
SUARAMUDA, ISLAMABAD – Perayaan Idul Adha 2025 memang telah berlalu. Akan tetapi, salah satu tradisi unik saat Idul Adha di Islamabad, Pakistan yang dirayakan pada Sabtu, 7 Juni 2025, memiliki ciri khas berbeda—-dibandingkan negara-negara Islam lainnya.
Dikenal secara lokal sebagai “Ed-ul-Azha”, hari raya ini merupakan momen penting dalam agama Islam yang dirayakan dengan antusiasme tinggi di seluruh Pakistan.
Idul Adha memperingati “kesedihan” Nabi Ibrahim As atas perintah untuk mengorbankan putranya, Ismail AS, sebagai wujud ketaatan kepada Allah SWT.
Namun, Allah menggantikan Ismail As dengan seekor domba, sehingga peristiwa ini menjadi dasar ibadah kurban lapangan sebelum disembelih.
Keunikan ini tidak hanya terletak pada skala dan semangat perayaan, tetapi juga pada keterlibatan komunitas, budaya kuliner, dan tanggung jawab sosial yang tinggi.
Oleh karena itu, Idul Adha di Pakistan bukan hanya dianggap sebagai ritual ibadah, melainkan juga sebagai peristiwa budaya dan sosial besar yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
Tradisi perayaan meliputi pelaksanaan salat Idul Adha di masjid-masjid besar, seperti Masjid Faisal yang selalu ramai pada hari raya Idul Adha dan Idul Fitri, serta di lapangan terbuka atau tempat khusus yang disediakan pemerintah.
Jamaah laki-laki umumnya mengenakan pakaian tradisional shalwar kameez putih, sementara jamaah perempuan biasanya beribadah di rumah dengan mengenakan jubah atau abaya, mengikuti sunnah para istri Nabi.
Shalat, juga dilakukan di rumah-rumah yang disediakan warga, meskipun sebagian perempuan juga melaksanakan shalat di Masjid Faisal bersama jamaah dari berbagai negara.
Adapun, hewan kurban yang digunakan di Pakistan tidak hanya unta, tetapi juga sapi, kambing, dan domba.
Penyembelihan hewan kurban dilakukan setelah pelaksanaan salat Idul Adha pada tanggal 10, 11, dan 12 Dzulhijjah.
Di hari Idul Adha, suara takbir yang dilantunkan oleh setiap warga masyarakat Islam yang bertempatkan di salah satu mushola dan juga masjid-masjid besar terus berkumandang.
Lalu, masyarakat Islam di Pakistan ini sangat antusias dalam turut mengumandangkan takbir secara bersamaan, sekaligus memeriahkan dan memberikan warna pada hari Idul Adha.
Namun di waktu shalat Idul Adha berlangsung, ada satu kutipan dari petugas yang membacakan pesan khutbah yaitu tentang pengorbanan, solidaritas umat, dan pentingnya membantu yang miskin.
“Idul adha bukan sekedar ritual penyembelihan hewan qurban, tetapi merupakan simbol dari ketundukan, keikhlasan, dan pengorbanan dalam bentuk yang paling murni, “demikian, kesimpulan dari isi khutbah yang telah disampaikan .
“Pengorbanan sejati adalah kemampuan untuk melepaskan sesuatu yang sangat dicintai demi ketaatan kepada tuhan dan demi kebaikan yang lebih besar, ” lanjutnya.
Solidaritas umat Islam di mana jutaan orang dari berbagai latar belakang melakukan ibadah yang sama, mengingatkan bahwa semua unat manusia setara dihadapan Tuhan.
“Berbagi dengan yang miskin dan membutuhkan, yaitu inti dari ajaran ini daging kurban tidak hanya menjadi makanan, tetapi juga simbol harapan, kebersamaan, dan kasih sayang sosial, “sambungnya.
Ketika yang mampu membantu yang lemah, maka terciptalah masyarakat yang lebih adil, empati, dan manusiawi.
Dengan demikian, Idul Adha menjadi momen refleksi spiritual dan sosial yang mengajarkan kita bahwa ibadah sejati adalah yang membawa manfaat bagi sesama. (Red)
Kontributor: Pipit Sukmawati (mahasiswi Fakultas Usuluddin IIUI Pakistan)
Semoga kita semua bisa menjadi lebih baik dan lebih sabar dalam menghadapi tantangan hidup!””