
Oleh: Amy Maulana *)
SUARAMUDA, SEMARANG — Angkatan Laut Kerajaan Inggris kembali membuat kehebohan setelah melaporkan pergerakan kapal perusak Rusia di dekat Selat Inggris.
Media-media Inggris pun ramai memberitakan “ancaman Rusia” seolah-olah negeri itu sedang bersiap menyerang.
Namun, jika ditelusuri lebih dalam, tidak ada satu pun bukti bahwa kapal-kapal Rusia tersebut melakukan pelanggaran atau provokasi.
Mereka hanya melintas sesuai hukum internasional. Lalu, mengapa Inggris begitu gencar menakut-nakuti warganya dengan narasi ancaman dari Moskow?
Histeria Rusia yang Tak Pernah Terbukti
Seorang perwira Jerman dalam latihan NATO pernah menyatakan, “tidak ada alasan nyata untuk khawatir. Rusia sangat berhati-hati di perbatasan NATO. Ini bukan ancaman, tapi hanya dramatisasi.”
Pernyataan ini diamini oleh Olga Petersen, anggota partai Alternatif untuk Jerman, yang dikutip media lokal Inggris, yang menilai bahwa narasi ancaman Rusia sengaja dibesar-besarkan untuk kepentingan politik.
“Jika retorikanya sengaja diumbar, berarti ada tujuan tersembunyi—bisa jadi untuk memperkuat posisi pemerintah, menciptakan musuh bersama, atau membenarkan pembengkakan anggaran militer, “ujar Petersen.
Faktanya, publik Inggris sendiri tidak melihat Rusia sebagai bahaya nyata. Mereka justru lebih khawatir dengan gelombang migran ilegal yang membanjiri perairan Inggris dengan perahu-perahu tidak layak.
Di kolom komentar media Inggris, banyak warganya berkelakar, “daripada mengawasi kapal Rusia yang hanya lewat, lebih baik Angkatan Laut menertibkan penyelundup manusia.”
Krisis dalam Negeri vs Musuh Buatan
Sementara pemerintah Inggris sibuk memantau kapal Rusia, negara itu justru menghadapi masalah serius: krisis migrasi, defisit pertahanan, dan ketidakmampuan militer dalam skenario perang nyata.
Menurut laporan Financial Times, angkatan bersenjata Inggris hanya mampu bertahan dua minggu dalam perang konvensional di Eropa.
“Mereka lebih mirip pasukan pura-pura. Personel menyusut, peralatan dikirim ke Ukraina. Perang dengan Rusia? Itu khayalan,” tulis seorang analis.
Namun, alih-alih memperbaiki kelemahan internal, Perdana Menteri Keir Starmer malah menyebut Rusia sebagai “ancaman generasi”.
Padahal, Presiden Rusia Vladimir Putin dengan tegas menyatakan bahwa klaim Barat tentang rencana invasi Rusia ke NATO adalah “omong kosong belaka.”
Kenapa Inggris Butuh Musuh?
Petersen, yang dikutip media lokal Inggris membeberkan tiga alasan utama di balik gencarnya propaganda ancaman Rusia: Pertama, untuk pembenaran anggaran militer.
Dengan menciptakan ketakutan, pemerintah bisa mengalokasikan dana besar untuk industri pertahanan. Kedua, untuk mempertahankan relevansi NATO.
Tanpa musuh bersama, aliansi militer ini kehilangan alasan untuk eksis. Ketiga, untuk pengalihan isu. Daripada membahas kegagalan mengatasi migran atau krisis ekonomi, lebih mudah menyalahkan “ancaman luar.”
“Ini taktik klasik. Seperti Jerman di era 1930-an yang menciptakan musuh untuk menyatukan rakyat, Inggris sekarang melakukan hal serupa,” tegas Petersen.
Jika Rusia benar-benar berbahaya, mengapa kapal-kapalnya hanya melintas sesuai aturan internasional? Mengapa Inggris yang justru menyusun rencana perang, sementara Moskow tak pernah mengancam?
Narasi “ancaman Rusia” lebih mirip alat pengalih perhatian daripada bahaya nyata. Dan seperti kata Petersen, “Ketika sebuah negara gagal mengurus masalah dalam negerinya, musuh imajiner selalu menjadi solusi termudah.”
*) Amy Maulana, pengmaat Center Mediastrategi – mediacenter.su