promo

Ulat dan Belalang Bisa Jadi Sumber Protein untuk Makan Bergizi Gratis: Ah, Masak Gitu Sih? Yang Benar aja ….

Ulat sagu, yang dikabarkan bisa menjadi sumber protein pelengkap menu Makan Bergizi Gratis / gambar; pinterest

SUARAMUDA, SEMARANG – Belum lama ini Kompas.com, Minggu (26/1/2025) merilis artikel tentang menu pada Makan Bergizi Gratis (MBG).

Namun kali ini, artikel yang dirilis bukan berisikan capaian prestasi makan siang yang gratis. Sebaliknya, serangga dikabarkan bisa menjadi santapan dalam program itu.

Para pembaca tentu merasa miris setelah memahami berita itu. Di sisi lain, ada pula sebagian masyarakat yang jijik meski hanya membayangkan hal itu. Informasi inipun viral di sosial media.

Promo

Info ini terus mengembang, pasalnya, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan kalau serangga termasuk ulat dan belalang bisa menjadi salah satu protein yang layak dikonsumsi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Mungkin saja ada satu daerah yang suka makan serangga, belalang, ulat sagu, bisa jadi bagian protein,” ujar Dadan, seperti dilansir Kompas.com.

Dadan menjelaskan, serangga bisa masuk ke menu makan bergizi gratis di wilayah yang warganya terbiasa makan serangga.

“Itu contoh bahwa Badan Gizi ini tidak menetapkan standar menu nasional, tetapi menetapkan standar komposisi gizi,” jelas Dadan.

Salah satu makanan ekstrim belalang goreng/ gambar: pinterest

“Nah, isi protein di berbagai daerah itu sangat tergantung potensi sumber daya lokal dan kesukaan lokal. Jangan diartikan lain ya,” paparnya.

Promo

Dadan menjelaskan, hal tersebut juga tergantung ketersediaan pangan di wilayah-wilayah tujuan MBG.

“Karena kalau di daerah yang banyak telur, ya telurlah mungkin mayoritas. Yang banyak ikan, ikanlah yang mayoritas, seperti itu,” sambung Dadan.

Dadan lalu mencontohkan, di Halmahera Barat, warga terbiasa makan singkong dan pisang rebus sebagai karbohidrat.

Menurut dia, hal itu adalah salah satu contoh keragaman pangan yang bisa diakomodir dalam program makan bergizi gratis.

“Karena Badan Gizi Nasional tidak menetapkan standar menu nasional, tetapi menetapkan standar komposisi gizi,” tutup Dadan. (Red)

Promo

Sumber: Kompas.com

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo