suaramuda

PMII Wahid Hasyim 22 Tahun: Bukan Sekadar Usia, Tapi Gugatan Kesadaran

SUARAMUDA, SEMARANG — Memasuki usia ke-22, PMII Komisariat Wahid Hasyim tidak memilih euforia sebagai cara memperingati eksistensinya.

Justru yang dihadirkan adalah pertanyaan tajam: “PMII Wahid Hasyim, Bisa Apa?” Bagi kader PMII, ini bukan sindiran, melainkan refleksi jujur dan serius.

Sebab usia dua dekade lebih bukan hanya angka, melainkan cermin untuk menilai arah, capaian, dan konsistensi gerakan mahasiswa berbasis nilai Ahlussunnah wal Jama’ah ini.

Forum refleksi yang digelar pada Senin, 16 Juni 2025 di ruang B1.01 Unwahas menjadi ruang terbuka bagi kader untuk bersuara lantang.

suaramuda

Tak ada tepuk tangan, tak ada kemewahan. Yang ada hanyalah kejujuran ideologis tentang “bagaimana PMII harus terus hidup, relevan, dan berdampak”.

PMII ditegaskan bukan hanya tempat aman berorganisasi, tetapi rumah nilai dan arena perjuangan gagasan.

Ketua Komisariat PMII Wahid Hasyim, Fajri Hermansyah, menyampaikan bahwa refleksi ini merupakan bentuk keberanian untuk mengevaluasi diri.

“PMII harus terus tumbuh dan menjawab tantangan zaman. Kita tidak cukup puas dengan eksistensi, kita harus menjadi organisasi kader yang hadir di ruang-ruang strategis dan memberi dampak nyata,”ujarnya.

Fajri juga menegaskan bahwa kesadaran kolektif kader adalah fondasi utama bagi keberlangsungan gerakan ini di masa depan.

Forum ini menghasilkan enam pernyataan sikap strategis, termasuk penguatan sistem kaderisasi, ekspansi rayonisasi di tingkat fakultas, serta perluasan distribusi kader ke ruang-ruang publik.

Suara dari para demisioner juga memperkuat arah gerakan, mulai dari sorotan atas lemahnya kaderisasi, pentingnya diaspora kader ke cabang, wilayah, hingga PB PMII, hingga sikap kritis terhadap kebijakan kampus yang tidak berpihak pada mahasiswa.

Lebih dari sekadar peringatan, usia 22 tahun menjadi titik tanya sekaligus titik tolak. Apakah PMII akan diam dalam sejarah atau bergerak menjemput peran barunya?

Di sinilah PMII Wahid Hasyim menegaskan jati dirinya—bukan sekadar simbol, tapi pelopor gerakan perubahan. Tangan terkepal dan maju ke muka, PMII Wahid Hasyim melawan lupa, melawan bisu, dan menyalakan gerakan. (Red)

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo