promo

Meniti Kepemimpinan Berbasis Nilai: Refleksi atas Proses Penjaringan dan Pemilihan Bakal Calon Kepala Madrasah Aliyah Raudlatut Tholibin Tahun 2025

SUARAMUDA, SEMARANG — Di tengah dinamika zaman dan tantangan pendidikan Islam yang semakin kompleks, pemilihan seorang pemimpin lembaga pendidikan bukanlah semata proses administratif.

Ia adalah langkah strategis yang harus dijalankan dengan penuh pertimbangan nilai, etika, dan tanggung jawab kolektif.

Itulah yang tercermin dalam proses penjaringan dan pemilihan bakal calon Kepala Madrasah Aliyah Raudlatut Tholibin Tahun 2025.

Proses ini telah berjalan dengan tertib, sistematis, dan berlandaskan mekanisme serta tata tertib yang telah ditetapkan oleh Panitia Penjaringan dan Pemilihan di tingkat Yayasan Ar Raudloh

Promo

Hal ini menjadi bukti nyata bahwa lembaga ini tidak hanya menjaga sistem secara teknis, tetapi juga menanamkan budaya organisasi yang kuat dan berlandaskan nilai-nilai luhur.

Tahapan yang Terstruktur dan Terbuka

Proses diawali dengan penjaringan nama-nama dari para guru. Setiap guru diberikan hak untuk mengusulkan minimal dua nama bakal calon yang dianggap layak dan memenuhi kriteria, baik dari lembaga tempatnya mengajar maupun dari lembaga lain di bawah naungan yayasan.

Hal ini mencerminkan keterbukaan sistem dan kesadaran kolektif akan pentingnya memilih pemimpin terbaik—tidak semata karena kedekatan institusional, melainkan karena kapasitas dan integritas pribadi.

Puncak kegiatan dilaksanakan pada hari Sabtu, 17 Mei 2025, dimulai pukul 08.30 WIB, bertempat di lingkungan Madrasah Aliyah Raudlatut Tholibin.

Dalam suasana penuh kekeluargaan, para guru berkumpul untuk mengikuti proses pemilihan bakal calon kepala madrasah.

Pemungutan dan penghitungan suara dilakukan secara terbuka, disaksikan bersama, tanpa intervensi maupun tekanan. Hasilnya pun diterima dengan lapang dada oleh semua pihak.

Tiga nama dengan perolehan suara terbanyak berhasil ditetapkan sebagai bakal calon, yaitu: M. Alauddin, Arwani, dan Siti Khotimah. Ketiganya adalah sosok guru yang memiliki dedikasi, pengalaman, serta reputasi baik di lingkungan yayasan.

Langkah Selanjutnya: Verifikasi, Musyawarah, dan Seleksi Akhir

Sesuai dengan mekanisme yang berlaku, ketiga nama tersebut diserahkan kepada pengurus Yayasan Ar Raudloh, untuk menjalani tahap akhir berupa verifikasi dokumen, musyawarah internal, dan bila perlu—akan dilakuan wawancara serta observasi langsung guna memastikan kesesuaian visi, misi, karakter kepemimpinan, serta kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing kandidat.

Rapat lengkap yayasan yang terdiri dari unsur Dewan Pembina, Dewan Pengawas, dan Dewan Pengurus akan bersama-sama menentukan siapa yang paling tepat untuk memimpin Madrasah Aliyah Raudlatut Tholibin ke depan.

Nilai-Nilai yang Ditanam dan Dihidupkan

Proses penjaringan dan pemilihan ini bukan hanya tentang menentukan siapa yang akan menjabat, tetapi juga menanamkan nilai-nilai yang membentuk karakter institusi pendidikan.

Beberapa nilai penting yang dapat kita refleksikan antara lain:

Amanah dan Tanggung Jawab.
Proses ini menunjukkan kesadaran bersama bahwa jabatan kepala madrasah bukan sekadar posisi struktural, melainkan amanah besar yang menyangkut nasib peserta didik, tenaga pendidik, dan masa depan lembaga.

Guru-guru yang terlibat memahami bahwa pilihan mereka adalah bagian dari ikhtiar kolektif menegakkan tanggung jawab terhadap Allah SWT dan umat.

Musyawarah dan Keterbukaan
Segala keputusan diambil secara musyawarah, baik di tingkat panitia maupun yayasan. Ini bukan hanya mencerminkan demokrasi, tapi juga nilai-nilai syura dalam Islam—yakni pengambilan keputusan melalui pertimbangan kolektif dengan niat baik dan kebersamaan.

Keikhlasan dan Pengabdian
Banyak dari guru yang terlibat dalam proses ini tidak mengharapkan imbalan, tetapi semata ingin berkontribusi pada masa depan lembaga.

Begitu pula para calon yang namanya diajukan—mereka tidak mencalonkan diri sendiri, tetapi diajukan oleh rekan-rekannya karena dinilai layak. Ini mencerminkan nilai ikhlas, sebuah inti dari pengabdian dalam dunia pendidikan.

Profesionalisme dan Objektivitas
Dengan dibukanya kesempatan bagi siapa saja yang berada di bawah naungan yayasan untuk dicalonkan, proses ini menekankan pentingnya kualitas, bukan asal-usul.

Guru-guru diajak untuk melihat objektif—siapa yang benar-benar layak, bukan siapa yang dekat.

Solidaritas dan Kepedulian
Tingginya partisipasi guru dalam proses ini menunjukkan adanya rasa memiliki terhadap madrasah. Bahwa pemimpin yang baik tidak dapat berdiri sendiri tanpa dukungan komunitas yang solid dan peduli terhadap arah lembaga.

Kegiatan penjaringan dan pemilihan calon kepala Madrasah Aliyah Raudlatut Tholibin ini merupakan praktik baik (best practice) dalam membangun tata kelola lembaga pendidikan Islam yang sehat, modern, dan bernilai

Ia menjadi bukti bahwa sistem pendidikan Islam mampu berjalan dengan rapi, partisipatif, dan bermartabat, tanpa meninggalkan akar-akar spiritualitas dan budaya luhur.

Semoga proses ini menjadi langkah awal untuk menghadirkan pemimpin yang amanah, cerdas, bijak, serta mampu membawa madrasah menuju kemajuan yang diridhai oleh Allah SWT.

Dan semoga nilai-nilai yang telah ditanam dalam proses ini tumbuh menjadi budaya kerja dan etos organisasi di masa depan. (Red)

Penulis: Ali Achmadi, Kabid Humas Yayasan Ar Raudloh, Perguruan Islam Raudlatut Tholobin Pakis – Pati

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo