promo

Masjid Sultan di Singapore dan Jalan Haji Lane

POV: interior Masjid Sultan, Singapore

SUARAMUDA, SINGAPURA — Saat berkunjung ke Singapore, 12 Januari 2025 ini, saya dan rombongan dari Universitas Wahid Hasyim Semarang menyempatkan kunjungan ke salah satu masjid, untuk melaksanakan sholat dhuhur sekaligus ashar (jama’).

Adalah Masjid Sultan, yakni salah satu masjid yang ada di Singapore, yang saya maksud. Simbol berkumpulnya Muslim di Singapura, masjid ini banyak dikunjungi wisatawan manca negara; baik yang hanya sekedar melihat-lihat, berwisata, sekaligus menunaikan ibadah sholat.

Masjid ini bisa dikunjungi setiap harinya mulai jam 10.00-12.00 dan jam 14.00-16.00 waktu Singapura—dengan selisih 1 jam lebih cepat dari pada WIB di Indonesia.

Kalau dilihat-lihat, arsitektur masjid ini sangat menarik dan ikonik. Dengan bangunan bergaya kuno, antik dan sangat indah, Masjid Sultan sangat elegan untuk dikunjungi dan dinikmati para pewisata, termasuk saya.

Promo

Secara arsitektur, masjid ini memiliki kubah emas yang sangat indah dan juga ikonik. Itu terlihat jelas karena posisinya yang lebih tinggi di banding bangunan rumah dan toko-toko yang ada disekitarnya.

Model mimbar yang digunakan untuk khutbah juga antik dan menarik, mirip dengan mimbar yang ada pada masjid-masjid di Mesir meski bedanya mimbar masjid Sultan, tidak ada cungkupnya.

Di Masjid Sultan juga tersedia meja dan kursi untuk tempat duduk ustadz atau para pengajar, terlihat jelas tempat kajian di masjid tersebut.

Masjid ini dibangun tahun 1924 oleh Sultan Husein Shah, yakni Sultan pertama di Singapore.
Ada beberapa kegiatan rutin di luar ibadah yang ada di Masjid Sultan, terpampang melalui layar LED yang di jadikan pengumuman di masjid tersebut. Diantara kajian yang ada, Daily Zuhr: Kajian Sirah Nabawiyah, Fiqih Syafi’i, Kajian al Qur’an, Juz 30

Lokasi masjid tersebut di Kampong Gelam, Singapore. Yang lebih menarik lagi, para wisatawan juga bisa mengunjungi tenant kuliner di sekitar masjid yang menawarkan beragam makanan dan juga oleh-oleh.

Bahkan, para pengunjung juga bisa menyicipi kuliner khas, Murtabak, serta ragam kudapan yang bisa kita coba oleh wisatawan.

Tidak terlalu jauh dari lokasi Masjid Sultan, saya juga mendapat cerita tentang kampung Arab di Singapore. Serta, kisah legenda jalan Haji Lane yang ditulis dalam ejaan Melayu pada papan warna hijau putih, Jl.Haji Lane.

Sembari kendaraan yang kami tumpangi melintas di kawasan tersebut, tour guide menjelaskan asal mula penamaan “Haji Lane”.

“Haji Lane, adalah nama tempat “ampiran”, transit, calon jemaah haji Indonesia, karena perjalanan haji jaman dahulu melalui jalur laut dan konon sering mampir di Singapura, sebelum melanjutkan perjalanan ke Makkah yang begitu jauh, “ujar tour guide berdarah Melayu. (Red)

Penulis: KH. Iman Fadhilah

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo