

Tak ketinggalan, pemilik akun Niko AndriasPrasetia juga unjuk pendapat. Niko dalam komentarnya bahkan mengaku study tour adalah moment terbaik.

“Saya mantan anak SMA yg berkesempatan ikut study tour ke Bali. Dan bapak tahu? Kesempatan itu adalah momen terbaik yg masih bisa dikenang sampai sekarang, mgkin selamanya. Bapak tega melenyapkan kesempatan itu dari para remaja penerus bangsa tsb? Wah luar biasa Anda, “komentarnya, kesal. (Red)

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo