
SUARAMUDA, SEMARANG – Di tengah perang dagang dengan Amerika Serikat, Presiden China Xi Jinping justru memulai tur ke tiga negara di kawasan Asia Tenggara.
Dilansir CNN Indonesia, Senin (14/4/2025), Xi akan memulai lawatannya ke Vietnam, dilanjutkan dengan Malaysia, dan kemudian Kamboja.
Tur tiga negara ASEAN ini menjadi perjalanan luar negeri pertama Xi di tahun 2025.
Vietnam adalah pengimpor produk China terbesar di Asia Tenggara dengan nilai impor sebesar $161,9 miliar (sekitar Rp2,7 kuadriliun).
Lalu kedua, Malaysia, dengan nilai impor sebesar $101,5 miliar (sekitar Rp1,7 kuadriliun) pada 2024.
Xi akan berada di Vietnam pada Senin dan Selasa (15/4). Vietnam telah lama menjalankan “diplomasi bambu”, yang berusaha menyeimbangkan hubungan baik Hanoi dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan China.
Sementara dengan Kamboja, China mengucurkan miliaran dolar dalam bentuk investasi infrastruktur selama masa kepemimpinan Presiden Kamboja Hun Sen.
Relasi China dan Malaysia juga sangat baik karena Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar Negeri Jiran selama 15 tahun berturut-turut.
Mengapa Xi Tak ke Indonesia?
Presiden Xi bahkan dikabarkan telah bertukar pikiran dengan Presiden RI Prabowo Subianto, Minggu (13/4/2025), lewat sambungan telfon.
Kedua pemimpin negara juga saling mengucapkan selamat atas peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan China.
Dilansir dari Xinhua, pada kesempatan itu, Xi mengatakan kepada Prabowo bahwa Indonesia dan China telah mencapai kemajuan luar biasa dalam hubungan bilateral dan persahabatan bangsa.
“Sebagai negara berkembang utama dan anggota penting dari Global South, kerja sama antara China dan Indonesia memiliki signifikansi strategis dan pengaruh global,” kata Xi.
Dalam percakapan tersebut, Xi juga menyampaikan bahwa dirinya sangat mementingkan perkembangan hubungan China-Indonesia. Ia mengaku siap untuk menjalin kerja sama lebih dalam dengan Prabowo serta siap memperkuat koordinasi strategis multilateral.
Prabowo berujar Indonesia dan China telah menjalin persahabatan dan kerja sama bilateral yang kuat dalam “lima pilar” politik, ekonomi, pertukaran masyarakat dan budaya, urusan maritim, serta keamanan.
Prabowo pun berharap kedua negara dapat terus memperdalam kerja sama dan memperkuat persahabatan antarbangsa sehingga memberikan kontribusi positif bagi perdamaian dan stabilitas dunia. (Red/ CNN Indonesia )