
SUARAMUDA, SEMARANG — Seiring dengan berkembangnya teknologi, Indonesia dihadapkan dengan berbagai tantangan yang kompleks, mulai dari polarisasi politik, penyebaran hoaks di media digital, intoleransi antar kelompok, hingga maraknya praktik korupsi dan ketidakadilan sosial.
Di tengah dinamika tersebut, pendidikan Pancasila memegang peranan yang sangat penting sebagai upaya untuk menguatkan pondasi moral dan persatuan bangsa.
Penulis melihat ada 5 peranan penting dalam menguatkan pondasi moral dan persatuan bangsa.
Pertama, dengan memperkokoh identitas dan persatuan bangsa. Pendidikan Pancasila merupakan sarana dalam menanamkan nilai-nilai dasar yang menjadi identitas bangsa.
Semangat gotong royong, keadilan, dan kemanusiaan yang tercatat dalam Pancasila, generasi muda diharapkan mampu menyikapi perbedaan dengan toleransi dan saling menghargai.
Di tengah kecenderungan individualisme dan polarisasi, pendidikan Pancasila mampu mengembalikan semangat persatuan serta rasa memiliki terhadap tanah air.
Kedua, menghadapi era informasi dan hoaks. Dalam menghadapi perkembangan teknologi informasi, Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar dalam hal penyebaran hoaks.
Tanpa adanya literasi yang kuat, masyarakat mudah terjebak pada informasi yang tidak benar dan dapat memicu konflik sosial.
Pendidikan Pancasila mengajarkan penanaman nilai kejujuran dan semangat kritis yang dapat membentuk karakter masyarakat yang lebih bijak dalam menyaring dan memverifikasi informasi.
Hal ini sangat penting untuk menjaga keutuhan dan kestabilan sosial di era digital.
Ketiga, membangun etika dan integritas di era korupsi. Permasalahan korupsi yang saat ini masih merajalela di berbagai sektor kehidupan bangsa merupakan ancaman serius bagi pembangunan dan kepercayaan publik.
Pendidikan Pancasila berperan dalam menumbuhkan kesadaran akan pentingnya etika, kejujuran, dan tanggung jawab sosial.
Jika nilai-nilai Pancasila ditanamkan sejak dini melalui pendidikan Pancasila, diharapkan generasi penerus dapat menjadi agen perubahan yang mampu menciptakan tata kelola pemerintahan dan masyarakat yang bersih serta transparan.
Keempat, menjembatani kesenjangan sosial dan ekonomi. Ketidakmerataan pembangunan dan kesenjangan ekonomi juga menjadi permasalahan yang sering timbul.
Prinsip keadilan sosial yang terkandung dalam Pancasila mengajarkan pentingnya pemerataan hak dan kesempatan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Pendidikan Pancasila dapat mendorong kesadaran Masyarakat, di mana setiap individu memiliki peluang yang sama untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
Kelima, mendorong nalar jritis dan inovatif dalam menghadapi globalisasi. Dalam arus globalisasi, bangsa Indonesia harus mampu mempertahankan identitas dan nilai-nilai lokalnya.
Pendidikan Pancasila tidak hanya berfungsi sebagai pilar moral dan etika, tetapi juga sebagai pondasi dalam membentuk pemikiran kritis dan inovatif.
Generasi muda dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan global tanpa mengorbankan jati diri sebagai bangsa Indonesia.
Penulis: I Ketut Herlan Guscarya, Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta