suaramuda

Gadget: Boleh, Asal Bijak! Ini Tips Menstimulasi Anak di Era Digital

Dyah Indraswati, mahasiswa Pendidikan Dasar, Universitas Negeri Yogyakarta

SUARAMUDA, SEMARANG — Coba kita jujur. Hari gini, siapa sih anak SD yang ga kenal YouTube, TikTok, game?

Banyak dari mereka justru lebih cepat buka aplikasi daripada baca buku. Bahkan beberapa diantaranya tantrum ketika tidak dikasih HP.

Fenomena ini sering terjadi dimana-mana. Tetapi pertanyaannya, apakah ini tidak berbahaya untuk perkembangan anak?

Jawabannya juga tidak mutlak, gadget bisa baik tetapi bisa juga kurang baik. Semua tergantung orang tua dan guru dalam mendampingi.

suaramuda

Sebagai pendidik, maupun orang tua kita punya peran besar menjadi jembatan antara dunia digital dan dunia nyata anak-anak.

Bukan tugas kita menghindarkan anak dari teknologi, tetapi mengarahkan supaya mereka tumbuh cerdas, mandiri, tetapi tetap punya empati.

Gadget itu seperti hutan, bisa jadi tempat petualangan yang keren, tetapi harus tahu jalan, dan kita pemandunya.

Usia 6 – 12 tahun itu istimewa, masa emas perkembangan. Di masa ini, anak-anak sedang giat-giatnya berkembang.

Otaknya menyerap banyak hal, emosinya berusaha untuk stabil, dan tubuhnya aktif bergerak.

Jadi, semua yang mereka lihat, dengar, dan alami berpengaruh besar terhadap perkembangannya.

Anak digital yang lahir di zaman serba canggih. Kalau generasi milenial mainnya petak umpet, main kelereng, sekarang anak-anak mainnya gadget.

Mereka sudah terbiasa hidup dengan internet, video, aplikasi, dan game (digital native).

Bagai ‘Pisau Bermata Dua’

Tantangan besar, gadget bisa jadi pisau bermata dua. Kalau dipakai dengan benar, bisa membantu tetapi kalau salah bila melukai.

Dampak negatifnya anak kurang fokus dan mudah bosan, ketergantungan layar sampai lupa waktu, kurang interaksi sosial, terpapar konten tidak sesuai, dan obesitas karena jarang bergerak.

Prinsipnya, gadget bukan musuh tapi alat yang harus dipergunakan secara bijak, stimulasi itu bukan paksaan tapi ajakan untuk berkembang, setiap anak itu unik jadi pendekatannya berbeda, dan keseimbangan adalah kunci (jangan semua serba teknologi, dan jangan nati teknologi).

10 Cara Simple Tapi Ampuh Menstimulasi Anak SD di Era Digital

1. Arahkan Gadget Jadi Teman Belajar
Pilih aplikasi seru tapi mendidik, misal game yang melatih matematika dan logika, aplikasi menggambar dan mewarnai, dan tontonan edukatif di YouTube Kids. Pastikan anak ketika pegang gadget mereka juga belajar.

2. Atur Waktu Main HP
Bikin jadwal yang konsisten, kapan waktu nonton, kapan waktu bermain di luar, kapan waktu belajar. Gunakan visual timer atau alarm agar anak belajar mengelola waktu secara mandiri.

3. Ajak Anak Berkarya lewat Teknologi
Misalnya, bikin vlog tentang keseharian mereka dan kegiatan seru yang mereka lakukan, menggambar dengan gadget, belajar fotografi. Buatlah anak merasa dihargai dan belajar mengekspresikan diri.

4. Banyakin Interaksi Langsung
Jangan sampai sehari-hari anak lebih banyak sama layar. Ajak mereka diskusi, ngobrol tentang hobi, teman-teman disekolah, film yang mereka tonton, dan lain-lain.

5. Bangun Literasi Digital
Ajari anak untuk berpikir kritis. Apa yang mereka lihat belum tentu benar. Anak juga perlu tahu bahwa jejak digital itu penting, jadi harus hati-hati dalam bermedia sosial.

6. Jadi Teman, Bukan Hakim
Dampingi anak saat mereka menggunakan gadget. Tanya mereka sedang main apa, kenapa suka aplikasi itu, ikut tertawa bersama. Anak akan merasa dipercaya. Jangan mengejudge sebelum tau sudut pandang anak.

7. Pakai Teknologi untuk Menguatkan Ikatan Keluarga
Buat jadwal nonton bareng, main game edukatif bareng, bikin konten seru bersama keluarga. Anak akan merasa dunia digital adalah bagian dari kebersamaan.

8. Dorong Anak Menjadi Kreator
Anak sekarang punya banyak cara mengekspresikan diri. Ajak mereka bikin cerita sendiri, desain karakter game, atau menggambar komik digital. Anak jadi lebih imajinatif dan percaya diri.

9. Ajarkan Etika Online Sejak Dini
Anak perlu tahu pentingnya sopan saat chatting, tidak menyebar hoaks, dan menghargai privasi. Ini bagian dari pendidikan karakter digital.

10. Sehat itu Nggak Cuma Otak, Tapi Juga Tubuh
Ingatkan anak pentingnya istirahat cukup, makan sehat, dan aktivitas fiik. Gadget boleh, tapi jangan lupa bersepeda, main bola, lompat tali, dan lainnya.

Kesimpulan

Sebagai mahasiswa pendidikan dasar, saya menyadari bahwa tantangan mendidik anak zaman sekarang berbeda. Mereka tumbuh di dunia digital yang serba cepat, penuh informasi, tapi juga penuh risiko.

Gadget bukan musuh. Masalahnya muncul saat anak-anak dibiarkan tanpa arah. Tugas kita bukan melarang, tapi membimbing. Bukan hanya mengajar, tapi menjadi pendamping yang hadir di dunia nyata dan digital mereka.

Mendidik anak di era ini berarti membantu mereka jadi pribadi yang cerdas, kreatif, dan bijak menggunakan teknologi.

Ini bukan tugas mudah, tapi di sinilah peran kita sebagai pendidik menyiapkan generasi yang kuat menghadapi masa depan. (Red)

Oleh: Dyah Indraswati, mahasiswa Pendidikan Dasar, Universitas Negeri Yogyakarta

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo