
SUARAMUDA, BANDUNG — Sebagai bentuk komitmen dalam rangka menjaga kontinuitas program yang telah dirintis sejak 2022, Universitas Kristen (UK) Maranatha memasuki semester Ganjil 2024/2025 kembali menggelar Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Mandiri.
Seperti pada program terdahulu, KKNT edisi kelima ini masih bagian dari implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Pada KKNT Mandiri kali ini, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) sebagai kepanjangan tangan UK Maranatha memilih wilayah RT 05/RW 03 Desa Jatiendah, Kecamatan Cilengkrang, Ujungberung, Kabupaten Bandung sebagai lokasi kegiatan.
Pemilihan wilayah tersebut tentunya dilandasi alasan yang telah dipertimbangkan dengan saksama. Sebagai sebuah wilayah sub urban, Desa Jatiendah dipandang memiliki potensi yang jika ditangani dan dikembangkan dengan baik dapat mengangkat taraf kehidupan warganya.
Namun sayangnya, selama ini potensi tersebut belum digali secara maksimal karena terdapat sejumlah permasalahan yang melingkupi Desa Jatiendah, baik dari sektor internal maupun eksternal. Di Desa Jatiendah juga terdapat sejumlah permasalahan lingkungan yang selama ini menjadi penghambat bagi warga untuk mendapat penghidupan yang lebih layak.
Bersandar pada alasan-alasan tersebut, kondisi yang dihadapi Desa Jatiendah dianggap selaras dengan tema besar yang diusung KKNT Mandiri edisi kelima, yakni “Peningkatan Perekonomian dan Kesejahteraan dengan Kewirausahaan untuk Membangun Desa”. Kesejahteraan dan kewirausahaan menjadi isu utama yang membungkus seluruh kegiatan KKNT Mandiri edisi kelima.
Potret Demografi
Dari segi demografi, Desa Jatiendah memiliki sejumlah kelebihan. Salah satunya, berkat lokasinya yang strategis yakni hanya satu kilometer dari Alun-alun Ujungberung ke arah utara dan berbatasan langsung dengan Kota Bandung, membuat Jatiendah dihuni masyarakat yang majemuk.
Jatiendah adalah potret riil pedesaan yang bersinggungan langsung dengan wilayah sub urban metropolis kecil bernama Bandung. Di satu sisi Desa Jatiendah masih kental dengan aroma pedesaan, di sisi lain pengaruh kota juga bisa dirasakan dengan sangat kentara.
Akan tetapi, potensi demografi itu sekaligus juga menjadi kelemahan karena masyarakat di sana mayoritas belum terlalu adaptif dengan disrupsi zaman.
Mereka memang tidak asing dengan dunia wirausaha, sayangnya akibat sejumlah kendala kegiatan mereka di sektor tersebut belum membuahkan hasil maksimal bagi Desa Jatiendah secara umum.
Penduduk di sana juga sudah lama akrab dengan pertanian dan peternakan, namun masih terkendala lemahnya teknologi sehingga hasilnya tidak terlalu signifikan untuk mengangkat harkat hidup mereka. Mereka relatif masih awam dengan istilah branding, perencanaan keuangan, dan unsur-unsur modernisasi lainnya.
Jika mengacu pada tema besar “Peningkatan Perekonomian dan Kesejahteraan dengan Kewirausahaan untuk Membangun Desa”, LPPM menganggap variabel-variabel permasalahan yang ada di Desa Jatiendah sangat relevan karena titik berat tujuan KKNT kali ini menyasar sektor ekonomi dan kewirausahaan masyarakat.
Problematika yang dihadapi masyarakat Desa Jatiendah perlu segera ditangani untuk menghindari dampak lebih buruk yang bisa mengganggu tingkat kesejateraan di sana. Oleh karena itu, mahasiswa UK Maranatha dari beberapa jurusan terjun ke sana untuk membantu mencarikan solusi masalah yang dihadapi masyarakat Desa Jatiendah.
UMKM sebagai Prioritas
Dalam pelaksanaannya, program pertama KKNT edisi kelima yang diimplementasikan yakni dengan menyasar pada geliat ekonomi warga RT 05/RW 03 Desa Jatiendah.
Dimulai pada 24 September 2024, enam mahasiswa yang diterjunkan dalam KKNT ini langsung melakukan inventarisasi dan observasi dengan melibatkan 20 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berasal dari warga setempat.
Agar efektif, keenam mahasiswa itu dibagi menjadi tiga sub-kelompok dengan fokus menelisik masalah infrastruktur usaha, pemasaran, dan pengelolaan keuangan.
Dari hasil observasi kemudian diperoleh data, bahwa warga RT 05/RW 03 Desa Jatiendah sebenarnya telah akrab dengan dunia kewirausahaan, meski dalam skala kecil.
Jenis usaha yang mereka geluti juga cukup beragam mulai dari memproduksi dan menjual produk pakaian, makanan basar, jasa menjahit, berjualan sembako, sampai jualan pulsa/token.
Sejumlah UMKM yang perputaran roda usahanya relatif ajeg juga bisa dijumpai di sana, seperti produksi kerupuk, reparasi jok motor, usaha kuliner pembuatan donat, serta jualan kosmetik.
Tetapi, aktivitas mereka terbentur sejumlah kendala yang membuat hasil yang mereka dapatkan tidak maksimal. Kegiatan UMKM yang mereka jalankan masih serba konvensional.
