
Oleh : Khaina Fima Aristri *)
SUARAMUDA, SEMARANG — Peran orang tua terhadap anak memiliki hubungan erat dan keterkaitan yang penting. Pola interaksi yang dilakukan orang tua kepada anak akan berpengaruh terhadap perilaku anak kedepannya.
Hal ini tentu menjadi tanggung jawab besar orang tua dalam membangun masa depan anak.
Peran orang tua tidak hanya sebatas memberikan kebutuhan dasar anak seperti makan dan pakaian, melainkan juga mampu memberikan perhatian, kasih sayang, dan dukungan dalam proses perkembangan anak.
Parenting menjadi suatu model pengasuhan orang tua dalam membimbing, mendidik, dan menjaga anak agar dapat berdiri sendiri.
Model parenting ini juga meliputi beberapa aspek di dalamnya, yakni fisik, emosional, sosial, dan intelektual.
Dalam melakukan model parenting ini, komunikasi adalah kunci utama dan penting untuk membangun hubungan baik antara orang tua dan anak.
Komunikasi yang efektif menjadi kunci penting dalam proses parenting tersebut.
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang dapat memberikan perubahan sikap bagi orang yang turut serta dalam komunikasi tersebut.
Dari komunikasi efektif tersebut diharapkan dapat memberi pengetahuan, kesenangan, dan pengaruh baik dalam bertindak.
Membangun Komunikasi Dua Arah
Salah satu komunikasi efektif dalam model parenting yaitu terbangunnya komunikasi dua arah.
Orang tua harus bisa menjadi pendengar yang baik untuk anak saat dia menceritakan tentang suatu hal, dengan begitu anak akan merasa dihargai dan diperhatikan.
Selain itu, orang tua juga dapat memberikan positif pada anak dengan ekspresi wajah tersenyum yang dapat menunjukkan kasih sayangnya kepada anak.
Penggunaan bahasa yang baik dapat memberikan pengetahun kepada anak untuk memposisikan diri pada situasi tertentu.
Teori kognitif memiliki keterkaitan dalam model parenting ini. Teori kognitif adalah rencana kerja yang berfokus pada pikiran dan proses mental mempengaruhi perilaku dan belajar.
Dalam teori ini dijelaskan bahwa belajar merupakan tahapan internal yang melibatkan pemikiran, pemahaman, dan pengelolaan informasi.
Pendekatan dalam model parenting mengamati proses berpikir, memori, dan pemahaman anak saat merespon informasi.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menjadi contoh yang baik dalam menciptakan lingkungan belajar yang terstruktur serta memberikan pengalaman yang mengena terhadap perkembangan kognitif anak.
Problem Orang Tua
Berbagai permasalahan akan jika orang tua tidak dapat menjalankan perannya kepada anak. Salah satu permasalahan yang sudah banyak terjadi di era sekarang ini yaitu banyaknya anak yang kecanduan dengan gadget.
Permasalahan kecanduan gadget ini merupakan masalah yang perlu perhatian khhusus untuk mengatasinya.
Berbagai masalah juga akan muncul akibat dari kecanduan gadget tersebut. Mulai dari dampak fisik meliputi masalah pengelihatan dan gangguan tidur.
Selain itu, kecanduan gadget juga akan menyebabkan kurangnya motivasi belajar, gangguan bersosialisasi hingga hubungan buruk dengan keluarga dan teman.
Dari sisi psikologis, kecanduan gadget dapat memicu kecemasan dan lebih parahnya sampai depresi.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, orang tua dapat memulainya dengan melakukan pengawasan dan membatasi penggunaan gadget pada anak.
Kemudian langkah selanjutnya yaitu dengan menjalain komunikasi dan hubungan yang baik dengan anak.
Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan lingkungan yang mendukung untuk melakukan aktivitas yang disukai anak selain bermain gadget. Dengan begitu anak akan lebih banyak menghabiskan waktu di lingkungan luar.
Komunikasi merupakan kunci utama dalam menjalankan peran orang tua kepada anak.
Dengan menciptakan komunikasi yang efektif, orang tua akan lebih mudah menjalin hubungan yang baik dengan anak, baik dalam aspek fisik, emosional ataupun sosial.
Jembatan komunikasi yang kuat antara anak dan orang tua akan memberikan hasil yang positif untuk masa depan anak.
Semoga tulisan artikel ini dapat memberikan pengetahuan baru tentang pentingnya parenting orang tua terhadap perilaku anak. (Red)
*) Khaina Fima Aristri, mahasiswa Prodi Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Widya Mataram Yogyakarta
**) Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah, isi dan pesan yang terkandung di dalamnya bukan menjadi tanggung jawab redaksi