promo

Inovasi Mahasiswa UPNVJT: Ubah Limbah Serbuk Kayu Menjadi Wood Pellet Ramah Lingkungan

SUARAMUDA, MOJOKERTO – Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT), khususnya Kelompok 6 yang diketuai oleh Septya Virganita, membawa angin segar bagi pengelolaan limbah di Dusun Sukomangu, Desa Karangkuten, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto.

Pasalnya, melalui program Bina Desa 2025, mereka mengenalkan inovasi pemanfaatan limbah serbuk kayu menjadi wood pellet, bahan bakar padat yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomis.

Tim pelaksana kegiatan ini terdiri dari dua dosen yaitu Prof. Dr. Ir. Srie Muljani, MT dan Aisyah Alifatul Zahidah Rohmah, S.T., M.T, serta dua mahasiswa yaitu Septya Virganita Ayu NingTyas dan Eka Ayu Lintang Ambarwati, yang bersama-sama terjun langsung ke lapangan untuk mendampingi masyarakat dalam menerapkan inovasi ini.

Selama ini, limbah serbuk kayu dari aktivitas produksi mebel di Dusun Sukomangu tersebut hanya dibiarkan menumpuk atau dibakar begitu saja, yang berisiko mencemari lingkungan.

Promo

Melihat potensi besar dari limbah tersebut, mahasiswa berinisiatif menggandeng masyarakat untuk mengolahnya menjadi energi alternatif.

Jalan Ekonomi Baru

Inovasi ini tidak hanya menjawab isu lingkungan, tetapi juga membuka jalan baru menuju ekonomi sirkular berbasis desa.

Proses pembuatan wood pellet ini dirancang agar sederhana dan bisa langsung diaplikasikan oleh warga tanpa memerlukan alat industri.

Dimulai dari pembuatan gel perekat menggunakan tepung tapioka yang dimasak bersama air hingga membentuk tekstur kental seperti lem.

Setelah itu, gel ini dicampurkan dengan serbuk kayu hingga merata membentuk adonan padat.

Adonan kemudian dicetak menggunakan cetakan silinder sederhana dan dijemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih tujuh hari.

Hasil akhirnya adalah wood pellet kecil berdaya kalor tinggi yang siap digunakan sebagai bahan bakar untuk kompor biomassa, pemanas ruangan, hingga skala industri rumah tangga.

Wood pellet memiliki berbagai keunggulan. Selain bersifat karbon netral dan menghasilkan emisi rendah, bahan bakunya juga sangat mudah ditemukan dan murah.

Sisa abu hasil pembakaran bahkan masih dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Dengan begitu, limbah benar-benar diolah hingga tuntas tanpa menyisakan residu berbahaya.

Melalui inovasi ini, mahasiswa UPNVJT tidak hanya menerapkan teori teknik kimia, tetapi juga membantu masyarakat mengubah pola pikir—bahwa limbah bukan beban, melainkan potensi yang bisa mendatangkan manfaat nyata jika dikelola dengan ilmu dan niat baik.

“Inovasi ini bukan hanya soal bahan bakar, tetapi perubahan pola pikir agar limbah memiliki nilai,” ujar Septya Virganita.

Langkah riil ini juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.

Dengan menjadikan limbah sebagai sumber daya ekonomis, masyarakat memiliki peluang membangun UMKM, membuka lapangan kerja baru, dan meningkatkan pendapatan desa.

Karena tidak memerlukan mesin industri, produksi wood pellet ini dapat dikembangkan secara inklusif dan berkelanjutan oleh kelompok masyarakat mana pun. (Red)

*) Artikel ditulis oleh Septya Virganita Ayu NingTyas, Prof. Dr. Ir. Srie Muljani, MT, Aisyah Alifatul Zahidah Rohmah, S.T., M.T dan Eka Ayu Lintang Ambarwati

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo