
Jakarta, SUARAMUDA –
Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, bersama Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Kamala S. Lakhdhir, menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk memperluas Program Fulbright, sebuah program beasiswa dari Pemerintah AS.
Program ini ditujukan bagi lembaga dan individu binaan Kementerian Agama (Kemenag).
Penandatanganan MoU ini merupakan tindak lanjut dari surat pernyataan yang sebelumnya ditandatangani pada akhir 2023 oleh Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Diplomasi Publik, Elizabeth Allen, dan Sekretaris Jenderal Kemenag saat itu, Nizar Ali.
Kerja sama ini juga menjadi langkah penting dalam memperkuat pertukaran pelajar dan budaya antara Amerika Serikat dan Indonesia.
“Hari ini, saya menandatangani MoU dengan Dubes AS untuk perluasan Program Fulbright di Indonesia. Ini adalah bagian dari upaya Kementerian Agama untuk terus memperluas akses beasiswa bagi siswa, santri, dan civitas academica Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) untuk menempuh pendidikan di Amerika Serikat,” ujar Nasaruddin Umar di Jakarta.
Menteri Agama yang juga merupakan penerima Fulbright Scholar menambahkan bahwa program ini memberikan dampak nyata bagi pengembangan individu dan lembaga pendidikan.
Melalui MoU ini, Kemenag membuka peluang bagi siswa, santri, mahasiswa, dan akademisi untuk mendapatkan beasiswa studi atau penelitian di AS.
Program ini mencakup pendidikan bergelar maupun non-gelar. Sebaliknya, akademisi dan mahasiswa AS juga diberi kesempatan untuk mengajar atau melakukan penelitian di lembaga-lembaga binaan Kemenag.
Selain itu, madrasah dan pesantren kini dapat mengundang Asisten Pengajar Bahasa Inggris (ETA) Fulbright untuk berkolaborasi dalam pengajaran Bahasa Inggris.
Para dosen Perguruan Tinggi Keagamaan juga bisa mengajukan beasiswa penelitian di universitas ternama di AS.
“Kami sangat antusias dengan kemitraan ini dan berharap dapat melihat dampak positif Program Fulbright terhadap lembaga-lembaga Kemenag, baik di Indonesia maupun Amerika Serikat,” ujar Kamala S. Lakhdhir.
Program Beasiswa Kemenag
Kemenag selama ini juga memberikan beasiswa melalui Program Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB).
Saat ini, tercatat 4.031 penerima beasiswa untuk jenjang S1, dengan rincian 549 beasiswa reguler, 51 beasiswa prestasi, 99 beasiswa tahfidz, dan 3.318 beasiswa Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Pendidikan Agama Islam.
Untuk jenjang S2, terdapat 385 penerima Beasiswa Magister Reguler dalam negeri dan 34 penerima untuk program luar negeri.
Pada jenjang S3, ada 462 penerima beasiswa dalam negeri, 168 penerima beasiswa luar negeri, serta 50 penerima Beasiswa Program 5.000 Doktor.
Kemenag juga memberikan beasiswa Double Degree jenjang S2 kepada 57 mahasiswa di perguruan tinggi luar negeri.
Untuk tahun 2025, Kemenag akan membuka seleksi Program Beasiswa Indonesia Bangkit dengan kuota yang lebih besar. Tersedia 370 kuota untuk jenjang S1, 220 kuota untuk jenjang S2, 250 kuota untuk S3, serta 30 kuota untuk program Double Degree jenjang S2 di luar negeri.
“Kami juga menyediakan 75 kuota bantuan penyelesaian pendidikan S3 dalam negeri. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mencetak generasi berkualitas menuju Indonesia Emas 2045,” tutup Nasaruddin Umar.
Tentang Program Fulbright
Program Fulbright, yang didirikan pada 1947, merupakan program pertukaran akademik internasional dari Pemerintah AS yang aktif di lebih dari 160 negara.
Di Indonesia, program ini telah berjalan sejak 1952 dan dikelola oleh American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF) sejak 1992.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral dan memberikan dampak positif jangka panjang bagi kedua negara. (*)