
SUARAMUDA, WASHINGTON, D.C. – Ketua Nawaning JPPPM Nusantara, Ning Fetra Nurkhikmah, S.Psi., beserta rombongan melakukan kunjungan kehormatan (courtesy call) dalam rangka kegiatan micro-credential, salah satunya ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Amerika Serikat.
Kunjungan ke Amerika ini merupakan program beasiswa non gelar micro-credential berasal dari Dana Abadi Pesantren (DAP) yang merupakan hasil kolaborasi Kementerian Agama (Kemenag) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan.
Sebagai informasi, micro-credential adalah program pendidikan/pelatihan jangka pendek dengan topik materi pendidikan dan pelatihan yang bersifat teknis dan spesifik.
Micro-credential juga bersifat non-gelar, dalam artian peserta yang telah menyelesaikan pendidikan tidak memperoleh gelar akademik.
Ning Fetra melakukan program tersebut selama 2 bulan di American Islamic College (AIC).
Selama program, peserta bertukar ide dan gagasan, terutama tentang wawasan internasional, kehidupan beragama, dan strategi untuk menanamkan sikap moderat pada masyarakat melalui agen moderasi beragama.
Program micro-credential di Amerika Serikat ini adalah yang pertama kali dilaksanakan, bertujuan untuk memberdayakan santri, pengasuh dan elemen pesantren, khususnya mereka yang memiliki kemampuan membaca kitab kuning, agar dapat mengembangkan wawasan keilmuan secara global dengan perspektif Barat.
“Program ini tidak hanya meningkatkan kapasitas akademik, tetapi juga membuka peluang kolaborasi internasional dalam melestarikan peradaban Islam yang damai dan progresif,” ujar Ning Fetra.
Ia menambahkan bahwa pendekatan seperti konsep madrasah discourse menjadi landasan utama dalam membangun perdamaian melalui pendekatan yang kolaboratif dan berorientasi pada masa depan.
Kehadiran Ning Fetra dan rombongan di KBRI mendapat sambutan hangat dari jajaran diplomatik.
Dalam diskusi yang berlangsung, dibahas berbagai potensi kolaborasi antara KBRI dan peserta program untuk mendukung pengembangan kapasitas pesantren di tingkat global.
Program ini diharapkan menjadi tonggak penting bagi santri Indonesia untuk tampil di kancah internasional, membawa semangat inovasi, dan memperkuat peran pesantren dalam membangun peradaban dunia. (Red)