suaramuda

Setelah Indonesia, Malaysia, dan Thailand, Kini Vietnam Resmi Gabung BRICS: Selamat Datang!

Bendera Vietnam. (Sumber: freepik)

SUARAMUDA, SEMARANG – Akhirnya, Vietnam secara resmi bergabung BRICS sebagai negara mitra. Bergabungnya Vietnam itu menandai langkah strategis dalam memperkuat posisi geopolitik dan memperluas hubungan perdagangan lintas kawasan.

Vietnam adalah negara ASEAN keempat yang terlibat secara formal dalam BRICS setelah Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

Strategi Hanoi ini dinilai sebagai langkah mengurangi ketergantungan pada perdagangan dengan Amerika Serikat serta meningkatkan investasi dan hubungan ekonomi dengan negara-negara berkembang.

Para analis menyebut keputusan tersebut mencerminkan respons Vietnam terhadap risiko global, terutama yang terkait kebijakan perdagangan proteksionis AS.

suaramuda

Pengumuman resmi disampaikan oleh Brasil selaku ketua bergilir BRICS pada Jumat (13/6/2025), menyusul konfirmasi dari Kementerian Luar Negeri Vietnam akhir pekan lalu.

Perluasan Keanggotaan BRICS

Masuknya Vietnam memperluas keanggotaan BRICS, yang awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.

“Vietnam ingin menunjukkan kepada dunia bahwa mereka mampu dan bersedia menyelaraskan pilihannya dengan kepentingan nasional, baik dalam pembangunan ekonomi maupun keamanan eksternal,” ujar Le Truong Giang, analis Control Risks yang berbasis di London dikutip dari The Business Times, Selasa (17/6/2025).

Menurut Pemerintah Brasil, Vietnam merupakan aktor penting di Asia yang menunjukkan komitmen terhadap kerja sama Selatan-Selatan dan pembangunan berkelanjutan, dua agenda utama dalam misi BRICS.

Bergabung dengan BRICS dinilai akan membuka jalan bagi Vietnam untuk mendiversifikasi pasar ekspor, memperkuat infrastruktur, dan meningkatkan otonomi politik luar negerinya.

Lavanya Venkateswaran, ekonom senior ASEAN di OCBC, menyebutkan meski ekspor Vietnam ke negara BRICS selain China masih rendah: India 2,2 persen, Rusia 0,6 persen, dan Afrika Selatan 0,2 persen, namun potensi pertumbuhannya sangat besar.

Ia menilai kerja sama di bidang pendidikan dan pariwisata juga dapat diperluas, termasuk insentif visa dan program pertukaran pelajar

Akan tetapi, proses Vietnam menjadi mitra BRICS memerlukan waktu hampir satu tahun sejak pertama kali menyatakan minatnya.

Salah satu penghambat utamanya adalah ketegangan dagang dengan AS, termasuk ancaman tarif balasan sebesar 46 persen yang sempat dilontarkan mantan Presiden Donald Trump.

Dalam beberapa bulan terakhir, Vietnam berupaya keras menjalin kompromi dengan Washington.

Putaran ketiga diskusi perdagangan dengan AS ditutup pada 12 Juni lalu, dengan pernyataan bahwa kedua negara telah “mempersempit kesenjangan” di berbagai isu penting.

Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick sebelumnya menyatakan masih ada ruang dialog, selama Vietnam mengurangi ketergantungannya pada impor dari China dan memperkecil surplus perdagangannya dengan AS.

Tahun lalu, surplus Vietnam dengan AS mencapai USD123 miliar terbesar ketiga setelah China dan Meksiko.

Venkateswaran menegaskan bahwa agenda diversifikasi perdagangan Vietnam tetap sejalan dengan negosiasi bilateral bersama AS.

Menurutnya, penyelesaian isu transhipment dan asal barang akan menentukan keberhasilan Vietnam mempertahankan statusnya sebagai salah satu mitra ekspor utama bagi AS.

Meski demikian, penguatan posisi Vietnam dalam BRICS memberi sinyal bahwa negara tersebut tidak hanya bergantung pada satu mitra strategis.

Aliansi dengan negara-negara Global Selatan ini membuka babak baru dalam arah kebijakan luar negeri dan ekonomi Vietnam di tengah lanskap global yang semakin dinamis. (Red)

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo