
SUARAMUDA, SEMARANG – Belum lama ini, banyak media mengemukakan sedikitnya 400 gerai Alfamart Emiten tutup sepanjang tahun ini. Kabar itu tentu mengagetkan publik.
Pasalnya, emiten pengelola Alfamart PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. tercatat masih membukukan laba bersih yang moncer per kuartal III/2024 sebesar Rp2,39 triliun, naik 9,52% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba periode yang sama tahun sebelumnya Rp2,19 triliun.
Perolehan laba bersih emiten berkode saham AMRT itu bahkan tercatat lebih tinggi dibanding kompetitornya yakni Indomaret yang membukukan laba bersih sebesar Rp1,85 triliun sepanjang kuartal III/2024.
Lantas kenapa ratusan gerai itu tutup?
Dilansir dari Tempo.co (21/12/2024), lemahnya daya beli hingga kenaikan suku bunga berimbas pada tumbang atau keroposnya perusahaan peretail raksasa.
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia atau Aprindo memproyeksikan pertumbuhan bisnis retail menurun, dari 5,3 persen pada 2023 menjadi 4,8 persen pada tahun ini.
Sementara itu, Corporate Affairs Director Alfamart menyebut melambungnya tarif perpanjangan sewa menjadi penyebab utama tutupnya ratusan gerai.
Tak tanggung-tanggung, kenaikannya mencapai 10 kali lipat di banding 5 tahun lalu. Ia mencontohkan pada 2019, tarif sewa hanya 40-50 juta per tahun. Sedangkan tahun ini, sewa bisa mencapai 500 juta per tahun
“Sebanyak 300-400 gerai kami tutup tahun ini. Penutupan terjadi karena gerai-gerai itu tidak memberikan keuntungan yang diharapkan. Kalau untung, tentu saja kami akan terus mempertahankannya,” kata Solihin dalam sebuah acara di Soll Marina Hotel, Tangerang, Sabtu (14/12/2024) pekan lalu.
Pria yang juga menjabat sebagai ketua umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (DPP Aprindo) mengaku penutupan gerai merupakan keputusan yang berat. Namun, langkah itu perlu diambil karena tidak ada jalan lain.
Di satu sisi, Solihin mengungkap Alfamart tetap membuka gerai di daerah lain. Dia mengklaim pembukaan gerai baru tahun ini lebih banyak dibandingkan jumlah yang tutup.
“Artinya, diharapkan ada yang tutup dan ada yang buka. Jadi ada subtitusi, misalnya saling menopang gitu ya,” ujarnya.
Lebih lanjut Solihin menjelaskan target pembukaan gerai baru tahun ini yang mencapai 800 telah terlampaui.
“Jujur saja kita target buka 800. Tapi karena yang ditutup ratusan, kita jadi buka lebih dari segitu [800],” ucapnya. (Red)