promo

Bangun Branding MA YBH Cimindi, Mahasiswa PPL STITNU Al Farabi Pangandaran Gandeng Pakar Akademis

SUARAMUDA, PANGANDARAN — Sejumlah mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama (STITNU) Al Farabi Pangandaran menggelar workshop bertema strategi branding madrasah di MAS YBH Cimindi, Cimindi, Kabupaten Pangandaran, Rabu, 23 April 2025 lalu.

Workshop bertajuk “Penyusunan Strategi Diferensiasi Berbasis Potensi Lokal sebagai Upaya Peningkatan Branding Madrasah” itu diikuti oleh 15 guru dari unit MTs dan MA.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang diinisiasi oleh Annisa Nurahmayanti, Diah Nurlatipah, dan Nur Aziz.

Dalam kegiatan ini, panitia menghadirkan dua pemateri utama, yakni Irpan Ilmi, S.Hum., M.M., dosen STITNU dan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), serta Dede Sadid Munawar, S.Ag., praktisi pendidikan berbasis digital.

Promo

Dalam paparannya, Irpan Ilmi menyampaikan bahwa banyak madrasah selama ini terjebak dalam penampilan luar tanpa membangun narasi keunggulan internal yang berkelanjutan.

“Branding itu bukan sekadar soal slogan atau kosmetik, tapi tentang bagaimana madrasah dikenal karena karakter dan kontribusinya yang nyata,” ujar Irpan di hadapan peserta.

Ia menambahkan, membangun citra madrasah yang kuat harus dimulai dari refleksi nilai-nilai internal, kemudian dikomunikasikan secara konsisten melalui berbagai platform.

Sesi kedua difokuskan pada penggunaan teknologi digital untuk mendukung pembelajaran. Dede Sadid Munawar memperkenalkan aplikasi Quizizz, sebuah platform evaluasi berbasis daring yang mulai populer di kalangan pendidik.

“Teknologi itu bukan untuk menggantikan guru, tapi untuk membantu proses pembelajaran agar terasa lebih hidup dan menarik bagi siswa,” kata Dede.

Dalam sesi praktik, para guru diajak membuat kuis interaktif yang bisa langsung diaplikasikan di kelas. Respon peserta pun antusias, terutama dalam mencoba format-format baru untuk mengukur pemahaman siswa.

Workshop ini tidak hanya diisi dengan paparan satu arah. Sesi diskusi aktif memungkinkan para guru berbagi pengalaman, sekaligus mengidentifikasi persoalan mendasar yang kerap luput dalam kegiatan akademik rutin.

Salah satu mahasiswa inisiator, Nur Aziz, mengatakan kegiatan ini dirancang sebagai ruang refleksi bersama untuk memperkuat identitas lembaga.

“Sering kali kita sibuk dengan rutinitas, tapi lupa melihat ke dalam. Lewat workshop ini, kami ingin membuka ruang untuk menyadari kekuatan madrasah dan mengembangkannya,” ujar Nur Aziz.

Kepala MAS YBH Cimindi, Nandar Kusnandar., S.T., S.Pd.I., menyambut positif kolaborasi antara mahasiswa, dosen, dan guru dalam kegiatan ini.

Ia menilai, untuk menghadapi tantangan pendidikan di era digital, madrasah harus berani memperbarui diri.

“Kami tidak bisa lagi mengandalkan cara-cara lama. Sinergi lintas generasi dan pembaruan pendekatan adalah keharusan,” kata Nandar.

Menurut Nandar, penting bagi madrasah untuk menanamkan nilai inovasi di seluruh lini, bukan hanya dalam promosi, tetapi juga dalam cara mengajar dan membina hubungan dengan masyarakat.

Siti Hojanah, S.Ag., salah satu guru peserta, mengungkapkan bahwa kegiatan ini membuka wawasan baru baginya.

Ia sebelumnya mengira branding hanya berkaitan dengan brosur, poster, atau seragam sekolah.

“Setelah ikut sesi ini, saya sadar bahwa branding itu membentuk persepsi lewat apa yang kita lakukan setiap hari di kelas dan lingkungan sekolah,” katanya.

MAS YBH Cimindi sendiri merupakan salah satu madrasah yang berupaya beradaptasi dengan perubahan zaman di tengah persaingan ketat antar lembaga pendidikan di Pangandaran.

Dengan latar belakang pesantren dan nuansa lokal yang kuat, lembaga ini menghadapi tantangan untuk memadukan tradisi dengan kebutuhan inovasi modern.

Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan antar sekolah di kawasan tersebut semakin ketat.

Munculnya sekolah-sekolah berbasis teknologi dan internasional menuntut lembaga tradisional seperti madrasah untuk menemukan pendekatan baru dalam mempertahankan eksistensinya.

Nur Aziz menambahkan, keterlibatan mahasiswa dalam pengembangan madrasah menjadi pengalaman berharga, bukan hanya bagi pihak sekolah tetapi juga bagi mereka sebagai calon pendidik masa depan.

“Kami belajar bahwa perubahan tidak harus datang dari luar. Justru kolaborasi internal, seperti guru, siswa, dan komunitas madrasah, adalah kunci utama membangun identitas yang kuat,” kata Nur Aziz.

Rangkaian kegiatan ini diharapkan tidak berhenti pada workshop semata.

Ke depan, pihak madrasah bersama mahasiswa dan dosen berencana menyusun rencana tindak lanjut berupa pendampingan branding yang lebih sistematis, termasuk penguatan media sosial lembaga dan pelatihan konten kreatif untuk para guru.

Melalui kegiatan ini, MAS YBH Cimindi mengambil langkah kecil namun penting menuju penguatan daya saing lembaga berbasis potensi lokal, sekaligus memberikan ruang aktualisasi bagi mahasiswa untuk berkontribusi nyata di tengah masyarakat. ***

Pewarta: Nur Aziz (Mahasiswa STITNU Al Farabi Pangandaran)

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

One thought on “Bangun Branding MA YBH Cimindi, Mahasiswa PPL STITNU Al Farabi Pangandaran Gandeng Pakar Akademis

  • Sangat mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh mahasiswa STITNU Al Farabi Pangandaran dalam mengadakan workshop tentang strategi branding madrasah. Kolaborasi dengan pakar akademis dan pengenalan teknologi digital merupakan langkah maju yang sangat dibutuhkan untuk memperkuat identitas madrasah di era modern. Semoga kegiatan ini dapat terus memberikan dampak positif, khususnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan branding lembaga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo