
SUARAMUDA, MOJOKERTO – Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur yang tergabung dalam program MBKM Bina Desa kelompok 5 melaksanakan pelatihan pembuatan pupuk cair organik dari limbah air cucian beras di Desa Karangkuten, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran warga dalam mengelola limbah rumah tangga menjadi produk ramah lingkungan dan bermanfaat bagi pertanian serta tanaman rumahan.
Pelatihan yang berlangsung di balai Dusun Tumbuk ini dihadiri oleh warga dari Dusun Karanglo, Tumbuk, dan Oto-Oto, yang didominasi oleh ibu rumah tangga dan petani lokal. Dengan suasana yang santai dan komunikatif, peserta tampak antusias menyimak materi yang disampaikan.
Mahasiswa kelompok 5 membawakan penjelasan secara sistematis, dimulai dari kandungan nutrisi yang terkandung dalam air cucian beras, teknik fermentasi sederhana, hingga cara aplikasi pupuk ke berbagai jenis tanaman.
Dalam pemaparannya, tim mahasiswa menekankan bahwa air cucian beras mengandung berbagai nutrien seperti vitamin B, pati, serta mineral yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman.
Dengan menambahkan gula merah dan starter EM4, limbah tersebut dapat difermentasi menjadi pupuk cair organik yang ekonomis, mudah dibuat, dan ramah lingkungan.
Pelatihan ini tidak hanya bersifat satu arah. Sesi tanya jawab berlangsung interaktif, menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dari peserta. Salah satu warga bertanya, “Apakah pupuk ini bisa digunakan untuk tanaman hias di rumah?”
Pertanyaan ini menunjukkan perhatian warga terhadap aplikasi praktis dari pupuk organik di luar pertanian.
Menjawab hal tersebut, tim mahasiswa menjelaskan bahwa pupuk cair organik dari air cucian beras sangat cocok digunakan untuk tanaman hias.
Kandungannya membantu menyuburkan tanah, mempercepat pertumbuhan akar dan daun, serta tidak menyebabkan kerusakan pada tanaman jika digunakan secara tepat.
“Pupuk ini ideal untuk tanaman seperti lidah mertua, sirih gading, atau tanaman berbunga. Cukup aplikasikan seminggu sekali secara merata pada media tanam, agar tanaman mendapatkan nutrisi tambahan tanpa membuatnya terlalu lembap,” jelas salah satu mahasiswa dari kelompok 5.
Penjelasan ini disambut positif oleh warga yang merasa mendapat solusi sederhana dan murah untuk merawat tanaman hias di rumah.
Sesi praktik menjadi bagian yang paling dinantikan. Mahasiswa membimbing peserta membuat pupuk cair secara langsung menggunakan peralatan sederhana.
Proses ini melibatkan air cucian beras segar, gula merah sebagai sumber energi mikroorganisme, serta EM4 sebagai sumber mikroorganisme. Seluruh peserta mentimak kegiatan mencampurkan bahan dalam botol plastik dan mencatat takaran yang digunakan.
Hasilnya, setiap peserta mendapatkan satu botol pupuk cair yang bisa dibawa pulang untuk diaplikasikan di rumah masing-masing.
Dengan selesainya kegiatan ini, mahasiswa berharap keterampilan yang telah diberikan dapat terus dikembangkan oleh warga.
Kegiatan ini tidak hanya memberi edukasi praktis, tetapi juga menjadi langkah awal dalam mengubah kebiasaan membuang limbah menjadi budaya mengolah dan memanfaatkannya.
Program ini menjadi bukti bahwa sinergi antara pendidikan tinggi dan masyarakat desa mampu menghasilkan solusi sederhana untuk tantangan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan lokal. (Red)
Artikel ini di tulis oleh: Joanne Rizma Pramitha dan Ir. Sani, M.T., Mahasiswa dan Dosen Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur