
Oleh: Marion Juanita Udam *)
SUARAMUDA, SEMARANG — Salah satu aspek mendasar dalam membangun suatu bangsa adalah pendidikan, yang di dalamnya sangat memerlukan manajemen sarana dan prasarana dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kualitas sebuah sekolah juga dapat dilihat dari lengkap atau tidaknya sarana dan prasarana. Hal ini karena akan sangat mendukung pembelajaran akademik dan non akademik.
Sarana dan prasarana juga penting untuk mendukung proses pendidikan, yang dalam konteks ini diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional.
“Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi kepentingan pendidikan sesuai dengan perkembangan potensi fisik, intelektual, sosial, emosional, dan kewajiban peserta didik”
Pengertian sarana adalah alat atau benda yang digunakan secara langsung, sedangkan prasarana adalah fasilitas penunjang yang digunakan secara tidak langsung.
Dari pemaknaan itu, maka setiap lembaga pendidikan diharuskan memiliki sarana dasar yang meliputi: peralatan, perabot, buku dan sumber belajar lainnya—-materi habis pakai serta peralatan yang dibutuhkan untuk mendukung proses pembelajaran.
Lembaga pendidikan juga harus memiliki faktor pendukung pembelajaran dengan menyediakan ruang kelas, ruang pemimpin, ruang guru ruang perpustakaan, laboratorium dan sebagainya.
Menurut Jannah (2010) manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang baik dapat menciptakan lingkungan belajar yang bersih, rapi, dan menyenangkan, sehingga mendukung proses belajar mengajar secara optimal.
Peneliti lain, Bafadal (2021) menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang baik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa serta efektivitas pengajaran guru.
Pentingnya Manajemen Sarpras
Sejalan dengan itu, penting bagi pihak sekolah untuk melakukan manajemen sarana dan prasarana secara sistematis dan terencana agar dapat memenuhi standar pendidikan yang ditetapkan.
Perlu diketahui pula, tantangan dalam pengelolaan sarana dan prasarana sering kali muncul akibat keterbatasan anggaran.
Imbasnya, pihak sekolah akhirnya mengalami kesulitan dalam pengadaan sarana prasarana penunjang pendidikan di sekolah. Dampak lainnya, peserta didik juga akan kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah.
Kurangnya pengetahuan tentang penggunaan fasilitas dan keterbatasan lain berupa kurangnya pemahaman guru mengenai manajemen sarana dan prasarana dapat menghambat proses pembelajaran yang efektif.
Solusi yang dapat diberikan yaitu, pihak terkait harus lebih memprioritaskan sarana dan prasarana dan perlu peningkatan dana untuk bidang pendidikan yang sangat dibutuhkan bagi proses pembelajaran.
Perlu juga dilakukannya pelatihan bagi para pendidik dalam penggunaan segala fasilitas serta teknologi yang ada.
Dengan keterbatasan sarana prasarana pembelajaran sudah tentu berdampak pada hasil belajar peserta didik.
Dapat dikatakan pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak saja dialami oleh guru yang bersangkutan, namun keberadaan dan kelengkapan sarana prasarana juga mendukung pembelajaran yang dilaksanakan.
Dengan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang dalam kegiatan pembelajaran, maka diperlukan usaha penggunaan alat praktik sebagai fasilitas untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Maka solusi lain yang diberikan yaitu, perlu meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia di bidang manajemen dan pengetahuan mengenai manajemen sarana dan prasarana untuk memastikan bahwa fasilitas sarana dan prasarana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal. (Red)
*) Marion Juanita Udam, mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan, Universitas Cenderawasih
**) Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah, isi dan pesan dalam artikel bukan menjadi tanggung jawab redaksi