promo

Ternyata Jadi Putra Mahkota Solo itu Gak Enak! Sentil Pemerintah Aja, Langsung Dibalas Kritik Mulai dari ‘Bulek’ hingga Netizen

KGPA Anom Hamangkunagara Sudibya Raja Putra Narendra Ing Mataram atau akrab dengan sapaan Gusti Purboyo. (Sumber foto: Instagram kgpaa.hamangkunegoro)

SUARAMUDA, SEMARANG – Mungkin diantara kita pernah membayangkan, betapa enaknya menjadi seorang putra mahkota. Segala kebutuhan tercukupi, dan serba ada dihadapan kita.

Namun rupanya ada sisi gak enaknya. Sebut saja Putra Mahkota Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo, KGPAA Hamangkunegoro.

Baru-baru ini pemilik nama panjang KGPA Anom Hamangkunagara Sudibya Raja Putra Narendra Ing Mataram itu menjadi sorotan setelah mengunggah kritik pedas terhadap kondisi Indonesia.

Lewat akun instagram @kgpaa.hamengkunegoro miliknya, KGPAA Hamangkunegoro menuliskan story dengan narasi ‘Nyesel gabung Republik‘.

Promo

Sontak, unggahan tersebut kemudian viral. Pihak Keraton Solo yang diwakili Pengageng Sasono Wilopo KPH Dani Nur Adiningrat pun akhirnya memberikan penjelasan.

Dalam klarifikasinya yang dibacakan Dani, KGPAA Hamangkunegoro mengatakan, apa yang ditulisnya karena dilatarbelakangi beragam kasus yang berkembang di masyarakat, terutama kasus korupsi di Pertamina.

Menurut KGPAA Hamangkunegoro, kasus tersebut menimbulkan kekecewaan yang luas di masyarakat, termasuk bagi dirinya.

“Bahwa unggahan saya di Instagram tidak dapat dilepaskan dari rangkaian unggahan sebelumnya, yang dalam hal ini berkaitan dengan perkembangan situasi terkini.”

“Khususnya terkait pemberitaan mengenai kasus Pertamina yang telah menimbulkan kekecewaan luas di masyarakat, termasuk bagi saya sebagai bagian dari generasi muda,” ungkap klarifikasi KGPAA Hamangkunegoro yang dibacakan oleh Dani.

Kritik pada Pemerintah

Unggahan itu diakui Putra Mahkota sebagai ekspresi kekecewaan dirinya serta bentuk kritik kepada pemerintah.

Ia menekankan, pernyataan itu bukanlah cerminan dari hilangnya semangat nasionalisme, patriotisme atau jiwa bela negara dalam dirinya.

“Melainkan suatu bentuk kritik dan sindirian terhadap para penyelenggara negara saat ini,” jelasnya.

Diketahui, selain menuliskan, ‘Nyesel gabung republik’, KGPAA Hamangkunegoro juga mengunggah kalimat sindirian serupa di media sosialnya.

Percuma Republik Kalau Cuma untuk Membohongi,” demikian isi tulisan tersebut.

KGPAA Hamangkunegoro yang dikabarkan sebagai mahasiswa hukum Universitas Diponegoro Semarang itu juga menambahkan tagar #IndonesiaGelap.

KGPA Anom Hamangkunagara Sudibya Raja Putra Narendra Ing Mataram atau akrab dengan sapaan Gusti Purboyo. (Sumber foto: Instagram kgpaa.hamangkunegoro)

Respon Gusti Moeng & Netizen

GKR Wandansari Koes Moertiyah (Gusti Moeng) yang juga adik Raja Keraton Solo Pakubuwono (PB) XIII, turut mengomentari status Instagram yang dibuat keponakannya, yakni Putra Mahkota Keraton Solo yang akrab disapa Gusti Purboyo itu.

Menurut Gusti Moeng, status yang dibuat KGPAA Hamangkunegoro itu tak mewakili sikap Keraton Solo terhadap pemerintah.

Moeng menegaskan, KGPAA Hamangkunegoro tidak berkomunikasi lebih dulu dengan keluarga, sebelum membuat status tersebut.

Tragisnya, Gusti Moeng justru menilai, KGPAA Hamangkunegoro “ngawur“.

“Itu lebih (bersifat) pribadi pernyataannya itu. Tidak ada dasar hukumnya dan tidak bicara sama keluarga dulu, ngaco menyampaikannya,” kata Gusti Moeng, seperti dikutip dari TribunSolo.com, Minggu (2/3/2025).

Gusti Moeng juga khawatir, tindakan KGPAA Hamangkunegoro dapat berdampak buruk bagi Keraton Solo.

Sementara itu, ditelusuri dari Tribunnews.com, (4/3/2025), para netizen yang maha ‘dasyat’ turut memberikan komentar menohok atas tindakan KGPAA Hamangkunegoro itu.

Anehnya, komentar netizen justru menyudutkan KGPAA Hamangkunegoro. Mereka mengolok-olok pedas.

Akun iwan yuliantoro misalnya, menganggap KGPAA Hamangkunegoro hanyalah anak kecil yang tak paham sejarah.

Mung bayi wingi sore, ora ngerti kenthang kimpule…sejarah nyata kraton solo koyo ngopo…..??!!!mung bolone londo wae kok kemaki …. RI yo ora butuh karo kerajaan sing nyatane bolone londo…..cok…”, tulis komentarnya.

Sementara itu, akun Sarbini Eben bahkan menganggap KGPAA Hamangkunegoro senagai raja dagelan yang suka ribut dan tak punya kekuatan.

Raja dagelan tidak punya kekuatan dan ribut terus rebutan pepesan kosong, ngerasa hebat.tabrak lari tabrak lari lek..”

Meski demikian, akun @odraproduct melihat kritik KGPAA Hamangkunegoro sebagai keresahan.

Jelas itu keresahan beliau sebagai rakyat Nusantara, gitu aja pura2 ditebak2 maksudnya…”

Bgini saya rasa sebagai anak muda …beliau merasa ..bahwa kondisi NKRI..sungguh2 membuatnya kecewa dengan banyaknya kasus2 pejabat2nya yg dengan sepele dan kurang rasa tanggujawab dalam menjalankan peran mereka sebagai abdi negara..mengingat keinginan bergabungnya kasunanan dulu berharap bisa membuat rakyat makmur dibawah NKRI….., “tulis akun @ke p0ndon.

Nah, dari studi kasus ini, Kawan Muda paham kan? Kalau menjadi Putra Mahkota itu ternyata tak enak kan? (Red)

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo