
SUARAMUDA, St. PETERSBURG — Kunjungan Presiden Prabowo ke Federasi Rusia beberapa hari yang lalu bisa dibilang sangat historis. Hal ini menunjukkan peran stretegis Indonesia ditengah gempuran geopolitik dunia saat ini.
Selain menjadi pembicara utama pada St. Petersburg International Economic Forum 2025—yang menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartanto, 3-4 kalau lebih besar daripada World Economic Forum di Davis, Swiss.
Pemerintah Indonesia pada akhirnya menandatangani deklarasi untuk “menaikkelaskan” hubungan diplomatik kedua negara menjadi “mitra strategis” dan dilanjutkan dengan penandatanganan kesepahaman di Istana Konstatinovskiy dalam beberapa bidang.
Bidang kerjasama tersebut adalah: (1) pendidikan tinggi, riset dan teknologi yang diwakili oleh Kemristekdikti, (2) penerbangan langsung Indonesia-Rusia yang diwakili oleh Kemlu, (3) teknologi informasi, komunikasi, digital dan media massa yang diwakili oleh Kemkomdigi, (4) platform investasi Indonesia-Rusia yang diwakili oleh BPI Danantara.
Dalam gemerlap dan produktifnya kunjungan Presiden Prabowo ke St. Petersburg, tentunya tidak lepas dari peran aktif WNI yang tinggal di kota itu, khususnya mahasiswa yang memperlancar agenda presiden selama kunjungannya.
Mahasiswa Indonesia di sini berperan sebagai volunteer-translator dalam setiap kegiatan. Adapun mahasiswa-mahasiswa tersebut ialah: Teguh Imanullah (S3, Peter the Great St. Petersburg Polytechnic University), Alvin Pratama (S2, Peter the Great St. Petersburg Polytechnic University).
Selain itu Irvan Haq (Spesialis, St. Petersburg State Mining University), Reynhard Marcello (S1, St. Petersburg State University of Industrial Technologies and Design), Muhamad Albani (S3, ITMO University).
Serta, Safina Lutfiah Zahro (S2, MGIMO University), Althaf Shakur (S1, ITMO University), Zaid (Fakultas Persiapan Bahasa, Russian State Hydrometeorological University) dan Shafda Alam (S1, St. Petersburg State University of Industrial Technologies and Design).
Mahasiswa-mahasiswa Indonesia di atas diperbantukan dalam koordinasi bidang: hotel dan akomodasi; penyediaan jamuan; skadron udara 17; biro pers; sekretaris pribadi Presiden; kendaraan, rangkaian dan tim utama Presiden.
Terdapat dua jalur koordinasi untuk kegiatan penyambutan dan kunjungan Presiden Prabowo di St. Peterburg. Pertama, melalui jalur Kedutaan Besar Republik Indonesia di Moskow yang berada pada naungan Kementerian Luar Negeri RI.
Kedua, melalui Sekretariat Presiden RI yang berada pada naungan Kementerian Sekretariat Negara RI.
Dalam hal ini, mahasiswa-mahasiswa yang menjadi volunteer-translator dikoordinasikan langsung melalui jalur Sekretariat Presiden untuk diperbantukan sebagai volunteer pada tim inti Sekretariat Presiden atau tim advance atas rekomendasi Ketua Diaspora Indonesia di St. Peterburg Andre Septiyanto.
Dengan pertimbangan: kemampuan bahasa dan kemampuan teknis lapangan yang sangat baik. Sehingga, mayoritas mahasiswa yang membantu adalah mahasiswa tingkat akhir/S2/S3 yang sudah lama tinggal di Rusia.
“Sebagai bagian dari tim advance/tim inti Sekretariat Presiden, kami membantu dalam setiap komunikasi dan koordinasi kepada staf lokal menggunakan keahlian bahasa Rusia, “tutur Teguh Imanullah, salah satu volunteer-translator yang ikut serta dalam kunjungan Presiden.
“Kami diikutsertakan sedari awal. Mulai dari survei bandara ketibaan dan keberangkatan, kamar Presiden, Istana Konstatinovskiy, keadaan mobil Aurus, hingga kondisi makanan dan keseharian Presiden selama di hotel dan St. Petersburg, ” terangnya.
“Jujur ini pengalaman yang sangat asyik dan tak terlupakan. Terima kasih banyak kepada Sekretariat Presiden atas kesempatan luar biasa ini. Dan jangan lupa mampir di St. Petersburg lagi untuk Bapak Presiden, ” imbuhnya.
Selain itu, Andre Septiyanto selaku Ketua Diaspora Indonesia di St. Peterburg juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para mahasiswa dan tim advance Sekretariat Presiden sangat terbantu dengan adanya dukungan mahasiswa. (Amy)