![Ziarah dan Napak Tilas, PCINU Pakistan: Kenalkan Dinasti Nawab Abbasi hingga Kota Sufi Multan Pakistan](https://suaramuda.net/wp-content/uploads/2025/02/IMG_20250213_122321.jpg)
SUARAMUDA, SEMARANG – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengisyaratkan dalam sebuah wawancara bahwa negara Palestina dapat didirikan di wilayah Arab Saudi.
Sontak, statemen petinggi Israel itu pun menuai kecaman dari berbagai negara Arab serta negara-negara dunia lainnya.
Beberapa media Israel seperti diberitakan CNBC, Senin (10/2/2025) bahkan menilai apa yang disebutkan Netanyahu tidak lebih dari sekedar lelucon.
Statemen itu muncul ketika kawasan tersebut sudah gelisah dengan wacana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengusulkan untuk mengambil alih di bawah kendali Washington.
Konyolnya lagi, Presiden Trump juga ingin memindahkan warga Gaza ke luar negeri.
Ketua Liga Arab Ahmed Aboul Gheit, Minggu (9/2/2025) kemarin, mengatakan bahwa pemikiran di balik pernyataan Netanyahu tidak dapat diterima.
“Ini mencerminkan keterpisahan total dari kenyataan … tidak lebih dari sekadar fantasi atau ilusi,” tegasnya dimuat AFP, Senin (10/2/2025).
Kementerian Luar Negeri Saudi juga menekankan penolakan tegas terhadap pernyataan semacam itu.
“Komentar Netanyahu hanya bertujuan mengalihkan perhatian dari kejahatan berkelanjutan yang dilakukan oleh pendudukan Israel terhadap saudara-saudara Palestina di Gaza,” ujarnya.
Dalam pernyataannya, Arab Saudi mengatakan “mentalitas pendudukan ekstremis ini tidak memahami apa arti tanah Palestina” bagi warga Palestina.
Pola pikir seperti itu, tambah Arab Saudi “tidak menganggap bahwa rakyat Palestina layak untuk hidup sejak awal, karena telah menghancurkan Jalur Gaza” dan “membunuh puluhan ribu orang tanpa sedikit pun rasa kemanusiaan atau tanggung jawab moral”.
Kementerian Luar Negeri Yordania mengutuk pernyataan tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional yang jelas.
Yordania menekankan bahwa warga Palestina memiliki hak untuk mendirikan negara yang merdeka dan berdaulat bersama Israel. (Red/ sumber: CNBC)