
Oleh: Syafina Ramadani *)
SUARAMUDA, SEMARANG — Pada suatu hari di dalam kelas pada saat jam istirahat, ada seorang anak kelas 4 SD dengan 3 teman di sekelilingnya, anak tersebut bernama Fajo dan teman lainnya bernama, Angga, Rio, dan Alam.
Mereka membuat kapal kertas di dalam kelas, namun Fajo kesulitan membuat kapal kertas tersebut.
“Rio, punya kamu udah selesai belum? “kata Angga.
“Punya ku sebentar lagi selesai nih tinggal lipatan terakhir, coba kamu tanya Alam tadi dia duluan tuh yang udah mulai buat, ” kata Rio.
“Gimana lam punya kamu udah?’’ Kata Angga.
“Udah dong, punya ku udah selesai liat nih bagus kan kapal kertasku, “kata Alam.
“Asik, aku juga udah nih kapal kertas ku besar keren kan, ” kata Angga.
“Wah iya, punya kita bagus ya, “sontak Rio dan Alam secara bersama.
Sementara di sekeliling mereka masih ada Fajo yang berusaha untuk membuat kapal kertas tersebut dengan usahanya sendiri namun tak kunjung bisa.
“Duh gimana sih ini caranya susah banget daritadi kapal ku belum jadi, “gumam Fajo.
“Yah Fajo kapal kamu mana masa daritadi ga selesai-selesai sih, kami udah selesai nih, ” kata Angga.
“Hahahaha, kasian banget kamu jo masa gitu aja gabisa sih, “ejek Rio.
“Hahaha iya, kasian cemen banget sih, “ejek Alam kepada Fajo.
“Kenapa sih kalian ini bisanya ngejek terus kalian juga gamau bantuin aku, “ata Fajo dengan wajah malasnya.
Kringg…. Kringg… Suara bel sekolah yang menandakan jam istirahat telah selesai.
Kemudian terlihat dari kejauhan Bu guru sedang berjalan menuju ke dalam kelas.
“Ayo-ayo semua duduk di tempatnya Buk Tina udah jalan ke kelas, “kata Arya si ketua kelas.
“Selamat siang anak-anak, bagaimana kabar kalian semua?, “kata Buk Tina.
“Sehat buk, “ucap semua murid di dalam kelas.
“Bagus ya. Ayo semuanya kita lanjut pembelajaran kita buka bukunya halaman 20, ” kata Bu Tina sembari membuka buku.
Pembelajaran berlangsung selama satu jam dan bel pulang pun tiba. “Kringg…Kringg… “,semua anak-anak keluar kelas untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.
Fajo sedang menunggu ayahnya untuk di jemput. Beberapa menit kemudian ayahnya datang untuk menjemput Fajo dan menempuh waktu 20 menit dari sekolah ke rumah.
Tibalah Fajo di rumah yang hanya ada bundanya, Nini sedangkan sang ayah bernama Yudi. Sesampainya di rumah ia langsung bercerita kepada bundanya mengenai apa yang terjadi di sekolah tentang ia yang tak kunjung bisa membuat kapal kertas.
“Bunda, bunda tadi Fajo jam istirahat di kelas buat kapal kertas bareng teman-teman, tapi Fajo selalu ga bisa buat kapal kertas itu , “kata Fajo kepada bundanya.
“Dimana letak susahnya nak sampai kamu kesulitan dalam membuat kapal kertas itu, “kata Bunda Nini.
“Susah di lipatannya bunda, teman-teman Fajo udah bisa semua dan Fajo belum tapi Fajo ga akan nyerah bunda Fajo mau buktiin kalau Fajo bisa karena itu juga impian Fajo, ”
Kata Fajo.
“Emang impian kamu apa sayang?, tanya Bunda.
“Fajo ingin mengelilingi dunia menggunakan kapal besar bunda, dan Fajo ingin menemukan tempat-tempat baru yang ada di dunia, “harap Fajo.
“Itu impian yang hebat sayang, pesan dari ibu ingatlah bahwa setiap pertualangan dimulai dari langkah kecil, “kata Bunda sambil mengelus kepala Fajo dengan rasa bangga kepada anaknya. Dan Fajo pun tersenyum kecil mendengar perkataan bundanya.
“Terimakasih ya Bunda, “Kata Fajo
Setelah mengatakan terimakasih kepada bundanya, Fajo dengan cepat langsung berlari untuk ke kamarnya ia berpikir bahwa ia harus bisa membuat kapal kertas tersebut dengan berusaha.
Sesampai di kamar ia langsung mengganti bajunya dan segera mengambil beberapa kertas untuk membuat kapal yang besar yang ia inginkan.
Fajo sangat memperhatikan setiap kecil dari lipatankali ini ia sangat bersungguh-sungguh dalam membuat kapalnya.
Sampai pada akhirnya 2 jam berlalu Fajo pun berhasil membuat kapal besar yang diinginkannya dan kapal yang ia buat bahkan lebih bagus dari kapal sebelumnya yang dibuat oleh teman-temannya.
“Yessss, aku berhasil. Akhirnya aku bisa membuat kapal besarku dan kapal ku lebih bagus, biar kapal ku makin keren aku mau kasi warna ah buat kapal ku, “kata Fajo dengan sangat gembira karna berhasil membuat kapal tersebut.
Dengan usahanya yang sungguh-sungguh sembari menggambil pensil warna untuk mewarnai kapalnya, ia pun mewarnai kapalnya tersebut menggunakan warna yang disukainya.
Setelah Fajo berhasil mewarnai kapalnya ia langsung ke kamar mandi dan berinisiatif untuk mencoba kapal yang dibuatnya ke atas air di dalam bak kamar mandi dengan hati-hati.
Fajo meletakkan kapal kertasnya di atas air tersebut dan kapalnya mengapung dengan sempurna. Fajo melihatnya dengan mata berbinar dan merasa bangga akan usahanya sendiri.
Sejak perkataan bundanya yang mengatakan setiap pertualangan dimulai dari langkah kecil, Fajo merasa termotivasi oleh kata-kata bundanya.
Ia menyadari satu hal bahwa meskipun kapalnya hanya terbuat dari kertas biasa yang ia rakit sendiri suatu saat impian dan semangatnya yang besar dapat membawanya ke tempat-tempat yang luar biasa dan menjelajahi setiap dunia menggunakan kapal aslinya.
Meski hanya sebatas itu, Fajo akhirnya tau bahwa banyak pertualangan yang akan menantinya di masa depan.
Pesan moral dari cerpen ini adalah setiap impian besar dimulai dari langkah kecil, jangan takut untuk bermimpi dan memulai pertualangan mu sendiri.
Pesan moral lainnya,.ketika kita mau untuk berusaha dengan melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan atau pencapaian kita, maka akan menemukan sebuah hasil yang sesuai dengan harapan. (Red)
*) Syafina Ramadani, mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
**) Cerpen ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Inovasi Pengajaran Sastra Anak Berbasis Literasi, Dosen Pengampu: Yuliana Sari, M.Pd.
Fajo is a good name