3 Problem UMKM
Ada tiga masalah utama yang membuat kegiatan UMKM warga Desa Jatiendah tidak berjalan maksimal, yaitu ceruk pasar yang cenderung kecil, pemanfaatkan teknologi yang masih lemah, dan minimnya permodalan.
Ketiga permasalahan itu saling mempengaruhi satu sama lain. Karena dilakukan masih dengan tata cara yang konvensional, pasar mereka terbatas pada warga sekitar. Padahal bila memanfaatkan media sosial, misalnya, membuka kemungkinan terbukanya pasar yang lebih luas.
Semua itu tidak terlepas dari masih minimnya modal yang mereka miliki. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, mahasiswa KKNT UK Maranatha kemudian merumuskan sejumlah solusi.
Dari studi di lapangan, kebanyakan pelaku usaha di Desa Jatiendah masih melakukan pencatatan keuangan dengan sangat tradisional. Bahkan banyak yang sama sekali tidak melakukan pencatatan.
Oleh karena itu, mahasiswa KKNT dari Program Studi Akuntansi memulai progam dari hal mendasar seperti memberi pelatihan mengenai pencatatan keuangan secara sederhana.
Selanjutnya mereka menggelar pelatihan tentang strategi pemasaran digital, seperti pemanfaatan marketplace dan media sosial.
Para pelaku UMKM di Desa Jatiendah diharapkan dapat memanfaatkan marketplace dan media sosial untuk memperluas jangkauan pasar produk mereka. Dalam taraf lanjut, para mahasiswa juga menularkan pemahaman tentang pentingnya kolaborasi antara UMKM untuk meningkatkan daya saing, dengan cara membentuk kelompok usaha bersama (KUBE).
Program tersebut masih memiliki korelasi dengan program KKNT kunjungan keempat yang dilaksanakan pada 22 Oktober 2024. Para mahasiswa menggelar pelatihan penggunaan aplikasi CapCut dan menularkan pemahaman tentang algoritma TikTok dan Instagram sebagai media sosial yang paling banyak digunakan masyarakat.
Tujuan dari program tersebut tiada lain untuk mendukung kegiatan UMKM warga Desa Jatiendah agar jangkauan pemasarannya lebih luas.
Problem Sosial: Judi Online, Sampah, dan Listrik Sehat
Setelah menggarap sektor ekonomi warga, mahasiswa KKNT UK Maranatha juga tidak lupa membidik aspek sosial warga Desa Jatiendah. Dalam sebuah sesi pertemuan, mahasiswa membagikan pengetahuan mereka seputar bahaya judi online, pinjaman online ilegal, dan kejahatan phising.
Langkah ini merupakan bentuk komitmen dalam mendukung upaya pemerintah memberantas judi online yang belakangan kian menggerogoti sendi kehidupan masyarakat.
Sedangkan pemahaman tentang pinjaman online dianggap perlu agar para pelaku UMKM, dan juga warga Desa Jatiendah pada umumnya, yang selama ini mengharapkan permodalan tidak mudah tergiur.
Masalah laten lainnya, yang selalu mengancam kehidupan manusia di seluruh muka bumi adalah problem sampah. Masalah ini pun tidak luput dari perhatian mahasiswa KKNT.
Seperti banyak dijumpai di banyak wilayah lain, Desa Jatiendah juga dihadapkan pada permasalahan pengelolaan sampah yang tidak efisien.
Dari hasil observasi lapangan, kemudian diperoleh solusi yakni dengan mengelola sampah yang dapat didaur ulang menjadi barang yang punya nilai estetika.
Selain bisa disulih menjadi produk yang memiliki nilai guna, langkah ini sedikit-banyak bisa mengurangi pencemaran akibat sampah domestik yang jumlahnya tidak bisa dikatakan sedikit.
Masih berkaitan dengan lingkungan, mahasiswa dari Program Studi Arsitektur juga berbagi pengetahuan tentang istilah ‘vertical garden’. Ide ini muncul sebagai solusi untuk mengatasi warga yang tidak memiliki lahan cukup saat hendak membangun ruang terbuka.
Satu persoalan lain yang mendapat perhatian adalah tentang pengelolaan listrik sehat dan hemat energi.
Kegiatan ini dinilai berdasarkan tiga indikator utama, yakni peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan listrik yang aman dan hemat, penghematan biaya listrik di kalangan UMKM, dan peningkatan kualitas produk UMKM yang lebih efisien. Dengan pemahaman pengelolaan listrik sehat diharapkan juga dapat mengurangi kecelakaan akibat penggunaan listrik.
Di sela-sela pelaksanaan KKNT, seluruh mahasiswa juga mendapatkan kesempatan melihat langsung UMKM yang ada di sekitar Desa Jatiendah seperti pabrik pembuatan kerupuk, kios reparasi jok motor, dan penjual kosmetik.
Dari interaksi dengan para pelaku UMKM tersebut, mahasiswa mendapat pengayaan tentang bagaimana membangun usaha di tengah serta keterbatasan. Dan mahasiwa KKNT UK Maranatha juga hadir di sana untuk sekadar membantu mencari solusi guna mengatasi keterbatasan mereka tersebut. (Red)
Penulis: Dewi Isma Aryani, S.Ds., M.Ds