promo

Sino-Nusantara Institute Jembatani CAMSR Tiongkok Kerja Sama dengan Pemerintah Kota Semarang

Direktur Sino-Nusantara Institute, Ahmad Syaifudin Zuhri saat wawancara dengan jurnalis di sela-sela Heritage Forum di Gumaya Tower Hotel, Jl Gajahmada Semarang, Jumat (16/5/2025). (Dok pribadi)

SUARAMUDA, SEMARANG — Sino-Nusantara Institute ditunjuk oleh City Alliance Maritime Silk Road (CAMSR) atau Aliansi Kota Pelestarian Budaya Konservasi Jalur Sutera Maritim untuk menjembatani penjajakan kerja sama dengan Pemeritah Kota Semarang.

Direktur Sino-Nusantara Institute, Ahmad Syaifudin Zuhri mengungkapkan, langkah ini merupakan kali kedua lembaga yang dipimpinnya menjembatani kerja sama Pemerintah Kota Semarang dengan Tiongkok.

“Ini merupakan kali kedua, setelah sebelumnya, pada Februari yang lalu, Provinsi Heze datang langsung ke Semarang. Diharapkan, nantinya ada tindaklanjut dari kerja sama ini sehingga membuat Semarang semakin dikenal, makin maju dan pertumbuhan ekonomi bisa lebih meroket, “ungkap Zuhri, yang juga mantan Ketua Umum PPI Tiongkok 2014 dan Rois Syuriyah PCINU Tiongkok 2021-2023.

Lebih spesifik, Zuhri juga menambahkan bahwa penjajakan kerja sama CAMSR dengan Pemeritah Kota Semarang sebenarnya telah dimulai sejak Kota Semarang dipimpin Hendrar Prihadi (Hendi) pada 2022.

Promo

“Lalu, di masa kepemimpinan Wali Kota Hevearita G. Rahayu (Mbak Ita), hingga kini, dipimpin Wali Kota Agustina Wilujeng, “ungkap alumnus Hubungan Internasional Universitas Wahid Hasyim Semarang, di sela-sela Heritage Forum yang digelar di Gumaya Tower Hotel, Jl Gajahmada Semarang, Jumat (16/5/2025).

Ia juga mengungkapkan, dari perjalanan panjang itu, akhirnya Kota Semarang secara resmi telah bergabung dalam Kerjasama City Alliance Maritime Silk Road (CAMSR) Tiongkok atau Aliansi Kota Pelestarian Budaya Konservasi Jalur Sutera Maritim yang dipimpin oleh kota Guangzhou.

“Penandatanganan kerja sama ini dilakukan langsung oleh Walikota Semarang, Agustina Wilujeng, di Balaikota pada 15 Mei 2025 malam. Dan penandatanganan itu di hadapan delegasi CAMSR Guangzhou dan Atase Kebudayaan Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia, Wang Si Ping, “ujar Zuhri, yang juga alumni Nanchang University, China.

Semarang Anggota CAMSR ke-36

Momen penandatanganan kerja sama Pemkot Semarang dengan CAMSR merupakan tonggak sejarah penting bagi Kota Semarang.

Pasalnya, Semarang adalah salah satu kota di Indonesia selain Cirebon yang telah menjalin kerja sama dengan anggota 34 kota anggota Aliansi Kota Pelestarian Budaya Konservasi Jalur Sutera Maritim (CAMSR).

Sementara, satu kota lain di Indonesia yang telah menjalin kerja sama lebih dulu adalah Cirebon, pada 2024 lalu. Masuknya Cirebon sebagai bagian dari CAMSR menjadikan kota itu sebagai anggota ke-35. Sedangkan Kota Semarang menjadi adalah anggota ke-36.

Zuhri juga menambahkan, keanggotaan Kota Semarang dalam CAMSR yang ditandai dengan acara Promosi Perjalanan Jalur Sutra Maritim dan Forum Heritage di Semarang pada 16 Mei 2025 ini tak lepas dari kolaborasi Sino-Nusantara Institute dan Yayasan Tay Kak Sie Semarang.

“Memang, kami ditunjuk untuk mengatur mulai dari pertemuan dengan Wali Kota dan juga pejabat tinggi pemkot lainnya, hingga menjalankan teknis acara lainnya. Dan teman-teman Tay Kak Sie sangat membantu suksesnya acara ini, “ujar Zuhri, yang juga dosen FISIP UIN Walisongo Semarang.

Direktur Sino-Nusantara Institute, Ahmad Syaifudin Zuhri dan Sekda Kota Semarang, M. Khadhik dalam Heritage Forum di Gumaya Tower Hotel, Jl Gajahmada Semarang, Jumat (16/5/2025). (Dok pribadi)

Sekilas Sino-Nusantara dan CAMSR

Sebagai informasi, Sino-Nusantara Institute adalah lembaga kajian, konsultan dan penghubung kerja sama, terkait hubungan Indonesia-Tiongkok.

Lembaga yang berbasis di Semarang itu didirikan sejak 2021. Hingga kini, Sino-Nusantara Institute memiliki jaringan kerja di Jakarta, Beijing dan Guangzhou, China.

Sementara itu, City Alliance Maritime Silk Road (CAMSR) atau Aliansi Kota Pelestarian Budaya Konservasi Jalur Sutera Maritim berdiri pada 2018.

Awalnya, CAMSR hanya beranggotakan tiga kota di Tiongkok, yakni Guangzhou, Nanjing dan Ningbo. Lembaga yang berkantor di Guangzhou itu survive di bawah arahan National Cultural Heritage Administration dan Kementerian Kebudayaan Tiongkok.

Selain Cirebon dan Semarang, 34 Anggota CAMSR di wilayah Tiongkok adalah Guangzhou, Nanjing, Ningbo, Zhang Zhou, Putian, Jiangmen, Lishui, Yangjiang, Yang Zhou, Fuzhou, Yantai, Beihai dan Huanghua.

Sedangkan kota lainnya, yakni Shantou, Sanya, Zhanjiang, Chaozhou, Nantong, Lianyungang, Suzhou, Zibo, Shanghai, Dongying, Weihai, Changsha, Macao, Qingdao, Huizhou, Hongkong, Hangzhou, Wenzhou, Maoming, Foshan, dan Qinzhou. (Red)

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo