promo

Fiks! USAID Resmi Ditutup, Staf Diperintahkan Kembali ke AS

Warga melakukan unjuk rasa di luar gedung USAID, setelah miliarder Elon Musk, mengatakan pekerjaan sedang dilakukan untuk menutup badan bantuan luar negeri AS USAID, di Washington, AS, 3 Februari 2025. REUTERS/Kent Nishimur

SUARAMUDA, SEMARANG – Presiden Donald Trump memerintahkan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat atau USAID ditutup.

Semua stafnya akan kembali ke Amerika Serikat pada Jumat, 7 Februari 2025, menurut beberapa sumber yang dilansir dari CBS News.

Dalam pengumuman di situs webnya pada Selasa malam, USAID menyatakan hampir semua staf akan diliburkan pada Jumat malam.

Promo

Sebelumnya pada hari itu, semua misi luar negeri USAID telah diperintahkan untuk ditutup, dan semua staf telah dipanggil kembali pada Jumat.

Menurut CBS, semua personel yang direkrut langsung akan diliburkan kecuali mereka yang memegang jabatan penting, pimpinan inti, dan program yang ditunjuk secara khusus.

Mereka yang dianggap sebagai pengecualian akan diberitahukan oleh pimpinan USAID paling lambat pukul 3 sore pada Kamis.

Pernyataan tersebut mencatat bahwa lembaga tersebut sedang menyusun rencana dengan Departemen Luar Negeri untuk mengatur dan membiayai perjalanan pulang dalam waktu 30 hari bagi personel USAID yang ditugaskan di luar AS.

Email tersebut menyatakan pegawai yang tidak menduduki posisi penting seperti tenaga kontrak, akan diberhentikan.

Promo

Wakil administrator yang baru ditunjuk untuk badan tersebut, Pete Marocco, bertemu dengan pimpinan Departemen Luar Negeri pada hari Selasa.

Pemerintah AS memerintahkan mereka untuk mengeluarkan semua karyawan USAID dari negara masing-masing di seluruh dunia paling lambat hari Jumat, menurut dua sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Marocco mengatakan bahwa jika Departemen Luar Negeri tidak melakukannya, staf akan dievakuasi oleh militer AS, kata sumber tersebut.

USAID menyediakan bantuan kemanusiaan ke lebih dari 100 negara, termasuk bantuan bencana, bantuan kesehatan dan medis, serta program makanan darurat.

Menurut laporan Congressional Research Service, USAID memiliki lebih dari 10.000 karyawan, dengan sekitar dua pertiganya bertugas di luar negeri. Badan ini mengelola lebih dari 60 misi negara dan regional.

Promo

Pemerintahan Trump telah menargetkan USAID ketika presiden dan sekutunya, termasuk miliarder Elon Musk yang menjabat sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah atau DOGE, berusaha memangkas ukuran pemerintah federal.

Masa depan USAID yang didirikan pada 1961 untuk memerangi kemiskinan, memperkuat demokrasi, dan melindungi hak asasi manusia dan kesehatan global, kini tidak pasti.

Musk mengatakan badan tersebut harus ditutup. Ia beralasan bahwa badan tersebut tidak dapat diperbaiki lagi.

Ketika ditanya hari Selasa apakah akan menghentikan USAID, Trump tak membantah. Trump juga memuji Musk karena meneliti lembaga tersebut.

“Lihatlah semua penipuan yang ditemukan oleh Musk (di USAID),” kata Trump.

Ia menambahkan bahwa pendanaan telah diberikan kepada segala macam kelompok yang seharusnya tidak berhak menerima uang.

Atul Gawande, mantan direktur USAID Global Health, mengatakan bahwa langkah untuk menargetkan badan tersebut berbahaya bagi negara.

“Yang sedang kita bicarakan adalah para pekerja tanggap bencana, kita berbicara tentang para pekerja kesehatan dan orang-orang yang berbuat baik dan melindungi Amerika di seluruh dunia,” kata Gawande.

“Anda berbicara tentang 20 juta orang dalam program HIV global yang telah mengurangi HIV di seluruh dunia, mereka hidup tanpa obat-obatan yang membuat mereka tetap hidup. Anda berbicara tentang wabah penyakit yang tidak dihentikan, seperti flu burung, yang pemantauannya telah dihentikan di 49 negara.”

Pada tahun fiskal 2023, USAID mengelola lebih dari US$ 40 miliar menurut Congressional Research Service. Jumlah ini kurang dari 1 persen dari keseluruhan anggaran federal.

Sebagian besar dana tersebut digunakan untuk program tata kelola, untuk membantu mengembangkan dan memperkuat tata kelola yang demokratis.

Progam lainnya adalah kemanusiaan dan kesehatan, menurut laporan tersebut. Negara-negara yang menerima dana terbanyak pada tahun fiskal 2023 adalah Ukraina, Ethiopia, dan Yordania.

Penarikan staf juga dilakukan terhadap pejabat dinas luar negeri agensi, yang menghabiskan waktu bertahun-tahun di luar negeri, sering kali bersama keluarga mereka.

Mereka harus memikirkan logistik untuk anak-anak mereka yang bersekolah, perumahan, memindahkan barang-barang mereka, dan tempat tinggal baru di Amerika Serikat. (Red)

*** Artikel ini dikutip dari Tempo.co

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo