promo

Urgensi Pendidikan Pancasila di Tengah Tantangan Global

Nahar Agung Kurniawan, Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta

Oleh: Nahar Agung Kurniawan*)

SUARAMUDA, SEMARANG – Pancasila seperti yang kita ketahui merupakan dasar negara yang menjadi petunjuk kita dalam berbangsa dan bernegara, terutama di Indonesia.

Segala aktivitas dan aturan yang berlaku tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang ada di Pancasila.

Promo

Dengan kata lain, Pancasila memiliki keterkaitan dengan seluruh aspek kehidupan yang ada di Indonesia.

Selain itu, setiap nilai yang ada di dalam Pancasila juga mencerminkan perilaku dan tindakan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sehingga perlu bagi kita untuk menjaga nilai-nilai tersebut.

Tantangan Global

Promo

Namun, mengingat dunia saat ini yang terus mengalami perkembangan baik itu dalam aspek teknologi maupun ilmu pengetahuan, kita sebagai generasi muda yang hidup di era globalisasi ini memiliki tantangan dalam menjaga nilai-nilai dalam Pancasila.

Sebenarnya adanya era globalisasi ini dapat memudahkan segala aspek dalam kehidupan kita.

Adanya kemudahan dalam akses informasi dan teknologi yang dapat dilihat dari adanya internet sehingga dapat membantu kita untuk mendapatkan informasi secara cepat.

Demikian pula dengan peningkatan konektivitas dan komunikasi yang dapat dilihat dari adanya media sosial sehingga memudahkan kita untuk berinteraksi dengan siapapun, bahkan dari negara lain.

Era globalisasi ini juga dapat memberikan kemudahan bagi para peserta didik untuk melakukan pertukaran pelajar antar negara.

Namun, dibalik semua sisi positif tersebut, era globalisasi ternyata juga memberikan ancaman terhadap keberadaan Pancasila di Indonesia yang berperan sebagai petunjuk dalam melakukan segala aktivitas kita.

Dengan dimudahkannya kita untuk berinteraksi antar negara lain. Hal ini juga dapat membuka celah bagi budaya mereka untuk masuk ke Indonesia.

Ilustrasi situasi global/ freepik

Efek Globalisasi

Budaya-budaya yang ada di negara lain akan cepat tersebar ke negara kita dengan bantuan internet.

Ironisnya, kita sebagai bangsa Indonesia juga kurang memperhatikan setiap budaya yang masuk, sehingga langsung menerimanya begitu saja tanpa memfilter mana budaya yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan mana yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Beberapa contoh budaya luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yaitu seperti seks bebas dan meminum minuman keras yang bertentangan dengan sila pertama.

Problem lain, misalnya, tidak adanya sikap toleran dan simpati terhadap budaya lain yang bertentangan dengan sila kedua.

Lalu, sikap individualisme yang berlebihan bertentangan dengan sila ketiga, gaya hidup bebas dan hedonisme juga bertentangan dengan sila keempat, serta gaya hidup konsumtif bertentangan dengan sila kelima.

Beberapa contoh tersebut menggambarkan bahwa tidak semua budaya dari luar cocok untuk diterapkan di Indonesia, karena sebagian budayanya tidak sesuai dengan nilai-nilai di dalam Pancasila.

Melihat masalah yang ada tersebut, kita sebagai bangsa Indonesia terutama generasi muda harus menjaga setiap nilai-nilai Pancasila dengan cara memfilter setiap budaya luar yang masuk ke Indonesia.

Namun, selain itu kita juga perlu meningkatkan pengetahuan tentang Pancasila, baik itu untuk diri kita sendiri maupun untuk generasi mendatang agar setiap nilai-nilai yang ada di Pancasila akan terus terwariskan oleh anak cucu kita di masa depan.

Dengan kata lain tidak luntur atau hilang dengan masuknya budaya-budaya luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Oleh karena itu, di dalam lembaga pendidikan seperti sekolah bahkan perguruan tinggi pun masih terdapat materi Pancasila yang wajib ditempuh oleh peserta didik.

Langkah ini dilakukan sebagai upaya menjaga nilai-nilai Pancasila agar tidak luntur oleh perkembangan zaman di era globalisasi saat ini.

*) Nahar Agung Kurniawan, Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta
**) Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan
***) Isi dan pesan dalam artikel bukan menjadi pandangan redaksi

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like