promo

Peran Pendidikan Pancasila dalam Membangun Karakter Anti-Korupsi

Irin Juwivan, Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta

SUARAMUDA, SEMARANG — Korupsi di Indonesia merupakan suatu hal yang tidak asing lagi, banyaknya kasus korupsi setiap tahunnya menjadikan Indonesia menjadi negara yang krisis sumber daya manusia yang berjiwa Pancasila.

Dampak dari adanya tindakan korupsi ini tentu sangat signifikan, dimulai dari kerugian keuangan negara yang seharusnya dialokasikan untuk pendidikan, kesehatan, pembangunan infrastruktur, dan layanan publik lainnya.

Selain itu juga berdampak pada pembangunan ekonomi, melemahnya penegakan hukum, merusak reputasi bangsa, dan masih banyak lagi dampak yang diberikan, karena memang dampak yang diberikan oleh tindakan korupsi ini sendiri tidak sedikit.

Promo
Ilustrasi Anti-Korupsi/ sumber gambar: Pinterest

Untuk mengatasi permasalahan di atas, perlu adanya jiwa Pancasila dalam diri setiap masyarakat, jika masyarakat di Indonesia mencintai dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di setiap langkah dan keputusan yang akan diambil, maka peluang terjadinya tindak korupsi akan semakin kecil.

Seperti pada sila pertama, masyarakat akan selalu merasa diawasi ketika hendak melakukan suatu hal, sila kedua yang mengandung nilai untuk menghormati dan selalu bersikap adil disetiap hal.

Demikian pula pada sila ketiga yang selalu mencintai persatuan dan kesatuan, sila keempat yang menekankan adanya transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan, dan pada sila kelima yang menuntut pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.

Promo

Dengan demikian, jika tiap masyarakat benar-benar memahami dan berjiwa Pancasila, tentu persentase korupsi di Indonesia tidak melejit begitu tinggi, yang kemudian berdampak pada terbangunnya fasilitas umum dan fasilitas lainnya seperti pendidikan dan kesehatan yang kemudian tidak dinomorduakan.

Pendidikan Pancasila dalam implementasinya harus diintegrasikan dalam semua jenjang pendidikan, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Pendidikan Pancasila juga seharusnya tak hanya berfokus pada aspek kognitif saja, tetapi juga pada aspek afektif dan psikomotorik

Hematnya, dalam kegiatan pembelajaran, para siswa tidak hanya memahami nilai-nilainya saja, namun juga mampu menghayati dan mengimplementasikannya di kehidupan nyata.

Penulis: Irin Juwivan, Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like