
SUARAMUDA, SEMARANG – Sebagai dasar negara, Pancasila terdiri atas nilai-nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial yang tentunya telah tertanam pada jiwa bangsa.
Pancasila juga memegang kedudukan tertinggi sebagai sumber dari segala sumber hukum. Kedudukan tersebut membuat seluruh peraturan di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Namun demikian, semua itu menyisakan tantangan yang tak ringan. Beragamnya mulai dari kekayaan alam serta keanekaragaman suku, budaya, agama, dan bahasa justru menjadi tantangan tersendiri terutama dewasa ini.
Pancasila tetap harus berperan penting dalam menjaga keutuhan negara agar terhindar dari perpecahan yang ditimbulkan dari keberagaman tersebut.
Hingga saat ini, tak sedikit problem yang menjadi tantangan beratnya, mulai dari sikap intoleran, hingga perubahan pada sikap dan perilaku koruptif yang belakangan ini terus santer menjadi isu trending yang tak henti-hentinya.
Maka, dalam ruang lingkup pendidikan, Pancasila mempunyai peran penting dalam membentuk karakter bangsa dan menghadapi berbagai tantangan yang ada di Indonesia. Oleh karenanya, pendidikan Pancasila dalam praktiknya harus benar-benar diinternalisasikan dalam setiap pembelajaran di sekolah.
Pada tataran implementasi, pendidikan Pancasila tidak bisa hanya sebatas teori di kelas tanpa ada penekanan pada praktik. Sila-sila pada Pancasila harus diamalkan dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
Jika nilai-nilai yang terkandung dapat benar-benar ditanamkan sejak dini, maka generasi mendatang akan tumbuh lebih baik, dan benar-benar mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks demokrasi, pemahaman yang baik pada Pancasila akan mendorong masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam proses politik, baik melalui pemilihan umum maupun dalam pengambilan keputusan di tingkat lokal.
Pendidikan Pancasila yang baik akan membekali masyarakat dengan pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta pentingnya keterlibatan dalam menjaga dan mengawal demokrasi. Kegiatan saling membantu, gotong-royong, kepedulian sosial akan terus tertanam .
Pendidikan Pancasila yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan juga akan mendorong generasi muda untuk berkontribusi dalam pembangunan sosial dan ekonomi.
Lalu, dalam ruang lingkup budaya nilai yang dikandungnya tentu akan mempunyai peran penting dalam menjaga keberagaman budaya di Indonesia.
PR terberatnya adalah, di era digital seperti sekarang ini, pendidikan Pancasila harus bisa beradaptasi. Banyaknya konten-konten hoaks yang selalu hadir di dinding dan ruang sosial media menjadi tak terhindarkan.
Parahnya, fakta itu justru memperburuk hubungan antar budaya. Oleh karenanya, adanya pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai itu akan mendorong kaula muda yang ‘melek digital’ akan lebih bijak dalam menyikapi perbedaan dan tidak mudah terprovokasi.
Pendidikan Pancasila memiliki peran strategis dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini. Sebagai ideologi negara, Pancasila tidak hanya berfungsi sebagai landasan hukum, tetapi juga sebagai pedoman moral dan etika yang dapat membentuk karakter bangsa.
Kita musti sepakat bahwa Pancasila dapat menjadi alat untuk mengatasi permasalahan sosial, politik, dan ekonomi. Pancasila bersumber pada nilai-nilai dalam masyarakat yang bersumber dari budaya dan pengalaman sejarah bangsa Indonesia.
*) Penulis: Intan Prima Mustika, mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta
**) Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan
***) Isi dan pesan dalam artikel bukan menjadi pandangan redaksi