
Oleh: Muthia Ulya Hanifah*)
SUARAMUDA, SEMARANG – Pada dasarnya setiap individu yang terlahir ke dunia ini memiliki berbagai karakter yang berbeda antara satu dengan lainnya. Tanis (2013) memaknai karakter ialah watak, tabiat, akhlak ataupun budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain.
Karakter seseorang tidak langsung terbentuk begitu saja, tetapi karakter seseorang akan terbentuk dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, faktor lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat tempatnya tinggal.
Seseorang yang tinggal di lingkungan yang baik akan berdampak baik pada pembentukan karakter. Sebaliknya, jika seseorang tinggal di lingkungan yang tidak baik maka dapat berdampak buruk pada pembentukan karakter anak.
Jika dikaitkan dengan masyarakat, karakter seseorang akan sangat berpengaruh terhadap peradaban suatu bangsa (Lickona, 2013).
Sementara Kolhberg & Hersh (1977) berpandangan, selain dipengaruhi oleh lingkungan, usia juga mempengaruhi pembentukan karakter. Semakin usia seseorang bertambah maka pemahaman terhadap aturan juga ikut bertambah.
Peran Stakeholders
Membentuk karakter anak sejak dini memerlukan peran aktif dari berbagai pihak, baik dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan juga pemerintah.
Sehingga perlu kesadaran dari semua pihak yang dapat mempengaruhi kehidupan anak seperti keluarga, sekolah dan masyarakat maupun kelembagaan untuk saling bekerjasama membentuk karakter yang baik pada anak (Zuchdi, 2012).
Pendidikan karakter merupakan peran lembaga pendidikan untuk membina para generasi muda penerus bangsa supaya dapat berperilaku baik dan sopan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Sehingga akan menghasilkan penerus bangsa yang berkarakter yang telah menjadi cita-cita bersama. Maka peran pendidikan untuk anak sangat penting sebagai dasar pembentukan diri sejak dini (Wibowo, 2012).
Dalam konteks ini, pendidikan bukan sekedar sebuah kegiatan belajar di kelas, tetapi lebih pada upaya yang dilakukan agar peserta didik dapat membentuk karakter yang baik.
Selain itu, mengembangkan potensi diri yang dimilikinya menjadi lebih baik dalam segala aspek baik dari segi moral maupun keterampilan sehingga di masa depan akan sangat bergunan bagi masyarakat dan bangsa.
Tujuan pendidikan nasional tertuang pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga para generasi muda dapat memberikan kontribusi positif untuk masyarakat dan bangsa Indonesia.
Lantas, seberapa berpengaruh karakter terhadap prestasi akademik?
Peserta didik dengan karakter baik dapat meningkatkan kemampuan akademik mereka (Benninga dkk., 2003). Karakter baik juga dapat meningkatkan kemampuan soft skill peserta didik (Mustari, 2014).
Selain itu, mereka yang memiliki karakter baik juga memiliki mental yang positif, yang oleh Ryan & Deci (2006) disebut akan memberikan manfaat kepada dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya.
Sekolah yang mendukung nilai karakter akan sangat berpengaruh pada prestasi akademik peserta didik karena dalam di dalam karakter terdapat nilai-nilai positif, seperti nilai kedisplinan, kejujuran, kreativitas, dan motivasi belajar peserta didik.
Menurut Agustina & Kurniawan (2020) motivasi belajar dari diri peserta didiklah yang menggerakkan dan mendorong aktivitas belajar peserta didik tanpa paksaan siapapun sehingga dapat menggapai segala tujuan yang diinginkannya.
Peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung prestasi akademiknya juga tinggi. Penelitian menunjukkan terdapat delapan karakter yang berperan penting dalam meningkatkan motivasi belajar diantaranya adalah tujuan belajar, disipilin, percaya diri, berpikir positif, tekun, harga diri, pandai, dan kemampuan dalam mengambil resiko.
Jika kedelapan kriteria ini terpenuhi maka dapat mengurangi resiko penurunan prestasi akademik peserta didik. Namun hal yang bisa digarisbawahi, setiap individu yang lahir ke dunia ini mempunyai sifat dan juga karakter yang berbeda.
Karakter ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor keluarga, sekolah, dan juga masyarakat tempatnya tinggal yang mendukung pertumbuhan karakter mereka.
Selain dipengaruhi oleh lingkungan, pembentukan karakter juga dipengaruhi oleh usia. Semakin bertambahnya usia maka pemahamannya mengenai aturan juga akan ikut bertambah.
Dalam proses pembentukan karakter peserta didik membutuhkan peran dari berbagai pihak, pihak keluarga, sekolah, masyarakat, dan juga pemerintah.
Harapannya dengan kerjasama dari berbagai pihak ini dapat membentuk generasi muda saat ini yang pandai dan cerdas. Selain itu, juga memiliki karakter yang bagus seperti kejujuran dan kedisiplinan sehingga mampu berkontribusi positif bagi bangsa.
Karakter yang baik akan membawa lebih banyak manfaat untuk dirinya sendiri, karena seseorang yang memiliki karakter baik cenderung dalam prestasi akademiknya juga baik. (Red)
*) Muthia Ulya Hanifah, mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika, Universitas Sunan Kalijaga Yogyakarta