
Oleh : Alvi Syahri Ramadani )
SUARAMUDA, SEMARANG — Di sebuah hutan yang rindang, hiduplah banyak hewan dengan sifat yang berbeda-beda. Di antara mereka, terdapat seekor monyet bernama Miko dan seekor kura-kura bernama Kaka.
Miko dikenal sebagai hewan yang cepat marah, tidak sabar, dan seringkali sombong. Sementara itu, Kaka adalah hewan yang sabar, ikhlas, dan selalu siap menolong siapa saja yang membutuhkan.
Suatu pagi, hujan turun dengan deras, membuat sungai di tengah hutan meluap. Air yang mengalir dengan cepat mengancam keselamatan banyak hewan yang tinggal di tepi sungai.
Semua hewan menjadi panik dan mencari cara untuk menyelamatkan diri. Miko, yang selalu terburu-buru, hanya berpikir untuk segera melompat dari satu pohon ke pohon lain.
“Cepat saja, jangan membuang waktu! Aku pasti bisa menyelamatkan diriku sendiri tanpa bantuan siapa pun!” teriak Miko sambil melompat dengan angkuh.
Sementara itu, Kaka berjalan perlahan namun pasti menuju ke arah hewan-hewan yang terjebak di pinggir sungai.
Dengan tenang, ia berkata, “Ayo, teman-teman, jangan khawatir. Kita akan mencari cara bersama-sama untuk keluar dari sini.”
Kaka pun mulai membantu mengatur barisan hewan kecil, menyarankan agar mereka berpindah ke tempat yang lebih tinggi dan aman.
Tak lama kemudian, saat Miko mencoba menyeberangi aliran deras sendirian, ia terpeleset dan terjatuh ke dalam air yang deras.
Miko pun panik, tapi ia merasa terlalu malu untuk meminta tolong. Dari jauh, Kaka melihat kejadian itu dan segera mendekat.
Tanpa ragu, dengan kerendahan hati, Kaka berkata, “Tenang, Miko. Aku akan menolongmu.”
Dengan sabar, Kaka merangkak ke pinggir sungai dan mengulurkan kakinya untuk membantu Miko keluar dari air.
Miko, yang tadinya sombong, kini merasa sangat malu dan bersalah. Ia menyadari betapa egoisnya sikapnya selama ini.
Setelah berhasil selamat berkat pertolongan Kaka, Miko berkata, “Maafkan aku, Kaka. Aku telah bersikap tidak sabar dan angkuh. Terima kasih sudah menolongku meskipun aku sempat menolak bantuan.”
Kaka tersenyum dengan tulus, “Tidak apa-apa, Miko. Yang penting kita sudah selamat. Mari kita bantu teman-teman lain agar semua bisa aman.”
Sejak hari itu, Miko belajar untuk lebih bersabar dan mulai menolong hewan-hewan lain di hutan, meskipun dengan cara yang mungkin tidak secepat larinya dulu, tapi setidaknya ia berusaha bersama-sama dengan teman-temannya.
Cerita di hutan itu pun menyebar, mengajarkan bahwa kebaikan hati, kesabaran, dan tolong-menolong adalah hal yang sangat berharga.
Bahkan sifat yang semula tampak lemah sekalipun, seperti sifat Kaka, dapat membawa kebaikan yang besar bagi semua.
Moral Cerita:
Kita sebaiknya belajar untuk selalu bersabar dan menolong sesama. Kesombongan dan ketidaksabaran hanya akan membuat kita tersesat, sedangkan dengan kerjasama dan kebaikan hati, segala tantangan dapat diatasi bersama. (Red)
*) Alvi Syahri Ramadani, mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
**) Cerpen ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Inovasi Pengajaran Sastra Anak Berbasis Literasi, Dosen Pengampu: Yuliana Sari, M.Pd.