
Jakarta, SUARAMUDA –
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bersiap menggelar Muktamar pada tahun 2025, yang diharapkan menjadi momentum besar bagi transformasi partai berlambang Kakbah ini.
Salah satu nama yang ramai diperbincangkan untuk menjadi calon Ketua Umum PPP adalah Taj Yasin Maimoen, Wakil Gubernur Jawa Tengah terpilih sekaligus putra ulama karismatik KH. Maimoen Zubair.
Sekretaris DPC PPP Temanggung, Syarif Yahya, menyebutkan bahwa kriteria calon pemimpin PPP harus memahami aspek struktural dan kultural partai, sekaligus mampu mendongkrak elektabilitas partai di masa depan. Menurutnya, Taj Yasin Maimoen memenuhi semua kriteria tersebut.
“Sosok Taj Yasin Maimoen saya kira pas untuk memimpin PPP ke depan. Apalagi beliau muda dan berpengalaman dalam memimpin,” ujar Syarif Yahya kepada wartawan, Jumat (13/12).
Syarif berharap Muktamar 2025 dapat melahirkan pemimpin muda yang mampu membawa PPP menjadi partai Islam yang lebih modern. Selain itu, ia menyoroti perlunya strategi baru untuk menarik perhatian generasi muda, seperti milenial dan Gen Z.
“PPP harus menjadi partai yang relevan dan kekinian. Kita butuh pemimpin yang bisa merancang strategi cerdas, membangun fondasi partai, serta menyiapkan Bacaleg sedari dini untuk kebangkitan pada 2029,” tegasnya.
Syarif juga mengungkapkan tiga masalah utama yang dihadapi PPP saat ini, yakni ketiadaan figur internal yang mumpuni, disharmoni antara petinggi partai dan ulama, serta kurangnya inovasi dalam cara berpolitik. Akibatnya, PPP sering dicap sebagai partai yang kurang menarik bagi generasi muda.
“Transformasi itu penting. Partai ini harus berubah agar bisa menghapus stigma sebagai partai orang tua,” imbuh Syarif.
PPP dan Harapan Kebangkitan di 2029
Plt Ketua Umum PPP, Mardiono, juga menegaskan pentingnya Muktamar untuk merumuskan strategi besar menghadapi Pemilu 2029. Menurutnya, Muktamar tidak hanya soal pemilihan ketua umum baru, tetapi juga membangun fondasi strategi politik jangka panjang.
“Muktamar nanti akan menentukan arah partai ke depan, termasuk bagaimana strategi menghadapi Pemilu 2029 agar PPP kembali lolos ke parlemen,” ujar Mardiono dalam Workshop Nasional PPP di Jakarta Utara, Rabu (11/12).
Mardiono menekankan bahwa PPP tetap menjunjung nilai demokrasi dalam menentukan arah partai, termasuk waktu pelaksanaan Muktamar yang diputuskan dalam Mukernas pada Kamis (12/12).
“Saya tidak pernah memiliki ambisi jabatan. Yang terpenting adalah membangun PPP agar terus relevan dan sukses ke depan,” katanya.
Dengan wacana nama Taj Yasin Maimoen yang masuk dalam bursa Ketua Umum, harapan besar kini bertumpu pada Muktamar 2025. Figur muda yang dinilai memahami tradisi Islam, sekaligus mampu membawa inovasi, diharapkan mampu menjadikan PPP sebagai partai Islam modern yang diminati oleh semua kalangan.
“PPP harus menjadi partai Islam yang lebih modern, cerdas, dan strategis sehingga mampu menarik perhatian milenial dan Gen Z,” pungkas Syarif Yahya.