
SUARAMUDA.NET, KUDUS – Dalam rangka memperingati tahun baru Islam, warga Desa Tumpangkrasak, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, menggar Kirab Grebeg Suro, Minggu pagi (29/6/2025).
Grebeg Suro di desa itu merupaka puncak perayaan budaya yang menyedot perhatian ribuan warga Kecamatan Jati dan sekitarnya.
Pasalnya, tradisi ini merupakan bagian dari rangkaian Tirta Pusaka “Tetesing Suci Wiyosaning Leluhur”, yang tak lain adalah cara melestarikan warisan budaya leluhur.
Dilansir Jawa Pos Radar Kudus, ribuan peserta dari 27 RT dan tujuh RW se-Desa Tumpangkrasak, termasuk pelajar, tokoh masyarakat, serta kelompok seni budaya, memenuhi jalan desa sepanjang rute kirab sejauh 4,5 kilometer.
Mereka berjalan kaki mengiringi kirab dari lapangan desa menuju Dukuh Badongan, Krajan Satu, Krajan Dua, hingga Wetan Kali Krasak, lalu kembali ke lapangan.
Air Suci dari 4 Punden
Salah satu simbol utama dalam kirab adalah air suci dari empat punden desa, yang sebelumnya dikumpulkan dan didoakan pada Kamis malam (26/6/2025).
Air yang disatukan dari Punden Mbah Jowiro Puso, Mbah Martoyudo, Mbah Jayengrono, dan Mbah Sugipati ini diarak dalam gentong khusus.
Air tersebut dipercaya membawa keberkahan, kesehatan, dan keselamatan bagi siapa pun yang mengambilnya.
Tak hanya air suci, kirab juga diramaikan dengan gunungan hasil bumi yang ikut diarak.
Setibanya di lapangan desa, gunungan serta air suci itu diperebutkan warga dalam tradisi rebutan.
Antusiasme warga begitu tinggi, karena banyak yang percaya bahwa mendapatkan bagian dari gunungan maupun air suci akan mendatangkan berkah di tahun baru Jawa dan Hijriyah. (Red)