![Ziarah dan Napak Tilas, PCINU Pakistan: Kenalkan Dinasti Nawab Abbasi hingga Kota Sufi Multan Pakistan](https://suaramuda.net/wp-content/uploads/2025/02/IMG_20250213_122321.jpg)
SUARAMUDA, SEMARANG — Sorot jutaan publik dunia menuju pengumuman pemerintah Brasil yang memegang jabatan presiden blok tersebut pada 2025.
Dalam sebuah pernyataan pada Senin (6/1/2025), Brasil mengumumkan keanggotaan resmi Indonesia menjadi anggota penuh blok ekonomi BRICS.
Nama BRICS memiliki latar belakang nama yang diambil dari negara-negara yang menjadi anggota sekaligus inisiatornya yaitu Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Organisasi itu tak lain, blok ekonomi yang beranggotakan negara-negara berkembang.
Dilansir laman resmi Council on Foreign Relation, BRICS ini berfungsi untuk mengoordinasikan dan memuluskan kerja sama ekonomi negara-negara berkembang.
Ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas ekonomi mereka agar berada sejajar dengan negara-negara maju.
Blok ekonomi ini bukanlah organisasi formal seperti Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC), melainkan blok ekonomi non-Barat yang mengoordinasikan upaya ekonomi dan diplomatik untuk mencapai tujuan bersama.
Sebagai kekuatan alternatif
Negara-negara BRICS sendiri tengah berupaya membangun alternatif terhadap dominasi sudut pandang Barat dalam kelompok multilateral utama, seperti Bank Dunia, dan G7.
Sementara itu, G7 adalah Group of Seven merupakan organisasi internasional yang terdiri atas para pemimpin beberapa negara ekonomi terbesar di dunia.
Anggota G7 terdiri atas negara besar dengan ekonomi yang maju yakni Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat.
Lantas, lebih besar ekonomi BRICS atau G7?
Melansir berbagai sumber, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) mencatat BRICS menyumbang 37,3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) global pada 2024. Sedangkan G7 menyumbang 30 persen terhadap PDB global.
IMP memproyeksi negara-negara BRICS akan berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi global di masa depan.
Prakiraan terbarunya menunjukkan bahwa China sendiri akan menyumbang 22 persen dari pertumbuhan global selama lima tahun ke depan.
Jumlah tersebut melampaui kontribusi gabungan semua negara G7.
Goldman Sachs memperkirakan BRICS akan melampaui G7 dalam hal PDB pada 2050, bahkan tanpa anggota baru.
Apakah proyeksi ini akan terwujud atau tidak masih belum dapat dipastikan, tetapi dengan BRICS yang berniat menambah lebih banyak anggota, blok ini kemungkinan akan melampaui PDB G7 dalam beberapa dekade mendatang.
Untuk urusan ekspor, BRICS juga masih lebih unggul di banding negara G7. Pada 2000 hingga 2023, BRICS+ meningkatkan pangsa ekspor barang globalnya dari 10,7 persen menjadi 23,3 persen.
Sementara, pangsa G7 turun signifikan dari 45,1 persen menjadi 28,9 persen. (Red)