
SUARAMUDA, BEIJING — Sabtu (8/3/2025) merupakan momen bersejarah bagi Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tiongkok.
Pasalnya, organisasi di bawah Pengurus Besar Nadlatul Ulama (PBNU) yang berlokasi di Beijing tersebut telah sukses menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) IV yang diselenggarakan secara hybrid.
Dihadiri 77 peserta, Konfercab IV sukses merancang program kerja, menetapkan kepengurusan baru, serta memperkuat peran PCINU Tiongkok dalam bidang keagamaan, akademik, dan sosial.
Rois Syuriah PCINU Tiongkok periode 2021-2023 AS Zuhri mengatakan agenda Konfercab IV adalah membentuk kepengurusan baru.
“Salah satu agenda utama konferensi adalah pemilihan kepengurusan PCINU Tiongkok untuk periode 2025 – 2027, “kata Rois Syuriah PCINU Tiongkok demisioner, AS Zuhri.
Salah satu hasil Konfercab IV, yakni memilih sosok mahasiswa Doktoral Beijing Institute of Technology (BIT)) yang juga pernah nyantri di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Ahmad Syifa, sebagai Rois Syuriah PCINU Tiongkok 2025 – 2027.
Konfercab IV juga memilih kader, yang merupakan alumnus pesantren tertua di Indonesia, Pesantren Al Kahfi Somolangu Kebumen, Jawa Tengah.
Adalah Muhammad Hasyim Habibi Musthofa, yang saat ini tercatat sebagai mahasiswa Master di Tsinghua University Beijing. Kini, dia mengemban amanah sebagai Ketua Tanfidziyah PCINU Tiongkok 2025 – 2027.
Isi Pesan Wakil Sekjend PBNU
Usai pemilihan, Wakil Sekjend PBNU, Dr. KH.Imron Rosyadi Hamid, SE., M.Si menyampaikan beberapa pesan strategis, sebagai bekal Kepengurusan PCINU Tiongkok 2025 – 2027.
“Yang pertama, pentingnya konsolidasi dan menjaga soliditas organisasi untuk memastikan keberlanjutan program kerja PCINU Tiongkok”, ujar Kiai Imron.
Penyandang gelar doktor lulusan Tiongkok ini pada 9 Juli 2021 ini juga memberikan pesan agar peran PCINU tidak hanya dalam aspek keagamaan, tetapi juga harus menjadi wadah penguatan akademik dan sosial.
Dia juga menekankan agar terus menjalin hubungan lebih erat dengan PBNU, KBRI, dan stakeholder lainnya, guna meningkatkan manfaat organisasi bagi anggota dan komunitas.
Sebagai tokoh muda NU, Kiai Imron juga berpesan kepada kaum intelektual muda yang saat ini sedang berproses di Tiongkok untuk menjaga nilai-nilai Islam moderat.
“Menjaga nilai-nilai keislaman moderat sesuai dengan prinsip-prinsip Nahdlatul Ulama. Serta, disiplin secara ideologi yaitu menjaga paham ahlussunnah waljamaah secara konsisten, “imbuh Kiai Imron, yang kini menjabat Rektor Universitas Raden Rahmat (Unira) Malang itu.
Pesan Kiai Imron lainnya yakni mendorong pengurus untuk disiplin agenda dengan melaksanakan program-program yang merujuk pada agenda utama pengurus besar Nahdlatul Ulama, namun perlu juga menyesuaikan dan mempertimbangkan sesuai dengan tantangan yang dihadapi.
Terakhir, mantan Rois Syuriyah PCINU Tiongkok pertama itu juga berpesan agar program yang dijalankan sejalan dengan PBNU yang bermarkas di Jakarta, Indonesia.
“Program yang dijalankan oleh PCINU harus sejalan dengan kebijakan PBNU. Jadi, program-program yang dijalankan tersebut harus tetap dalam koridor ke-NU-an, “tutupnya. (Red)